Psycho Boyfriend - 13

140K 12.9K 1.4K
                                    

"Pergi dong," doa Gisel dalam hati, sebenarnya ia hanya pura-pura pingsan, ia takut dengan hukuman Raka.

Sekali lagi, Gisel melupakan kemampuan Raka yang membuat Raka tersenyum tipis, ia mendudukan dirinya pada bangku yang berada di dekat brankar.

Raka menyangga dagunya dengan satu tangan, sementara satu tangannya kini membelai lembut rambut Gisel.

"Udah, bangun! Nggak usah pura-pura pingsan! Aku nggak bakal hukum kamu."

Gisel tak sepenuhnya percaya dengan ucapan Raka, ia masih setia memejamkan matanya, ia sebenarnya sedikit terkejut ketika Raka tau ia hanya pura-pura pingsan.

"Kamu bangun atau aku bawa ke hotel," ancam Raka dan otak Gisel langsung connect.

Sontak Gisel yang tahu maksut Raka langsung membuka matanya, kemudian langsung duduk membuat Raka tersenyum simpul melihatnya.

"Good girl." Raka mengacak rambut Gisel.

"Beneran nggak dihukum 'kan?"

Raka mengangkat bahunya, kemudian melenggang pergi.

"Dalam hitungan kelima kamu nggak di sampingku, aku hukum kamu," ancam Raka tanpa menatap Gisel. Dia berjalan santai sementara Gisel langsung berlari mengejar Raka dengan cepat karena Raka sudah jauh.

"Huh ... huh ... Cepat banget sih, jalannya!" Gisel menggerutu di samping Raka.

"Kau saja yang lambat," ejek Raka tanpa dosa.

Gisel mengerucukan bibirnya, ia langsung merangkul pinggang Raka ketika melihat Raka hendak berlari.

Raka tersenyum tipis, kemudian dengan kasar ia melepas tangan Gisel dari pinggangnya.

"Maaf," ujar Gisel ketika sadar ia telah lancang memeluk pinggang Raka.

Raka langsung berganti merangkul pinggang Gisel membuat Gisel tersentak kaget.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengan bundaku?" tanya Raka dengan pandangan lurus ke depan.

"Mmm, aku keluar apart untuk membeli cemilan, terus aku melihat bunda mu pingsan di depan lift," jawab Gisel dengan menunduk.

Raka menghentikan langkahnya kemudian mengangkat dagu Gisel.

"Jangan menunduk, kau hanya boleh tunduk dengan ucapanku."

Raka kembali melanjutkan langkahnya dengan tangan yang masih setia merangkul pinggang Gisel.

Tepat saat itu, seorang pria tampan melintas. Wajahnya begitu tampan membuat Gisel memuja tanpa sadar.

"Ganteng banget," gumamnya menghirup aroma tubuh laki-laki itu dalam-dalam yang membuat Raka kembali menghentikan langkahnya.

"Siapa?" tanya Raka dengan menatap tajam ke arah Gisel.

Gisel tersenyum, ia ingin menjahili Raka. "Itu, laki-laki itu," tunjuk Gisel dengan dagunya.

"Dia tampan, nampaknya juga baik," ujar Gisel dengan senantiasa menatap pria itu dengan tersenyum.

"Jangan pernah memuji pria lain!" Raka langsung menarik tangan Gisel kasar. Dia tak suka mendengar itu. Raka menggeram marah, matanya menyorot tajam.

"Aku akan memberimu hukuman, agar kau tak pernah mengulangi itu," kata Raka dingin.

Gisel mendadak panik. "Maaf, Rak. Aku bercanda." Gisel ketakutan. Sungguh ia menyesal, ia hanya berniat menjahili Raka.

"Awz, pelan-pelan Rak!" Gisel meringis kesakitan ketika Raka meremat kuat pergelangan tangannya.

Psycho Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang