•Suka?

43 11 0
                                    

"Yaudah sini lo mending jalannya dibelakang aja,lo kayaknya perlu dikawal buat nggak kemana-mana".

ucapan Rangga membuat semua mata juniornya itu menatap ke arahnya,terlebih Fian. Mulutnya bergerak tanpa suara

"Kok gitu sih ga?" Ya sekiranya begitu apa yang dibilang Fian.

Rangga menatap sinis juniornya itu "Nggak usah liatin gue!"

Rangga menarik Alice untuk ke barisan belakang dan menyuruh gadis itu berdiri di belakang gadis berambut pirang. Ah sepertinya dia anak blasteran.

Gadis berambut pirang itu menatap kearah Alice tak suka,membuat Alice juga menatap sinis.

"Apa lo liat-liat hah ?!" Alice langsung sewot ke arah gadis itu. Yaiyalah,nggak ada masalah sama itu cewek kok dia ngeliatnya gitu amat.

"Udah gue bilang,diem aja kenapa sih" Rangga mengusap wajahnya kasar. Sudah bingung menghadapi gadis kecil ini.

"Ya abisnya itu loh kak,dia ngeliatin aku gitu banget" Alice ngadu seperti anak kecil sambil menunjuk-nunjuk gadis itu. Hm,terlihat seperti anak kecil yang mengadu ke ayahnya kalau sedang diganggu.

'Alice please,sifat lo kayak gini bikin gue tambah suka'-Rangga

Rangga menghela nafasnya "Yaudah biarin aja,udah itu dengerin Fian dulu. Lo juga,bukannya liatin Fian malah liatin Anak TK satu ini"Rangga menatap gadis di depan mereka berdua ini.

Alice membulatkan matanya,tidak terima karena ia dibilang anak TK. Baru aja dia membuka mulutnya ingin menjawab atas omongan Rangga,mulutnya udah di bekep pake tangan Rangga.

"Hmphh-" Gadis itu mencoba melepaskan tangan Rangga tetapi tenaga Alice tidak sebesar lelaki itu.

"Akh- sakit woi" Rangga mengelus tangannya yang digigit Alice. "Biarin aja wle" Alice menjulurkan lidahnya ke arah Rangga.

"Yaampun Rangga,Alice lama-lama gue jodohin lu berdua"Fian memijat pelipisnya "SETUJU -SETU-eh" Risya yang sudah berteriak semangat langsung menutup mulutnya,ketika melihat Alice dengan mode garangnya.

"Nggak mau !" Ucap Rangga dan Alice bersamaan,mereka berdua bertatapan.

"Siapa juga yang mau sama bocil kayak lo!"

"Dih,aku juga ogah sama Kak Rangga"

"Lah bocah buta apa gimana,mana ada yang nggak mau sama gue"

"Ya bodo amat"

"Pengen gue karungin lo rasanya hih"

"Yayaya"

"Udah udah diem,yaudah ayok semuanya kita jalan." Fian memerintahkan semuanya untuk berdiri dan jalan mengelilingi sekolah. Tak lupa ia menjelaskan sedikit tentang ruangan-ruangan di sekolahnya.

"Kalian bisa liat di peta, itu ada tanda silang di ruangan lab IPA. Jadi kalian semua silahkan masuk ke lab,baru kalian cari teka-teki nya." Mereka semua memasuki ruangan lab.

Alice mengelilingi ruangan itu,hingga ia ke balik rak-rak buku tebal.

"Heh wei !" Alice kaget,mengelus dadanya. Gimana nggak kaget,baru aja dia ke belakang udah ngeliat tengkorak.

'Lucu banget sih'-Rangga

Rangga menatap gadis itu dari depan papan tulis,dimatanya apapun yang Alice lakukan itu lucu.

Laki-laki itu tertawa pelan,ketika melihat gadia itu nyerocos sendiri karena masih kaget dengan tengkorak itu.

"Woi! Ngapa lo ketawa?" Fian menepuk bahu Rangga,lalu mengikuti arah pandangan sahabatnya itu.

•Kak RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang