Kekasih Bayangan 8

15 4 0
                                    

Lesya turun dari taksi dan berjalan dengan tergesa-gesa memasuki halaman rumah bernuansa modern dengan halaman yang lumayan luas milik Felisya. Dirinya akan meminta bantuan mengerjakan tugas sekaligus curhat. Kalian tahu pasti bukan? Jika perempuan bertemu maka akan ada gibah, foto, dan  curhat.

Kini, Lesya sampai di depan pintu berwarna coklat pekat berpintu dua. Ia memencet bel, lalu tak lama kemudian seorang wanita paruh baya dengan menggunakan celemek membukakan pintu menyambut ramah kedatangannya.

"Eh, Non Lesya. Mau ketemu Non Felisya?" tanya Bi Lisa selaku ART di rumah Felisya.

"Iya Bi. Felisyanya ada di rumah nggak?" tanya Lesya ramah, senyumnya terukir.

"Ada kok. Silahkan masuk," Lesya mengangguk sembari tersenyum. Ia mengikuti Bi Lisa. Kini, mereka sampai di depan kamar Felisya.

Bi Lisa mengetuk pintu kamar Felisya. Tak lama kemudian, keluarlah seorang gadis dengan ponsel ditangannya dan earphone yang terpasang.

Felisya langsung melepas earphone itu. "Eh Lesya, ada apa?" tanya Felisya.

"Biasa lah," cengir Lesya. Felisya memutar bola matanya jengah. Felisya sangat tahu apa yang akan dilakukan Lesya.

"Mmm, Bibi ke dapur dulu ya," pamit Bi Lisa yang diangguki keduanya.

"Yaudah, ayo masuk," ajak Felisya. Mereka memasuki kamar Felisya yang terlihat sangat rapi.

Lesya duduk di sofa yang ada disana ditemani Felisya. Lesya mengeluarkan tugasnya dari tas yang ia bawa. Lalu menunjukkan sederet giginya.

"Setengah lagi, bantuin ya," pinta Lesya. Felisya mengangguk mengiyakan. Lalu mereka mulai mengerjakannya. Namun, baru saja dua jam, Felisya menghentikan kegiatannya.

"Udah dulu ya, capek. Kita istirahat dulu," Lesya mengangguk. Ia merentangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Lesya teringat sesuatu, salah satu tujuannya kesini adalah ingin menceritakan kejadian itu bersama Fathan.

"Eh Fel, tau gak? Kemarin, Fathan nanya tentang perasaan aku ke dia," cerita Lesya. Felisya nampak serius mendengarnya.

"Terus, kamu bilang apa?" tanya Felisya penasaran.

"Ya, aku pertamanya ngebohong kalau Leon itu pacar aku. Tapi, Fathan kan gak bodoh, jadi kayaknya dia nanya-nanya gitu ke Leon, memastikan gitu."

"Nah, setelah itu dia ngedesek aku buat jujur, yaudah aku jujur aja bilang kalau aku suka sama dia," lanjutnya.

"Terus, Fathannya gimana?"

"Lah ya gitu, aku langsung kabur karena malu. Dan, Fathannya juga kayak yang gak peduli gitu," lirih Lesya.

"Lagian sih, udah dikasih tau juga," peringat Felisya.

*****

Semenjak Lesya jujur akan perasaannya terhadap Fathan, entah mengapa mereka menjadi semakin dekat. Bahkan, banyak orang yang menyangka bahwa mereka telah berpacaran. Namun, beberapa orang yang tahu tentang perbedaan mereka, menganggap mereka hanya bersahabat biasa.

Arfadhia Fathan Radeya
Nanti siang, bisa lunch bareng?

Lesya yang merasakan getaran kecil di ponselnya langsung merogoh saku celananya. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui Fathan mengajak makan siang bareng.

Lesya mengedipkan matanya berkali-kali. Ia mencubit kecil tangannya takut-takut ia bermimpi. Namun, kenyataannya tidak. Lesya sedang berada di dunia nyata sekarang.

"Kenapa?" tanya Felisya yang mendengar ringisan kecil dari mulut Lesya akibat dari cubitan itu.

"Fathan kok, tiba-tiba ngajak aku lunch bareng ya?" heran Lesya. Kedua alis Felisya tertaut. Jujur, Felisya pun bingung dengan sikap Fathan akhir-akhir ini.

Kekasih BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang