Kekasih Bayangan 3

28 6 0
                                    

Deg..

Lesya merasa, jantungnya baru saja dihujam ribuan jarum besar. Kepalanya, seakan dihantam wajan besi berdiameter sembilan puluh sentimeter.

Dan badannya? Badannya lemas, seakan tak mendapat pasokan udara di sekitarnya. Tubuhnya menegang mendengar kalimat Felisya.

Lesya memejamkan kedua kelopak matanya cepat. Dihadapannya, dikelilingi anak anak kampus, dan Fathan yang berlutut di hadapan Diela, sang Primadona Kampus.

Fathan meraih tangan Diela dan menggenggamnya. "Kamu mau 'kan, La. Jadi pacar aku?" tanya Fathan.

Sorak sorak kata 'terima' yang dilontarkan anak kampus, membuat Lesya semakin merasakan sakit.

Lesya masih memperhatikan gerak-gerik Fathan dari belakang para mahasiswa lainnya. Karena kurang jelas, akhirnya Lesya memberanikan diri untuk berdiri di barisan paling depan. Menyaksikan kejadian yang sangat menyakitkan baginya.

Sebisa mungkin, Lesya menahan air matanya agar tak keluar dari tempatnya. Namun, air mata Lesya begitu nakal sehingga turun tanpa ijin dan membasahi pipi mulus milik Lesya.

"Kamu mau 'kan Diela? Kamu mau 'kan jadi pacar aku?" ulang Fathan karena Diela masih saja diam tak bersuara.

"Terima aja Diela. Jangan sia-sia in Fathan."

"Iya Diela, terima aja."

Diela masih terdiam. Bohong jika dirinya tak kaget. Pengungkapan perasaan dari Fathan yang secara tiba-tiba itu membuat dirinya tak menyiapkan persiapan.

"Diela?" panggil Fathan yang berhasil menyadarkan lamunan Diela.

"Eh," sahut Diela. Diela meminta Fathan yang masih berlutut untuk berdiri.

"Maaf ya, Than, Aku bukannya nolak kamu. Tapi aku butuh waktu buat jawab semua ini," ujar Diela sambil tersenyum.

"Oke, aku tau. Kamu mungkin kaget sama apa yang aku lakuin ini. Secara aku ngungkapin perasaanku tiba-tiba gak ada PDKT-an. Sebenarnya udah dari dulu aku suka sama kamu tapi ya, diam-diam. Dan hari ini, aku baru berani ngungkapinnya. Aku tunggu jawabannya ya," ucap Fathan sambil membalas senyuman manis Diela.

"Yaudah ya Fathan, Diela mau pamit dulu," pamit Diela ramah yang diangguki Fathan.

"Yaah, penonton kecewa..." sorak semua mahasiswa yang menyaksikannya. Lalu mereka meninggalkan tempat dimana Fathan menyatakan perasaanya kepada Diela tadi.

Fathan menundukkan kepalanya, lalu mendongakkannya kembali. Terlihat, Lesya yang sedang tersenyum ke arah Fathan sambil menyeka air matanya. Fathan menghampiri Lesya yang masih diam mematung.

"Lesya? Kamu kenapa?" tanya Fathan cemas.

"Ng...nggak apa-apa kok. Semoga kamu diterima ya sama Diela, dan juga..." ucap Lesya menggantung. "Semoga kamu bahagia ya sama Diela, dan semoga bisa bahagia-in Diela," pesan Lesya sambil tersenyum walau sebenarnya hatinya sangat sakit, hatinya tak rela mengucapkan kalimat itu.

"Iya, makasih ya, Sya," ucap Fathan membalas senyuman Lesya. "Tapi kamu beneran nggak apa apa kan, Sya?"

Lesya menggeleng pelan. "Ya udah, aku mau pulang dulu ya," pamit Lesya. Memang tadi kelas terakhir Lesya bersama Prof. Manggala.

*****

Lesya berada di kamarnya sekarang. Ditemani Felisya. Hatinya sesak mengingat hal di kampus. Lagi-lagi air matanya turun. "Sampai kapan pun, Fathan gak bakal jadi milik kamu, Sya. Kamu sama Fathan itu banyak perbedaannya. Kamu bisa cari laki-laki yang lebih baik dari Fathan. Yang sama kayak kamu," pesan Felisya panjang lebar sambil mengelus-ngelus punggung Lesya.

Kekasih BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang