•Mantan?

27 9 0
                                    

Tiga hari sudah berlalu, masa MOS juga telah usai. Dan selama tiga hari itu, Rangga terus saja ingin menempel dengan Alice dengan beribu alasannya.

Seperti saat ini, hari Kamis. Hari pertama Alice dan Risya untuk memulai masa-masa putih abu-abu mereka.

"Hari ini kita ngapain aja tah?" Alice hanya menggidikan bahunya atas pertanyaan Risya.

"Lo nanya gue, gue nanya siapa?"

Risya mendengus sebal, ya memang gini begini Alice. Nyebelinnya pake banget !.

Gadis berambut blonde itu terdiam memandang jendela kelas barunya itu. Lalu ia tersenyum dan menoleh ke arah Alice yang sedang memainkan handphone nya.

Alice yang menyadari itu langsung membuka mulutnya "Ngapa lo senyum-senyum? Creepy bego !"

"Hehe, mending kita di luar kelas yuk ! Cuci mata liat cogan" Risya menaik-naikan alisnya.

"Heh ! Inget Kak Fian yeh. Kalau gue sih santuy aja, kagak ada yang marah"

"Yaelah, ayok lah temenin gue sini"Risya memohon pada Alice, hingga gadis itu pasrah lalu mengangguk.

"Ayok udah" Alice berdiri lebih dulu lalu keluar kelas.

Risya segera menyusulnya, hingga diluar kelas ia melihat Alice tengah terdiam memandang ke arah sebrang lapangan basket.

Memang posisi kelasnya berhadapan langsung dengan lapangan basket besar milik sekolahnya. Di sebrangnya adalah kawasan kelas 11 IPA.

Risya mengikuti arah pandangan Alice, di depan 11 IPA 1. Ada seorang lelaki yang tengah di gelendoti makhluk bertulang lunak. a.k.a cewek.

Alice tidak bisa melihat dengan jelas, karena memang mata gadis itu minus. Tapi ia tahu jika laki-laki itu adalah Rangga.

Tetapi ia tidak tahu siapa perempuan itu.

"Itu Kak Fitri, mantannya Kak Rangga" Alice mengangguk mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh sahabatnya itu.

Kringg . . . Kring . . .

Bel masuk sekolah berbunyi begitu keras memasuki telinga Alice dan Risya. "Heh, nyaring banget sumpah. Mana lagi toanya deket kelas kita. Lama-lama gue budeg disini"

Setelah mengomel seperti itu, Alice segera masuk ke kelasnya meninggalkan Risya yang masih menatap ke arah depan.

"Kak Rangga maunya apa sih? Katanya suka Alice? Kok masih deket sama Fitri"

Risya segera menyusul Alice yang sudah duduk manis, sambil berbincang sedikit dengan teman-teman yang lain.

"Elu kok bisa aja negur-negur mereka?" Alice menoleh ke arah sahabatnya itu lalu tersenyum. "Apa salahnya sih? Kan nambah temen"

Risya hanya mengangguk saja, ia mengerti dengan jelas bagaimana Alice. Yang memang selalu negur orang, dalam suasana baru.

Sehingga keadaan kelas yang awalnya ramai dengan obrolan-obrolan terhenti ketika ada seorang wanita dewasa memasuki kelas mereka.

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi bu"

"Kalian yang masuk ke kelas ini, adalah anak-anak pilihan. Nilai kalian tinggi-tinggi dan ibu harap selama di sini kalian tetap mempertahankan dan meningkatkan prestasi kalian"

Semua siswa dan siswi mengangguk, wanita itu mengambil nafasnya sebentar.

"Perkenalkan nama ibu, Bu Alifa. Ibu disini sebagai wali kelas kalian dan mengajar pelajaran Bahasa Indonesia."

•Kak RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang