Kekasih Bayangan 5

22 6 0
                                    

Fathan terduduk di taman belakang rumahnya. Ia masih memikirkan ucapan Felisya tadi.
Kepalanya terasa berat, otaknya tak bisa berpikir jernih. Apalagi besok ia akan mendengar jawaban dari Diela.

"Arghh." Fathan berteriak frustrasi.

"Apa Lesya pernah disakitin? Sampe-sampe Felisya nyuruh aku buat jauhin dia? Tapi kapan ya?" Fathan mulai berbicara sendiri sambil menikmati suasana sore hari di taman belakang rumahnya.

Drtt...drtt...

Ponsel Fathan berbunyi nyaring pertanda ada panggilan masuk. Tertera disana nama Diela, berarti yang menelpon Fathan adalah Diela.

"Hallo, Assalamualaikum Than, bisa ketemu nggak?"

"Waalaikumsalan, ada apa?"

"Ada yang mau aku omongin, tentang jawaban itu. Mungkin sekarang aja."

"Jam berapa?"

"Jam 7 malam."

"Aduh gak bisa La, aku harus ke pondok."

"Besok aja gapapa kan?"

"Oh gitu ya, yaudah deh besok aja ya Than. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Fathan memutus sambungan telepon secara sepikah.

Semburat jingga telah terlihat, Fathan kembali memasuki rumahnya setelah beberapa lama ia duduk dibangku taman. Fathan berniat untuk membersihkan dirinya, lalu ia akan bersiap pergi ke masjid pondok.

"Fathan, ayo Nak," teriak seorang pria paruh baya dari belakang pintu kamar Fathan.

"Sebentar." Fathan keluar dari kamarnya dengan memakai baju koko dan sarung. Serta sejadah yang ia sampirkan di bahunya. Sungguh menarik hati kaum hawa.

"Ayo," ajak Fathan kepada Ayahnya. Mereka berdua berjalan bersama menuju masjid pondok yang tak jauh dari rumah mereka.

Fathan dan Ayahnya memasuki masjid dengan disambut hangat oleh anak-anak yanga ada disana. Anak-anak itu akan melakukan rutinitasnya di waktu sebelum maghrib hingga setelah isya.

"Assalamualaikum," sapa Fathan ramah kepada mereka.

"Waalaikumsalam Kak Fathan, kak aku duluan ya ngajinya," pinta salah seorang anak kecil laki-laki yang mengenakan baju berwarna merah maroon dengan kopiah hitam.

"Ngantri ya," jawab Fathan sambil tersenyum.

*****

Kini, Fathan tengah bersandar di dinding luar tiang masjid. Ia menatap kosong kedepan.

"Kak Fathan kenapa? Berantem sama Kak Lesya ya?" tanya salah seorang anak perempuan berjilbab biru yang memang dekat dengan Lesya.

"Kenapa kamu tanya gitu?" tanya Fathan.

"Ya, soalnya belakangan ini, Kak Lesya jarang kesini.

"Kakak gak berantem kok sama Kak Lesya. Mungkin Kak Lesya nya lagi sibuk sama kuliahnya. Kok kamu ada diluar? Bukannya temen-temen kamu pada di dalam ya?" tanya Fathan mengalihkan topik.

"Gak ah kak, gak seru. Aku juga lagi gerah, jadi aku keluar aja," ucap anak itu sambil tersenyum manis. Fathan hanya membalas senyumannya dan mengangguk mengerti.

*****

Suara adzan subuh sudah terdengar merdu dari masjid. Fathan tergesa-gesa menuju masjid. Jujur, ia bangun telat. Biasanya Fathan bangun pada pukul 3 dini hari untuk shalat tahajud. Tapi entah mengapa hari ini begitu telat.

"Kok kamu baru kesini?" tanya ayahnya Fathan yang baru saja keluar dari tempat wudhu.

"A-aku kesiangan Yah," ucap Fathan sedikit takut. Karena ayah Fathan sangatlah tegas, dan berubah menjadi galak jika berurusan dengan ibadah.

Kekasih BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang