Psycho Boyfriend - 01√

451K 25.7K 5.7K
                                    

KALAU LU KE SINI MAU PLAGIAT LEBIH BAIK CABUT! CERITA INI UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG!

Dinginnya angin malam yang terasa menusuk sampai ke tulang-tulang dan ditambah lagi gelapnya malam yang diiringi suara-suara binatang membuat suasana terasa mencekam. Itulah yang dirasakan gadis cantik bernama Gisella Auliya, ia baru saja pulang dari acara party ulang tahun temannya.

Kakinya terus melangkah di tengah keheningan malam. Walau sedikit takut berjalan sendiri, Gisel tetap berusaha tenang. Namun, ketenangan yang berusaha Gisel bangun runtuh seketika kala dirinya melewati gang sempit. Dirinya merasa ketakutan.

Bukan. Bukan gang sempit yang membuatnya ketakutan, melainkan suara jeritan yang membuat hati Gisel bergemuruh.

"Argh! Tolong! Ampun, Tuan. Sakit ... jangan bunuh saya! Hiks, sakit. Tolong ... sakit ...."

Jeritan itu yang membuat Gisel ketakutan. Walau begitu, Gisel tak langsung pergi. Rasa penasaran membawa dirinya semakin mendekat gang sempit itu. Dirinya memang tidak naik kendaraan, karena letak pesta temannya tidak terlalu jauh dengan apartment miliknya.

Pelan tapi pasti, Gisel berjalan mendekati gang tersebut.

Gisel membekap mulutnya, menahan jeritan yang siap keluar. Dirinya merasa benar-benar ingin jatuh pingsan kala dengan mata telanjangnya sendiri, dia melihat sosok pria yang tengah memotong lidah seorang perempuan yang sudah berlumuran darah di atas tanah.

Deru napas Gisel memburu melihat pria itu bukan hanya memotong lidah sang perempuan yang sudah terkapar tak berdaya. Namun juga mencongkel mata perempuan itu.

Jeritan Gisel tak bisa tertahan lagi kala perut wanita itu sudah dirobek hingga membuat sosok pria yang tengah bersenang-senang itu sedikit terganggu.

Bruk!

Tas Gisel terjatuh hingga menimbulkan suara yang lagi-lagi membuat sang pria semakin terganggu.

"Siapa?" Suara tenang yang berasal dari pria itu membuat Gisel meneguk ludah yang terasa pahit dengan susah payah.

Gisel melangkah mundur secara teratur saat mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Suara langkah kaki dari pria gila itu.

"Apa yang kau lakukan di sini, gadis manis?" Sebuah senyum terbit dari bibir pria itu kala dirinya sudah berhasil melihat wajah seorang gadis yang mengganggu kesenangannya.

Tubuh Gisel semakin gemetaran hingga tanpa aba-aba dirinya langsung berlari begitu saja, meninggalkan sosok pria yang hanya terkekeh pelan melihat itu.

"Kabur lah sejauh mungkin."

***

Napas Gisel terengah hebat. Dirinya langsung memasukkan password apartemen miliknya kemudian segera masuk dan mengunci pintu.

Dengan tubuh lemas dirinya langsung bersandar di pintu itu. Di sana, dirinya berusaha menetralkan deru napasnya yang memburu.

"Semoga dia tidak mengejarku." Gisel bergumam dengan tangan yang menekan dada.

Selesai dengan urusan napas dan jantung yang menggila, Gisel langsung bangkit dan memasuki kamar mandi. Bayangan adegan pembunuhan yang terus melintas di benaknya membuat dirinya segera membasuh wajah dengan air di wastafel.

"Gisel kamu harus bisa lupain kejadian tadi. Please, pergi dari kepalaku." Gisel memukul kepalanya pelan, berusaha menghilangkan bayangan kejadian tadi.

Rasa takut kembali menyerang Gisel kala mengingat pembunuhan tadi, membuat Gisel segera merebahkan tubuh di atas ranjang lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Psycho Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang