S A T U

19 3 0
                                    

"Pertemuan-pertemuan yang tidak terduga kadang lebih manis dari apapun"
.

.

.

Sumpah demi apapun di dunia ini darah itu bukan hal yang perlu di takutkan. Tapi lain hal nya dengan seorang Nedara.

Bukan takut sih lebih tepat nya mual. Apalagi dengan darah yang sebanyak itu mengenang di lantai dan seorang lelaki yang menyeringai kepada nya.

Garis bawahi menyeringai! Dia pikir itu apa. Tidak sakit kah? Seluruh tubuh nya kini di penuhi dara segar. Tapi dia masih sempat-sempatnya senyum?hell.

"Lo gak papa?" Itu kata pertama yang ia ucapkan selang beberapa menit hanya saling tatap-tatapan dengan mata hitam pekat itu.

"Menurut lo? Kalau seseorang di lumuri darah itu gak papa?" Balas nya dengan senyum sinis

"Ya terus kenapa lo malah senyum-senyum gak jelas dari tadi? Bukan nya kesakitan? Aneh!"

Dara mendelik kaget mendengar tawa menggema di seluruh ruangan. Lelaki itu kembali tertawa dengan keras melihat ekspresi Dara.

"Heh. Lo gila ya?" Tunjuk Dara

"Berhenti tertawa. Ruangan ini gak kedap suara. Semua orang bakal datang dengar tawa jelek lo itu." Oceh nya

"Hahaha oke sorry atas tawa jelek gue. Btw lo gak berniat nolong orang yang mau sekarat ini?" Tanya lelaki itu dengan suara yang pelan. Bisa di lihat dia pasti akan benar-benar sekarat kalau saja tidak segera di tangani.

"Mmm gimana ya. Gue gak tau ngobatin orang. Tunggu coba gue search searching dulu-ah tapi gak sempat keburu lo pingsan."

Dara menggigit kuku nya bingung "Gue harus apa??"

Di lihat nya lelaki itu mulai menutup mata.
Ia menarik napas dalam "Oke gue harus tenang. Pertama kain gue bakal nyumbat darah Lo." Dara dengan sigap mengambil kain tipis yang biasa di jadikan selimut oleh mereka yang beristirahat Disni. Kemudian berlari kecil menuju lemari mengambil kotak p3K

Ia meraih tangan lelaki itu yang sedari tadi digunakan untuk menyumbat luka nya. Di sana tidak terlalu dalam. Bisa di lihat ini luka tusukan benda tajam tidak beraturan seperti botol kaca yang di pecahkan lalu di tusuk kan. Hell! membayangkan saja membuat ia kembali mual.

Dara membersihkan nya pelan dengan air yang ia dapat di dalam kotak itu. Menyumbat luka disana serta memasangkan perban tidak beraturan dengan perlahan. Selesai, ia menghela napas lega.  Apa bagini perasaan dokter diluar sana setelah menyelamatkan pasien.

Dara menatap nya penuh selidik. Apakah ini sudah benar menolong nya? Bagaimana kalau dia sebenarnya orang jahat? Kenapa bisa ada di sini. Ini kan sekolah, Apa dia masuk lewat jendela?

Dara menatap ke arah jendela di sana memang benar darah lelaki itu pun ada di sana. Kenapa, apa dia bersembunyi di sini?

"Seperti nya kepala kecil lo itu di penuhi pertanyaan tentang gue." Lelaki itu masih mencoba membuka mata nya. Ia melihat hasil kerja Dara di sana.

"Cukup membantu. Bisa pinjam ponsel lo?"

Dara segera memberikan ponsel genggam nya. Orang itu mengetik kan sesuatu disana sebelum berdiri dan berjalan mendekati jendela.

"Thanks. Oh iya jangan lupa bersihin darah gue yang berceceran dimana-mana. Ya meskipun lo takut darah sih. Tapi dari pada yang lain kaget dan cuma lo orang terakhir disini." Ucap nya panjang seraya mengembalikan ponsel Dara. Ia menatap lekat name tag  disana.

GERAGA (Back To School)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang