🎀Chapter dua belas🎀

62 39 10
                                    

Pitaloka sudah sampai didepan gedung yang menjulang tinggi dan memiliki begitu banyak jendela. Yap Aiden dan Pitaloka sudah sampai diapartemen nya Aiden.

Kini kedua nya sudah berada didalam lift, hanya mereka berdua. Dan sedari tadi pun tidak ada yang membuka suara dari kedua nya.

Setelah pintu lift terbuka mereka berdua pun berjalan menuju kamar apartemen nya Aiden. Saat pintu sudah terbuka Pitaloka sudah disuguhkan pemandangan ruangan apartemen yang sangat rapih dan juga harum. Berbeda sekali saat Pitaloka pertama kali ke sini, sedikit berantakan dan ada beberapa bungkus snack yang belum dibuang tapi sekarang? Benar benar rapih.

"Duduk" ucap Aiden

Pitaloka mengangguk sambil tersenyum, mata nya menyapu setiap sudut ruangan apartemen milik Aiden, benar benar nyaman. Berbeda dengan Aiden yang berjalan ke arah dapur untuk membuatkan Pitaloka minuman, setelah nya ia pun kembali ke ruang tamu, dimana Pitaloka berada.

Aiden menyodorkan air putih yang ia bawa dari dapur yang sengaja ia siap kan untuk Pitaloka.

"Makasih" ucap Pitaloka

Aiden pun mengangguk dan ikut duduk disofa.

"Lo kenapa tiba tiba mau main kesini?" Tanya Aiden

"Pita bosen dirumah sendirian, papa juga akhir akhir ini sibuk dan jarang dirumah karena harus kerja sama ngurusin pernikahan nya" ucap Pitaloka seraya tersenyum hambar ketika diujung kalimat

"Oh, gue ganti baju dulu" ucap Aiden seraya beranjak dari duduk nya, Pitaloka pun mengangguk.

Tiba tiba saja ponsel Pitaloka berbunyi menandakan ada panggilan masuk, saat melihat ke layar ponsel nya ternyata yang menelpon adalah papa nya.

"Papa" gumam Pitalola

Pitaloka menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponsel nya pada telinga dan telpon pun tersambung.

"Halo pah?" Ucap Pitaloka

"Kamu dimana? Ko jem segini belom pulang?" Tanya papa nya dari sebrang sana

"Ko papa tau? Papa udah pulang?"

"Tadi papa nelpon ke rumah, terus kata Dodit kata nya kamu belom pulang"

"Pita lagi main pah"

"Main dimana? Papa jemput ya"

"Dirumah..." Pitaloka menggantung ucapan nya karena ia bingung harus jujur atau tidak pada papa nya, kalau ia jujur ia takut kalau papa nya akan marah karena anak perempuan main ke apartemen cowok, tapi kalau mau bohong juga dia kan tidak pandai berbohong.

"Coba ajh kali ya? Sekali doang mah gapapa ini kan?" Batin Pitaloka

"Halo? Pita ko kamu diem ajh si? Kamu main dimana biar papa jemput ya" ucap Papa nya

"Ehh gak usah pah, Pi-ta Pita lagi main dirumah Mely pah, nanti Pita pulang sendiri ajh kalo nggak minta jemput sama Bapak"

"Yakin gak mau papa jemput?" Tanya papa nya

"Iya pah, lagian kan papa lagi sibuk kerja"

"Yaudah tapi pulang nya jangan kemaleman ya, papa matiin telpon nya"

"Iya pah"

Sambungan telpon pun terputus, saat Pitaloka mendongak dia sedikit terkejut karena tiba tiba saja Aiden sudah berdiri didepan nya.

"Astaga kirain nates" gumam Pitaloka

"Lo ngomong apa barusan?" Tanya Aiden

"Eh ng-nggak ko" ucap Pitaloka

PITALOKA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang