Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Disamping itu, hujan turun dengan sangat deras ditambah petir yang bergemuruh. Rasa takut menjalar di seluruh tubuh Pitaloka, bagaimana tidak?
Hari sudah larut, hujan deras disertai dengan petir, dan jalanan pun jadi sepi. Hanya ada mobil Pitaloka saja yang lewat di jalanan itu. Dari jauh Pitaloka melihat sesuatu di tengah jalan.
Pitaloka menghentikan mobilnya, dia melihat dua orang laki-laki tengah terdampar ditengah jalan.
Kedua orang itu masih sadar, tetapi mereka terlihat seperti sedang menahan sakit. Melihat ada mobil Pitaloka yang lewat, gerak tubuh mereka seolah sedang meminta pertolongan.
Pitaloka menimang-nimang, haruskah dia turun dari mobil dan melihat keadaan orang itu? Tapi jika itu orang jahat, bagaimana nasibnya nanti?
"Ish Pita tolongin aja deh" gumam Pitaloka seraya mengambil payung yang ada di jok belakang.
Kaki kecilnya melangkah ke arah orang tersebut dengan ragu, sejujurnya Pitaloka juga takut. Tetapi, rasa penasarannya jauh lebih besar daripada rasa takutnya.
"Hei" Ucap Pitaloka
"T-tolong dek" ucap laki-laki berbadan besar
"Om kenapa?"
"Sa-saya kecelakaan dek"
"Ya ampun, gimana Pita nolongin om-om ini?" Ucap Pitaloka seraya mengedarkan pandangan ke arah lain "Bentar ya om, Pita cari bantuan orang dulu"
Saat Pitaloka berbalik tiba-tiba saja kedua laki-laki itu berdiri, bahkan mereka berdiri dengan gagahnya.
"Lho, kok om bisa berdiri?" Tanya Pitaloka
Lalu, tiba-tiba saja laki-laki berbadan gemuk menangkap Pitaloka dan menahan kedua tangannya. Payung yang Pitaloka bawa pun sudah terbang ke sembarang arah.
"Om kenapa nangkep Pita, lepasin om" ucap Pitaloka seraya terus memberontak.
"Siniin konci mobil lu!" Ucap laki-laki bertato
"Nggak! Pita gak mau, lepasin Pita atau Pita teriak!"
Kedua laki-laki itu tertawa, tertawa layaknya seorang penjahat. Menyeramkan:'
"Serahin konci mobil lo, cepet!" bentak laki-laki bertato, Pitaloka menggeleng sambil terus menangis karena ketakutan.
Saat ini dia baru menyesal, kenapa dia harus turun dari mobil. Harusnya dia diam saja di dalam mobil dan terus melanjutkan perjalanannya. Jika sudah begini, maka dia dia juga yang susah.
"Ya Allah tolongin Pita, tolong kirim siapa pun itu buat bantu Pita" batin Pitaloka
"WOY! LU DENGER GAK SI?!" Bentak laki-laki bertato, suaranya yang begitu besar nan kasar membuat Pitaloka terkejut bukan main "Cepet serahin konci mobil lu, atau nyawa lu bakal melayang?!" Lanjutnya
Pitaloka berfikir kejadian seperti ini hanya ada di dalam film, tetapi di dunia nyata pun ada, dan sekarang dia sedang mengalaminya. Pitaloka hanya bisa menangis sambil terus berontak saat mendengar ucapan laki-laki itu barusan.
"Tolong, tolongin Pita" batin Pitaloka
"Kita bawa aja nih cewek sekalian" ucap laki-laki bertato, mendengar ucapan laki-laki itu barusan membuat Pitaloka membulatkan matanya.
"Nggak, jangan bawa Pita" pekik Pitaloka
"Diem lu!"
"Lepasin Pita! Jangan bawa Pita," pekik Pitaloka semakin menjadi-jadi "Jangan bawa Pita, lepasin Pita, lepasin"

KAMU SEDANG MEMBACA
PITALOKA [HIATUS]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Pitaloka Alyssa Yasbel, gadis cantik bertubuh mungil yang disukai cowok-cowok di sekolahnya. Hingga pada suatu hari dia merasa jengah dengan semuanya, dan keadaan mengharuskannya mengambil keputusan untuk menjalin hubungan...