PROLOG

13 1 0
                                    

"hai!"

Sapaan itu membuat ia tersentak dan melihat sekeliling, Tidak ada. hanya ada kegelapan

"Bangun! Ayo main."

Tangannya seperti di tarik dengan perlahan.

"S..siapa...kau?!"tanyanya ketakutan , ia mencoba memberontak ingin lepas dari cengkraman seseorang.

"Tenanglah aku tidak akan menyakiti mu." Ucapan itu terdengar lembut .

"Kau siapa! Aku tidak mengenalmu!"

Tiba-tiba terlihat cahaya putih yang menyilaukan mata. Membuatnya  menyipitkan kedua matanya untuk mengatur cahaya.

"Cantik sekali" gumamnya. Saat melihat dengan susah payah .

"Ya aku tau." Ucap bayangan transparan itu," kita akan segera bertemu, aku menyayangimu sahabatku."

Kemudian bayangan itu mendorongnya dengan cepat ke dalam cahaya.

________

"PA,MA!! KAKAK UDAH BANGUN!"teriak seorang anak laki-laki,yang sedang menggantikan kedua orang tuanya menjaga kakaknya yang koma karena kecelakaannya 2 bulan lalu.

Teriakan itu membuat kedua orang paruh baya berlari menuju ranjang gadis itu.

"Papa akan panggilkan dokter." Ucap ayahnya lalu berlari keluar ruangan.

15 menit kemudian

Pintu terbuka.

Ketiga orang itu langsung menghampiri dokter dengan sejuta pertanyaan.

"Ini keajaiban yang luar biasa."ucap dokter dengan nada senang dan di sambut dengan wajah sumringah ketiganya.

"Tetapi ada kabar buruknya." Tambahnya dengan menipiskan bibirnya lalu memperlihatkan air muka yang sedu.

_______

"Tak apa yang penting anak kita masih hidup Yah." Ucap ibunya sambil memeluk punggung suaminya yang sedang melamun. "Kita akan bantu mengingatkan dia secara perlahan." Tambahnya sambil mengusap air mata di pipinya.

"Pa..benarkah adik udah sadar?"tanya Deon anak sulung dari keluarganya.

"Iya sudah.....ayo kita lihat."ucap ayahnya dengan senyum yang merekah.

Tak apa kehilangan sebagian ingatannya dari pada kehilangan putri kesayangannya. Mungkin itu yang dipikirkan semua orang.

Ceklek

Keempat orang itu masuk dan terlihat seorang gadis yang sedang duduk dengan memejamkan kedua matanya.

"Kau baik-baik saja Ra?" Tanya Deon yang pertama menghampirinya.

Naura Mukhtar seorang gadis bermanik coklat cerah yang mengalami kecelakaan 2 bulan lalu hampir menewaskan dirinya , tetapi karena terdapat benturan di kepalanya yang cukup keras membuatnya kehilangan sebagian ingatan .

Naura membuka kedua matanya manik coklat itu terlihat lebih tajam sebelum kecelakaan.

"Mana mungkin aku sakit." Ucap Naura lalu memeluk Deon dengan erat.

"Ngapain kakak repot-repot kemari,padahal aku sudah sehat,kan kasian kakak nanti banyak tugas."tambah Naura sambil mendongak dengan senyuman bahagia.

Deon terlihat kebingungan  dia lulus satu tahun yang lalu di Amerika,lalu menatap sang ayah yang memberikan isyarat untuk diam.

"Hai... Kemari junior!"

Naura melepaskan pelukan dari Deon dan berjalan menuju Dio sambil merentangkan kedua tangannya.

Naura hampir mengangkat tubuh Dio.

"Nak jangan angkat-angkat Dio berat."ucap ayahnya sambil menarik tangan putrinya dan menyuruhnya duduk di sofa panjang.

"Ayolah ayah... Dio masih 3 tahun itu belum berat... sini-sini Dio."ucapnya sambil menepuk pahanya.

Naura mencium pipi Dio gemas dan membuat Dio merasa kegelian.

"Um...aduh..kaak Dio geli!"teriak Dio yang sudah lelah tertawa.

"Padahal aku baru masuk rumah sakit sehari, kayaknya udah lama ga ketemu kalian gitu."

Setelah melepaskan Dio, Naura menghampiri kedua orangtuanya lalu memeluknya.mereka saling berbalas pelukan .

"Naura mau pulang kangen sama Munchkin" ucapnya sambil memperlihatkan puppy eyes.

"Iya...lusa kita pulang."ucap papanya sambil mengelus puncak kepala Naura.

________




I am in DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang