"Bunda, nanti adek pulangnya agak telat ya nda"
"Mau kemana dek?"
Alice menoleh ke arah belakang melihat ayahnya yang baru saja datang memasuki dapur.
Gadis itu tersenyum"Adek ada ngumpul ekskul dance yah".
"Yaudah, hati-hati ya" Bunda Vira tersenyum sambil mengelus bahu anak gadis kecilnya itu "Kakak kamu mana?" Wanita paruh baya itu sedikit menengok ke arah tangga.
Alice menggidikan bahunya "Siap-siap mungkin bun"
Ayahnya pun ikut menengok ke arah atas lalu ia menarik gadisnya itu ke arah pojok kulkas.
"Dek, ini ayah kasih uang lebih ya. Kan kamu pulangnya lama" Ucap Reyno bisik-bisik. Iyalah, kalau di tau Reyhan ya dia mau juga.
"Ayah, Dek. Ngapain?"
Keuda ayah dan anak itu terkejut, lalu Alice segera menyimpan uang yang tadi sempat di berikan ayahnya.
"Nggak bang, yuk berangkat aja deh" Alice segera menarik tangan kakak laki-lakinya itu .
"Mas, kasih apa ke Alice?"
"Uang aja sih, nggak papa kan? Anak itu juga hemat"
•••••••••
"Bang, pulang jamber?"
"Abang sih langsung pulang, tapi habis jumatan abang keluar nongkrong sama temen. Kenapa emang?"
"Oh, yaudah nanti aku cari tebengan aja. Aku ada ekskul soalnya hehe"
Reyhan tersenyum lalu menepuk bahu adik semata wayangnya itu "Yaudah hati-hati".
Alice mengangguk lalu ia melihat motor sport yang sudah tidak asing baginya. Siapa lagi kalau bukan Rangga yang memasuki kawasan sekolah.
Reyhan yang merasa adiknya melihat ke arah lain, ikut mengikuti arah pandangan adiknya di belakangnya.
Lalu ia menatap adiknya "Suka sama dia?" Alice hanya menggidikan bahunya lalu berjalan meninggalkan kakaknya itu.
"Lah gaje tu anak"
Alice berjalan santai melewati koridor, mau tak mau dia harus melewati parkiran motor. Jadi mau tidak mau, ia harus lewat sana dan melewati laki-laki menyebalkan. Tapi dia suka.
Rangga yang baru menyimpan helmnya itupun, matanya terkunci melihat Alice dengan pakaian seragam pramuka nya. Rambut yang di urai dengan jepitan pink yang selalu dipakainya.
Rangga tersenyum kecil, tidak ada niatan untuk menyapanya. Gengsi lebih tinggi.
Alice melambatkan jalannya, berharap ia di panggil oleh laki-laki berbibir tebal itu. Tapi nyatanya, laki-laki itu hanya diam saja di tempat.
"Oy Rangga!"
"Woi Aldo!"
Lelaki yang bernama Aldo itu pun menghampiri Rangga dan mengajaknya jalan ke arah kelas mereka.
Alice menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya, lalu ia mengelus dadanya "Banyak berharap kamu Alice"
Dengan cepat gadis itu berjalan menuju kelasnya, lalu segera memasuki ruangan kelas nya itu.
Baru saja ia ingin mendudukan dirinya di bangku, sang ketua kelas Maharaja Wira yang biasa dipanggil Raja itu pun menghampiri Alice.
"Alice, ini lo bisa nulis absen ke buku ini nggak? Lo kan sekertaris" Raja menyerahkan kertas dan buku absen itu ke depan Alice.
Gadis itu menatap buku dan kertas itu gantian lalu menatap ke arah lelaki yang lebih tinggi darinya itu. "Bisa kok, yaudah sini gue tulisin"
Alice mengambil kertas dan buku itu, lalu ia mengambil pena yang ada di laci mejanya. "Yaudah makasih ya lice"
KAMU SEDANG MEMBACA
•Kak Rangga
Novela JuvenilAlice, gadis remaja yang baru tahu apa itu cinta. Bertemu dengan Rangga adalah anugerah paling indah menurutnya. Alice selalu sabar dengan sikap Rangga yang cuek,dingin,semua apa yang keluar dari mulutnya kadang menohok di hati. Berawal dari senior...