Kalea
Satu dari banyaknya minggu pagiku, terkadang aku akan menemukan diri terbangun di pelukanmu.
Wajahku tenggelam di ceruk lehermu dan kedua tanganmu masih mengunciku erat.
Aku akan ingat malam sebelumnya. Kita makan malam bersama di apartemenmu ditemani salah satu koleksi film kesukaanmu. Seperti semalam ketika kita menghabiskan setengah porsi pasta gandum kesukaanmu dan menonton komedi romantis berdua. Meski aku tidak pernah tahu bagaimana akhir filmnya karena kamu membuatku sibuk dengan hal lain.
Kamu bukan tipe orang yang mudah bangun pagi dan karena itu aku tidak pernah menemukanmu di sampingku dalam keadaan terjaga setiap kali aku bangun lebih dulu. Matamu selalu terpejam rapat-rapat ketika aku mendongakkan kepala untuk mencari tahu apakah kamu sudah bangun sepenuhnya dan tarikan nafasmu amat teratur seolah ini pertama kalinya kamu tidur nyenyak dalam seminggu.
Kamu memang selalu tidur nyenyak sekali pada hari minggu. Bukan berarti aku tahu bagaimana kamu tidur di hari yang lain, mengingat aku hanya bisa mengunjungimu setiap akhir pekan dikarenakan kesibukan kita. Tapi kamu memang terlihat begitu.
Seperti orang yang baru pertama kali tidur nyenyak dalam seminggu.
"Capek ya, Dis?" Aku seringkali bertanya demikian tapi kamu cuma akan membalasnya dengan senyuman dan kalimat gombal, "Udah ilang abis lihat kamu"
Dan aku tetap akan ketawa, meski kadang-kadang aku berharap kamu akan bilang saja kalau kamu sedang merasa begitu letih.
"Kamu bukan malaikat Dis, kamu boleh capek" aku ingat, sekali waktu aku pernah bilang begitu. Dulu waktu kantor kita masih sama dan aku bisa menginap di tempatmu kapanpun aku mau. Atau kapanpun kamu mau.
"Iya, aku tahu kok. Makasih udah mikirin aku ya" kamu berusaha menenangkan.
"Then stop acting like you're one, nanti orang-orang akan berharap banyak sama kamu. Kayak yang udah-udah"
Aku ingat kamu cuma tersenyum simpul, sebelum memelukku dari belakang seperti yang selalu kamu suka, "Kalau itu, enggak janji"
"Dis" aku berbalik, menemukanmu dengan senyuman di wajah tapi dua matamu terlihat lelah.
Kamu selalu terlihat lelah.
"Aku enggak pernah berusaha jadi malaikat sayang" kamu meraih tanganku dan mengecupnya. Dan entah kenapa saat itu juga aku langsung tahu maksud dari perkataanmu. Kamu enggak pernah berusaha terlihat peduli sama orang-orang di sekitarmu. Kamu enggak pernah berusaha untuk terlihat bertanggung jawab. Kamu enggak pernah berusaha karena memang begitulah kamu. Yudis yang enggak akan bisa acuh. Yudis yang enggak akan bisa begitu saja melepaskan diri dari tanggung jawabnya. Yudis yang enggak akan pernah mengorbankan orang lain untuk dirinya.
"Captain America pasti bintangnya capricorn ya Dis, kayak kamu"
"Kalau gitu berarti Agent Carter leo"
Aku menyerah. Kalau urusan gombal, udah pasti kamu yang menang.
Biasanya juga, aku akan menghabiskan beberapa menit pertama di minggu pagiku dengan memandangi wajahmu yang masih di alam mimpi. Sebab kontur wajahmu yang lembut membuatmu selalu terlihat seperti bayi. Meski ketika kamu terjaga biasanya aku berpikir kamu acapkali terlihat lelah. Seolah di pundakmu ada beban berkilo-kilo.
Kuusap wajahmu dengan sebelah tangan, berharap dengan begitu aku bisa mengambil sedikit beban yang kamu pikul. Hanya ketika aku beringsut, lenganmu segera menarikku dan membawaku mendekat.
"Pagi" sapaku.
"Pagi, sayang" suaramu serak, tetapi dengan begitu hariku baru saja dimulai.
Enggak apa-apa Dis, enggak usah buru-buru. Kuusap lagi lembut wajahmu.
Ini hari minggu.
*
A/N: unproofed. might edit this later. But anyway happiest birthday to Kalea's favorite person on earth!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivenally
RomanceTentang Yudhis yang selalu menunggu akhir pekan datang, Awan si Pemuja Rahasia, Adimas dan Anjani, sahabat kecil Wildan, serta kejutan untuk David.