Bakemono

49 4 3
                                    

Bel sekolah berbunyi lagi setelah 2 jam berlalu, kali ini menandakan bahwa waktu istirahat sudah tiba. Dan biasanya, aku dan Itsuki akan istirahat sambil menyantap bekal kami di rooftop sekolah. Kami memilih tempat itu karena di sanalah tempat yang paling damai, dan yang paling Itsuki sukai adalah di sana banyak kucing yang selalu menikmati makanan bersamanya.

"Ne... Aoi, apakah kau masih melanjutkan latihan menembakmu itu?" tanya Itsuki penasaran.

"sudah beberapa bulan terakhir aku tidak melanjutkannya" jawabku ketus

"he?! Kenapa tidak? Bukankah kau berlatih menembak karena kau berniat untuk menolong gadis yg pernah menolongmu sepuluh tahun lalu?"

Aku rasa Itsuki semakin penasaran dengan jawabanku barusan. Ya memang tujuan utamaku latihan menembak dengan senjata magnum itu untuk menyelamatkan gadis yang yang pernah membantuku dulu.

"entah lah... memang awalnya aku berniat melakukan itu, tapi setelah aku pikir pikir lagi aku rasa aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan gadis itu."

"hee!! kenapa kau berfikir seperti itu?" tanyanya lagi, kali ini Itsuki sambil memberikan ikan salmon kesukaannya kepada salah satu kucing di sekitar nya.

"ah... sudahlah, bagaimana dengan dirimu, kau masih menggunakan machete mu itu?"

"apa apaan itu, kau malah mengganti topik? Huft, ya aku masih melatih diriku dengan senjataku. tapi Aoi-san, aku rasa walaupun kau tidak akan bertemu dengan gadis itu, lebih baik kau terus melatih bidikanmu, tidak ada yang tahu kan suatu saat nanti akan berguna. Atau kalau kau benar benar di takdirkan bertemu dengan gadis itu, bagaimana?"

Seketika, aku kembali berfikir, dan aku rasa apa yang di katakan Itsuki itu ada benarnya.

"aku rasa kau ada benarnya"

"hahaha...tentu saja!" jawab Itsuki dengan percaya dirinya.

Lalu tiba tiba terdengar suara ledakan dari kejauhan, dentuman nya menggetarkan seluruh lantai di sekolah kami. Aku, Itsuki, dan seluruh orang orang yang merasakan getaran itu mulai merasa panik, tapi aku dan Itsuki berusaha menenangkan diri dan para murid, kami mulai mengarahkan mereka ke tempat yang lebih aman. Ada ruang bawah tanah yang dapat membantu kita untuk berlindung dari bencana

Saat murid terakhir berhasil di selamatkan dan hanya menyisakan aku serta Itsuki, tiba tiba ada dua remaja yang berusaha melindungi kota dari makhluk aneh besar yang menghasilkan getaran itu. Satu lelaki remaja dengan senjata pisau dan satu lagi gadis remaja yang memiliki senjata sniper. Entahlah mereka teman atau saudara kembar, tapi kedua remaja itu memilik warna mata merah-biru dengan letak yang berbeda.

Tak lama setelah itu, akhirnya makhluk itu berhasil di kalahkan oleh kedua remaja tersebut. Aku dan Itsuki yang melihat mereka dari awal benar-benar lega akhirnya semua kembali normal. Lalu lelaki remaja itu seakan akan melihat ke arahku dan Itsuki, aku pikir itu hanya perasaan ku saja, tapi kedua remaja itu benar benar menghampiri kami. Itsuki yang berusaha kabur pun berhasil aku tahan.

"kalian pasti Sanada Aoi dan Nakahara Itsuki, iya kan?" kata gadis berambut biru torquise itu.

Kami benar benar tercengang mendengar nama kami di sebutkan oleh orang yang sama sekali tidak kami kenal. Kami pun saling memandang satu sama lain saking tidak percayanya.

"Be... benar, ada keperluan apa, dan bagaimana kalian bisa tahu nama kami?" tanya itsuki dengan perasaan curiga.

"Kami dengar, kalian ahli dalam menggunakan senjata ya, seperti magnum dab machete " kata laki laki itu sambil menunjuk kami satu satu sesuai keahlian senjata kami.

KiReiSaKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang