Hai,Bagas-apa?jadi pacar lo?

45 6 1
                                    

Satu minggu telah berakhir.Semua tampak baik baik saja.Arin masih menikmati masa masa disekolah barunya,bertemu keempat temannya,bertemu dengan siswa lainnya.

Angkot itu berhenti tepat diseberang jalan.Didepannya,sekolah Arin terpampang jelas.Arin turun dari angkot dan menyodorkan uang 10.000 pada sang supir.
Arin terpaksa menggunakan angkot karna akhir akhir ini pendapatan ekonomi keluarganya menurun.
Ia tak mau memberatkan kedua orang tuanya.Ia ingin jadi anak yang berbakti pada orang tuanya.

Sekitar 10 menit lagi bel akan berbunyi.Arin berlari dikoridor dengan kencangnya agar tidak terlambat.
Arin tadi pagi bangun kesiangan.Makanya ia terlambat.

Duk
Arin menabrak seseorang sampai ia terpelanting kebelakang.Buku yang ia genggam dengan kedua tangannya didada,berhamburan kemana mana.Arin meringis.

Ia mendongak melihat rupa orang yang menabraknya.Rambut yang sedikit panjang menghalau rupanya.
"Kalo jalan pake mata!"bentak orang itu yg ternyata laki laki.
Arin melihat rupanya.Tampan.Sangat tampan.Bagaikan dewa Yunani.

Arin tak berhenti menatapnya sampai suara bel berbunyi.Laki laki itu berlalu dan menginjak salah satu buku Arin.Buku biologinya.

Arin yang membereskan bukunya yang berhamburan merasa tercengang.Orang itu menginjak bukunya.

Arin geram.Ia menoleh dengan kasar kearah cowo tadi yang hanya kelihatan punggungnya saja.Rasa marahnya menggebu gebu.
Arin ingin menjewer atau menendang kaki si penginjak,sayang waktunya gak pas.
Lantas ia berdiri dan langsung berlari kembali menuju kelas.

Fyuhhh
Keberuntungan menyertai Arin.
Untung gurunya belum masuk kelas.Semua siswa menatap Arin termasuk keempat temannya.

Arin berjalan menuju mejanya.Ia meletakkan tasnya secara kasar.Hari ini dia terlalu lelah dan malas untuk belajar.
Lusia menatap Arin heran.
"Kenapa Rin?"tanya Lusia yang sedang mencari buku biologi.
"Ehhh liat nih,buku biologi gua diinjek"ucap Arin menyodorkan buku biologinya.
Reva yang berada didepan meja mereka,menoleh penasaran.

"Siapa yang injek buku lo,Rin?"tanya Reva menggeretakkan jari jarinya seolah ia akan menghajar si pembuat buku Arin kotor.

"Gua gak tau namanya,name tag-nya engga ada.Tapi orangnya ganteng banget.Rambutnya itu panjang sampe nutup mata"jelas Arin sambil menempelkan telunjuknya di dagu.

Lusia dan Reva saling berpandangan penuh kengerian.Mereka menoleh kearah Arin.Arin mengangkat sebelah alisnya.
"Rin lo tau gak siapa yang lo tabrak?"ucap Lusia dengan raut wajah yang sulit Arin pahami.Arin hanya mengangkat bahu tandanya ia tidak tahu.
"Ya mna gua tahu,kalo gua tahu ngapain nanya kalian coba"

Reva menelan sulit salivanya.
"Rin lo itu nabrak---"suara Reva terputus saat Bahit-ketua kelas berteriak.

"Woi,killer teacher matematika alias bu Via menuju kekelas.Otw diem lo pada!"Bahit yang berdiri langsung duduk sigap.

Semua siswi yang sedang ngobrol mulai berhenti dan merapikan duduk mereka.Termasuk Lusia,Reva dan Arin.
Arin masih penasaran dengan siapa yang dibicarakan oleh Lusia dan Reva.

Kriettt
Engsel pintu berbunyi.Seorang wanita paruh baya membawa tumpukan kertas.Ya itu lah bu Via.Ia menatap seluruh siswa dengan dingin seolah mau memakan siswa siswi dikelas ini.Tak ada yang berbicara.Hanya keheningan yang terasa.

Bu via mendudukan pantatnya di kursinya.
"Kita ulangan harian hari ini,saya sudah membuat soal dan kalian hanya perlu mengisinya langsung"Ujarnya tanpa ekspresi.

"YHAAAAAAAAAAAAAA"teriak seluruh siswa.

"Gak ada yahhhh yahh-an cepet kerja!Bahit,bagikan kertas ulangan sekarang ke temen temen kamu"

Hai,BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang