🎀Chapter enam belas🎀

32 13 15
                                    

"Sakit rasanya, ketika ribuan cara telah aku lakukan demi orang yang aku cintai, tetapi justru dia malah lebih memilih mencintai orang lain"

Fajar Maulana

~oOo~

Aiden bangun lebih awal karena dia harus pulang untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Sementara Pitaloka masih tidur dengan lelapnya.

Namun, saat Aiden kembali ternyata Pitaloka masih belum bangun juga. Karena hari mulai siang dan Pitaloka pun belum sarapan, maka dari itu Aiden berniat untuk membangunkan peri kecilnya itu.

"Pita" ucap Aiden seraya menepuk-nepuk pipinya Pitaloka

Merasa tidurnya terganggu, Pitaloka pun membuka matanya perlahan.

"Sarapan dulu ya, gue udah beliin lo makanan" ucap Aiden

Pitaloka bangun sambil membenarkan posisinya, dia tersenyum saat melihat Aiden yang sedang sibuk menyiapkan makanan untuknya.

Aiden memberikan satu mangkuk bubur ayam yang tadi dia beli di kantin, kepada Pitaloka.

"Lo udah boleh pulang hari ini" ucap Aiden

"Iya, makasih ya"

"Makasih buat?"

"Ya, karena Aiden udah mau nolongin Pita, terus juga udah mau nemenin Pita semaleman di rumah sakit"

"Itu udah jadi tugas gue sebagai pacar lo" ucap Aiden

Pitaloka tersenyum, dia merasa sangat bahagia sekarang "Aiden tau? Pas Pita tau kalo Aiden juga suka sama Pita, Pita bener-bener bahagia banget. Pita pikir, untuk bisa jadi pacar Aiden itu cuma halayan Pita doang, tapi ternyata nggak"

"Gue juga beruntung banget bisa dapetin lo" ucap Aiden seraya mengusap-usap kepala Pitaloka "Yaudah abisin dulu makanannya, nanti gue anter lo pulang" lanjutnya

Pitaloka pun mengangguk dan kembali melanjutkan makannya.

Aiden turun dari mobil dan berjalan memutari mobil tersebut untuk membukakan pintu untuk Pitaloka.

"Makasih ya udah nganterin Pita" ucap Pitaloka

"Sama-sama"

Cup

Pitaloka sedikit terkejut karena Aiden yang tiba-tiba saja mencium keningnya. Mendapatkan serangan dadakan seperti itu, membuat jantung Pitaloka berdetak tidak karuan.

"Gue balik ya, lo istirahat yang cukup biar cepet sehat" ucap Aiden seraya mengacak-acak rambut Pitaloka

"Huh? Ohh iya" jawab Pitaloka

"Lain kali jantungnya sering-sering diajak latihan, supaya kalo dapet serangan dadakan gak kaget terus" ledek Aiden seraya melenggang pergi

"Ihh Aiden resek!!"

Entah mengapa, Pitaloka merasa sangat bahagia. Apalagi sekarang statusnya dengan Aiden bukan lagi pacar kontrak, tetapi pacar beneran.

Rencana Tuhan memang tidak terduga-duga.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendirian?" Celetuk seseorang

"Eh, pah" ucap Pitaloka seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Hayo, kamu kenapa senyum-senyum sendiri begitu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PITALOKA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang