Dimas udah sering banget berkunjung ke rumah Jani. Rumah Jani kecil namun hangat. Jani juga punya dua ekor kucing yang ia namai Mochi sama Matcha.
"Sabar ya Dim. Biasa itu anak suka lama kalau dandan, sekalian latihan jadi beauty vlogger kayaknya"
Kalau yang barusan ngomong itu Ana, kakak perempuan Jani satu-satunya. Dimas kenal Ana juga sebaik dia kenal anggota keluarga Jani yang lain.
"Aku dengar ya Kak!" Timpal sebuah suara dari balik pintu kamar yang tertutup. Suaranya Jani.
Dimas cuma ketawa kecil di tempatnya duduk di salah satu sofa ruang tamu rumah Jani. Setahun pacaran sama Jani, dia emang udah amat terbiasa melihat kakak-beradik itu saling bertikai dengan satu sama lain untuk berkelakar.
"Aduh bentar ya Dim, bentaaar banget" Dimas mendengar lagi suara yang sama kali ini berujar lembut kepadanya.
"Iya Cantik, masih lama kok acaranya" balasnya santai dari ruang tamu yang memang tidak begitu jauh dari kamar Jani. Membuat Ana mencibirinya tapi lagi-lagi cuma ia balas dengan tertawaan kecil.
Hari ini mereka emang udah janjian mau datang ke pernikahan salah seorang teman baik di jurusan mereka. Dimas udah sejak tadi rapi mengenakan baju batiknya tapi kalau boleh jujur, ia tidak keberatan disuruh menunggu Jani berdandan seberapa lamapun. Meski ternyata dia enggak harus menunggu selama itu, karena tepat ketika pintu kamar Jani dibuka, suaranya terdengar lagi, "Yuk!"
Dimas mendongak. Kalau biasanya dia cuma melihat Jani dengan kemeja, celana jins, sama sepasang flatshoes, Jani di hadapannya kini mengenakan dress batik dengan aksen transparan di pundaknya, lengkap dengan handbag dan sepatu bertumit.
"Maaf lama ya" rambut panjang Jani digelung rapi dan dibiarkan tergantung di atas tengkuknya alih-alih digerai seperti biasanya.
Senyuman mengembang di wajah Dimas, seolah tidak bisa menyembunyikan kekagumannya, "Kamu cantik banget" kata pemuda itu seraya menghampirinya.
Dimas pikir Jani udah paling cantik kayak tadi, tapi senyum gadis itu yang merekah perlahan setelahnya disertai merah sapuan perona pipinya rupanya masih bisa membuat ia terlihat lebih cantik lagi.
Untuk beberapa saat mereka cuma saling bertukar senyum tanpa mengatakan apapun.
"Ini mah kalian yang mau nikah" celetuk Ana sembari menutup majalah yang lagi dibacanya, membuat dua sejoli yang berdiri berhadapan di depannya ketawa sedikit salah tingkah.
"Berangkat, Kak" pamit mereka bersamaan.
"Iye sonooo, sekalian ijab kabul dah lo berdua ya"
"Ngawur" semprot Jani. Yang disambut oleh tawa Dimas lagi sementara pemuda itu merangkul pinggang pacarnya untuk menghalaunya keluar.
Dimas baru mau membukakan pintu mobilnya untuk Jani waktu tangan lentik dan celetukan gadis itu menahannya.
"Dim look! akhirnya aku bisa juga deh bikin eyeshadow look yang mirip kayak Kak Juli!" Serunya cerah, menyebutkan nama beauty influencer kesukaannya.
Dimas segera berhenti sebentar dan di bawah langit sore itu, ia menemukan Jani yang tengah mengangkat dagunya tinggi-tinggi dengan mata terpejam dan senyum terkulum di wajah untuk menunjukkan hasil karyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fivenally
RomanceTentang Yudhis yang selalu menunggu akhir pekan datang, Awan si Pemuja Rahasia, Adimas dan Anjani, sahabat kecil Wildan, serta kejutan untuk David.