Psycho Boyfriend - 29

105K 10.4K 1.1K
                                    

#Psycho_Boyfriend
#part50

"Bagaimana bisa kalung ini ada padamu heh?!" bentak Raka, ia menarik kerah jaket yang tengah di pakai oleh seorang preman berwajah sangar dan bertubuh besar.

Bukan tanpa alasan, Raka tidak akan marah tanpa alasan. Raka marah pada preman itu karena sebuah kalung yang berada di saku sang preman.

"Ais, sialan kau, keparat!"

Bugh!

Kepalan tangan Raka menghantam dan mengenai pelipis preman itu kuat hingga tubuh sang preman itu sendiri pun jatuh tersungkur di tanah untuk kesekian kalinya.

Sudut matanya bahkan kini robek dan mengeluarkan darah segar. Rasa perih dan sakit bercampur menjadi satu.

Raka tak puas hanya sampai di situ, ia menarik kembali laki-laki itu agar segera berdiri di depannya.

"Dia yang memberikan ini padaku, Tuan!" Laki-laki itu menjerit kala sebuah pisau menusuk perutnya. Dia salah apa?

"Keparat! Gara-gara kau aku kehilangan jejak gadisku!" kesal Raka semakin menusukkan pisau itu dalam. Ia geram, pisau yang masih menancap itu ia gerakan secara abstrak membuat jeritan kesakitan dan darah mengalir deras.

Masih tak puas, Raka menendang perut laki-laki itu dengan kuat hingga terjungkal ke belakang. Ia menatap laki-laki itu dengan tatapan membunuh. Tangannya mengepal dengan kuat, netra birunya menatap pada kepala laki-laki yang tengah menahan sakit pada perutnya itu. Rupanya preman itu tak juga mati. Maka baiklah ....

Dor!

Sebuah peluru menghantam kepala laki-laki itu dengan cepat tanpa bisa menghindar, laki-laki itu mati mengenaskan membuat Raka tersenyum lebar. Bagiamana jika setelah ini ia membunuh calon ibu mertuanya dan juga adik iparnya. Sepertinya akan sangat menyenangkan.

"Itu salahmu, karena kau telah menerima kalung itu. Jika tidak, kau tak akan mati," ujarnya sambil menatap mayat laki-laki itu dengan bengis.

Raka pergi dengan amarah yang masih membelenggu.

Tadi ia bergegas pergi kemari kala di sinilah tempat yang ponselnya tunjukan. Ponselnya menunjukkan bahwa seharusnya Gisel ada di sini, tapi apa?! Setelah ia sampai di sini, ia hanya menemukan tiga pereman yang sedang mabuk berat.

Ia tak menemukan Gisel di sini, gadisnya tidak ada, dan itu tandanya ia hanya membuang-buang waktu datang kemari. Maka dari itu, dari pada ia ke mari hanya melakukan hal yang sia-sia, ia bunuh saja preman itu.

Jika kalian bertanya di mana kedua preman yang lainnya maka jawabannya adalah mati, Raka lebih dulu membunuh mereka dengan menggunakan pisau lipatnya.

***

Pria itu menyeringai kala melihat seorang gadis yang berjalan ke arahnya. Dengan gaya cool dan tubuh yang bersandar pada kap mobil pria bernama lengkap Daraka Saputra Kean itu menatap sahabat kekasihnya--Airin yang berjalan ke mendekati dirinya.

Mata Airin membola ketika melihat Raka. Jantungnya berdegup kuat saat itu juga. Raka? Benarkah Raka yang akan menemuinya? Tapi untuk apa?

Ingin mundur tapi ragu. Airin bimbang. Ia tak tahu jika Raka yang datang menemuinya. Tadi satpam rumahnya hanya mengatakan bahwa ada seseorang yang menunggu di dekat pagar, itu saja.

Raka tersenyum miring melihat Airin yang berjalan ke arahnya dengan langkah yang semakin lama semakin melambat. Bukan tanpa alasan, Airin dapat merasakan aura Raka yang berbeda dari orang lain. Sedikit mengerikan, dan membuat bulu kuduk meremang.

Psycho Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang