Bab Tak Berjudul 7

17 2 0
                                    

Saat Aku dan Tanaka hendak untuk menutup pintu, tiba-tiba kami melihat sosok perempuan dengan rambut berwarna merah muda di kepang berdiri di depan kami. Aku, terutama Tanaka melihat gadis itu dengan wajah terpesonanya. Kami bertiga terdiam untuk sesaat.

"uhm... ha...hai" sapa gadis itu dengan senyuman manisnya.

Dan disaat itu, aku rasa Tanaka tidak bisa berbicara apa apa. Setelah beberapa detik melihat wajah manis dari gadis berkepang itu, wajah Tanaka menjadi merah merona lalu tubuh Tanaka tergeletak di lantai dengan keadaan lemas dan setengah tidak sadarkan diri. Aku yang di belakang Tanaka berusaha untuk menanggkap tubuh nya walaupun sedikit berat.

"Hei, kau tidak apa-apa?" dengan wajah khawatir, gadis itu lalu menghampiri Tanaka yang sedang setengah tidak sadarkan diri. Bukannya semakin membaik, justru lelaki beramabut ungu itu sampai mengeluarkan darah dari hidung nya. aku yang mengerti keadaan Tanaka langsung berbicara kepada gadis itu.

"Tidak apa nona, aku rasa dia hanya bekerja terlalu berat belakangan ini."

"Ah, begitu ya. Maaf aku tidak tahu akan hal itu." Gadis itu menepuk kedua tangan nya di hadapan mukanya sambil mengucapkan permintaan maafnya.

"Tidak apa, ngomong ngomong kau ini anggota baru KIREISAKA ya?" Tanya ku kepada sang gadsi berambut merah muda.

"Iya, oh ya perkenalkan, namaku Otogawa Miyuuki."

"Aku Sanada Aoi, dan anak ini Mikazuki Tanaka."

"Mikazuki Tanaka ya, nama yang keren." Tanaka yang masih setengah sadarkan diri ternyata semakin memburuk keadaan nya. kali ini dia benar-benar terlihat seperti orang yang sekarat.

"Ahhhh.. ma... maafkan aku" Miyuuki semakin panik dan langsung membungkukan badannya ke arah kami.

"Tidak masalah, aku bisa atasi ini" aku berusaha menenangkan Miyuuki yang semakin khawatir dengan keadaan Tanaka.

Tak lama kemudian, terdengar suara Rei dari speaker yang letaknya ada di ujung ruangan. Rei menyuruh Miyuuki untuk bersiap melakukan pelatihan fisik bersamanya.

"Ah... maafkan aku, aku tidak bisa membantu Tanaka, aku harus pergi sekarang."

"sudah tidak apa... fokus saja pada latihan mu. Soal Tanaka bisa ku tangani sendiri."

"baiklah, terimakasih Aoi, maaf sudah merepotkan" Miyuuki langsung bergegas menuju ruang pelatihan. Tanaka yang masih terbaring di pangkuanku itu kini terlihat seperti orang yang tertidur.

"Bangun woi!!" teriakku sambil menjitak kepala Tanaka dengan keras.

"Apa masalah mu hah??" seketika Tanaka terbangun dan karena tidak ingin kalah, Tanaka pun berteriak lebih keras dari suaraku.

"Aku tidak pernah mengira kau akan seperti ini bila bertemu wanita feminim." Ledekku.

"bisa kah kau berhenti bicara?" suasana hati Tanaka berubah menjadi tidak menyenangkan. Aku yang melihat itu semua hanya bisa menelan ludah dengan wajah ketakutan.

"ma... maafkan aku"

"Sudahlah, aku ingin sarapan saja. Tidak akan ada habisnya jika aku hanya mengurusi kau." Tanaka pun berdiri meninggalkanku dan menutup hidung nya yang berdarah dengan sapu tangan yang dia ambil dari saku celananya.

"Dasar, tadi dia bilang sedang tidak tertarik dengan wanita, sekarang bertemu dengan wanita feminim seperti Miyuuki dengan pandangan pertama sudah seperti itu" gumamku sambil tersenyum dan menaikan salah satu alisku setelah melihat Tanaka yang berjalan menuju dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KiReiSaKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang