Hai,Bagas-awal mula

15 3 0
                                    

"Jadi gini rin ceritanya....."
********
Flashback on
Arin pingsan tepat dihadapan Bagas.Bagas shock bukan main.Tangannya mengeluarkan keringat dingin.Satu kata yg ia lontarkan didalam hatinya.

Bodoh.
Bagas menyalahkan dirinya yang tidak menyadari kehadiran Arin tepat di belakang Alvian.Entah apa yg merasukinya sampai ia menonjok pipi kanan Alvian hingga robek mengeluarkan darah segar.

Semua orang yg menyaksikan itu langsung dirundung kepanikan.Bagi yg nggak waras,mereka malah asik menyorak walau suasana mulai mencengkam.

"An**ng lo!!!!"Bagas mulai bersiap dengan kepalan tangan yang sudah tidak sabar menonjok buta wajah Alvian.
Alvian tertawa hambar.Ia mengelap darah dengan tangannya sendiri.Ia melihat Bagas dengan tatapan meremehkan.

"Napa takut?nih pukul semuanya"Alvia menunjukan seluruh wajahnya saat kakinya mulai beranjak.

Bagas bersiap melayangkan bogeman namun sayang,tangannya ditahan Radit serta badannya ditahan oleh Leo.
"Gass tenangin diri lo napa.Tu cecu**uk udah parah gas"
Nafas Bagas terengah engah.Dadanya naik turun akibat emosi yang meluap luap.
Bagas menoleh kearah Arin yang kepalanya sedikit lecet akibat menghantam dinding.
Arin tidak sendiri.Najwa,Reva,Lusia dan Zahra tampak panik seketika.Semua orang mengerubungi tubuh Arin yg tergeletak tak berdaya.

Zahra cs berusaha membopong tubuh Arin namun usaha mereka gagal saat Bagas mendekat dan langsung menarik Arin dari teman temannya.Bagas menggendong Arin ala bridal style yang membuat orang disekitar mereka shock bukan main.
Contohnya aja graceselda,orang yang menyukai Bagas.Ia selalu melakukan apapun demi mendapatkan hati Bagas.Namun kali ini ia melongo dengan tidak percaya.O.K.dia marah melihat Bagas menggendong Arin.

Bagas berjalan dengan tampang dingin dan menusuk.Semua orang memberi akses jalan agar tidak dibunuh oleh Bagas.
Zahra cs mengikuti langkah Bagas dengan cemas.Bukan cemas karna orang menggosipi Bagas dan Arin,melainkan keadaan Arin yang harus dicemaskan.

Leo dan Radit melongi melihat kejadian super duper langka.Apakah dia orang disukai Bagas?pertanyaan mereka berputar putar diotak.

Pak Imam datang dari Arah sebaliknya.Sepertinya Pak Imam sudah menyeret Alvian terlebih dahulu kekantor BK.Pantesan aja APYO gak tahu kemana Alviannya.

"Bagas!sini kamu"tegas pak Imam tak terbantahkan.Kalian pikir Bagas akan menoleh?mengikuti perintah sang guru?kalian salah besar.Yang menoleh hanya lah teman temannya,Zahra cs,Radit dan Leo sedangkan dirinya berhenti ditempat tanpa menoleh sedikitpun.

"Nanti aja pak.Ada nyawa yng perlu saya selamatkan"ucapnya dingin.Dari luar Bagas memang sedang tak ingin berbasa basi alias lagi dingin namun di dalam hatinya sungguh cemas akan keadaan Arin.

"Lu kenapa pake disana sih?"ucapnya sambil menunduk melihat Arin yg teduh.Walau tengah pingsan,kecantikan sosok yg ia rindukan selama ini tidak hilang dari dulu sampai sekarang.Ingin rasanya Bagas mengecup kening Arin.Tapi rasanya saat tidak pas.

"Gas..Bagas..Reigan Bagas Kara lo denger gak sihhh??"panggil Reva ketus dan membuat gendang telinga Bagas pecah berhamburan.Reva benar benar merukan momennya saat ini.Kalau saja Reva bukan sepupunya,mungin udah ia cincang jadi sate.

"Apa cabe?!sakit nih kuping gua"keluh Bagas.
"Noh si botak marah mulu berisik tau gak.Makanya dengerin dia biar gak berisik mulu"sewot Reva.

"Bagas kamu sini,biar Arin Leo yang bawa.Kamu harus keruang kepala sekolah"ujar pak Imam selembut mungin.Bukan lembut ikhlas melainkan lembut yg dipaksa.Leo membulatkan matanya sempurna.Apa?dirinya?suruh gendongin tu cewe yang namanya aja dia gak tau.Radit senyam senyum sambil merangkul pundak Leo.

"Udah terima aja tawaran si botak.Mumpung tu cwe cantik.Dari pada lo gendongin si boboho mrnding lo gendongin dia...sst cepetan biar gak kena hukum juga,bego"isyarat Radit pada Leo.Leo hanya mendengus kesal.
"Ogah!"
"Jadi lo mau kita kena hukum juga?"
"Emng kena hukum apa?kita kan gak ikutan berantem"
"Kita kan ngerokok berjamaah anj*r!"
Leo hanya ber-oh ria.
"Biarin lah sekali sekali"
"Lah si dugong kangen lu ama mistar pak Jaka?"
"Iya...lumayan rindu gue"
Oke,otak Leo udah mulai berkarat menurut Radit.

Lanjut ke Bagas....
"Tapi pak--"
"Gak usah sok sok-an jadi romeo kamu.Menyelamatkan Juliet.Emng dia suka apa sama orang kayak kamu"Pak bot--ehh maaf maksudnya pak Imam menyindir ria Bagas.

Bagas menatap Pak Imam dengan tajam.Setajam silet!
Kemudian pak Imam mulai memanggil Leo yang berada disamping Radit.
"Leo,sini kamu"panggil Pak Imam yang seperti panggilan setan di telinga Leo.
"Dittttt...beneran gue harus kesana?"rengek Leo.
"Udah cepetan.Lo tau kalo si botak lagi PMS bisa kelar lo"tutur Radit serius.Sebenarnya bercanda yang diserius riusin.Unfaedah bener!

Leo berjalan mendekat dan langsung mengambil Arin ditangan Bagas.Leo juga menggendong Arin ala bridal style yang membuat ia dihadiahi tatapan super tajam dari Bagas.

Lalu Leo melangkah meninggalkan Bagas yang terpaku disana.Leo sudah tahu apa yang akan terjadi kemudian.Bagaimana pun ini bukan salahnya.Salahkan saja si botak.

"Sudahhh kalian semua bubar!"tegas Pak Imam yang tangannya bergestur mengusir.Semuanya berjalan menuju kelas masinf masing.Semua masih membincangkan tentang Bagas dan Arin tadi.Mereka mencibir Arin dengan kata Ari itu penggoda yang 2 atau 3 hari akan putu dengan Bagas.Namun menurut Bagas,Ia dan Arin tidak akan putus.Se.la.ma.nya!

Tanpa aba aba,pak Imam langsung menarik telinga Bagas hingga ia ia mengaduh kesakitan.
"Adoiiii pakkkk Sakitt..jangan main tarik tarik apa pak...nanti lepas nih kuping saya.Bapak mau gantinya.nanti saya tuli,gimana?pokoknya bapak harus tanggung jawab"
"Tanggung jawab?emng saya hamilin kamu,hah?lagian ya gak kapok kapoknya kamu masuk ruang BK kangen terus ama saya?"
"Kok bapak tahu saya lagi kanhen bapak?"tanya Bagas antar centil dan bingung.
"Bagasssss"pak Imam semakin kuat menarik jeweran ditelinga Bagas.Dan semakin kuat lah Bagas mengaduh.
"Sakit pak!"bentak Bagas.
"Bapak gak punya hati nuraini ya?sakit ini"
"Nuraini..nuraini..ngatain istri saya kamu.Kecil kecil udah kurang ajar"
"Yeee lagian sifat bapak beda ama istri bapak.Bu Nuraini kan baik hati kalo bap----adohhhh pak sakittt"Pak Imam semakin menarik jewerannya.Bagas yakin telinganya akan memerah atau tidak copot.
"Rasain kamu,makanya jadi orang jangan jadi preman gak ada akhlak.Urat malu kamu udah putus ya?gak pernah malu kurang ajar ama orang tua"
"Kenapa harus malu.Gini ya pak.Kita itu harus percaya diri.Apapun harus percaya diri.Kalo kita telanjang gak pake baju didepan umum baru itu mau"Bagas berasumsi gila.Tapi bener sih apa yg dikatkan Bagas.
Apapun kita harus percaya diri.Tapi sewajarnya aja lah jangan terlalu pede terus.

Haloohaaa..aim kambek.
Oh ya,besok kan IDUL ADHA jadi APYO minta maaf lahir batin ya jika ada salah kata yg bikin kalian gak nyaman ama ini cerita.
Potong sapi apa kambing nih kalian?kalo APYO gak kurbanin apa apa.Cuma kurbanin mantan buat yang lainnya.

Readers=bukan kurbanin tapi KORBANIN.
Okeoke APYO memang selalu typo.

Minal aidin gaesss
🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Salam cerah
Ketypoan APYO
*sitiazzaheda*
💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hai,BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang