Chapter 4

40 23 6
                                    

~Iya kaya rasa gue ke luh ka,rumit kayak matematika susah di tebak layaknya rumus aljaba"~
~Rasyifa anginla~

"Siang"kata pak Danil
"Siang pak"ujar mereka serempak
"Buka buku matematika kalin halam 165"
"Kerjaun soal tentang aljabar, bentarya bapak tunggal dulu ada urusan "lanjutnya
"Ok pak,lama juga ngak papa"balasnya sambil terkiki

"Rumit banget ya "ujar arka
"Iya kaya rasa gue ke luh ka"balas angin"rumit kayak matematika susah di tebak layaknya rumus aljabar"ucap angin sambil melihat arka
"Tapi cinta gue ke luh itu seperti cos90 gak ada rasa sedikit pun"

"Kapa sih ka loh bisa bales perasan gue"
(Ngomong mereka masih di kelas)
"Entah"ujarnya acuh"mungkin selamanya"lanjut arka
"Kalau loh gak akan perna bales perasn gue,gue bisa belajar mundur"ucapnya sambil menahan tangisnya

"Yah udah mundur aja,kan gue udah sering bilang"
"Udahlah gin ngak usah di ladenin"bilang Kinanti merasa iba

"Kev"ucap Iqbal memangil Kevin
"Apa"balah nya
"Ada yang retak tapi bukan kaca"
"Juga ada yang rapuh tapi bukan kayu"balas Kevin
"Ada yang sakit tapi ngak berdarah"bukan Iqbal atau Kevin yang bicara tapi Fifi

"Hay kalin ngapain"ujar pak Danil di depan kelas
"Eh ayam kecebur kali"latah Iqbal
"Kelelep dong hhhhhhh"balas teman sekelas Sabil ketawa
"Kan gue latah"

"Gima tugas yang di kasi bapak udah selesai"
"Alah mak,lupa aku,gara gara nonton derakor live"ucap salah satu murid di kelas
"Hhhhhhhhh"tawa sekelas
"DIAM"marah pak dani

Hay kak gimana ceritanya?
Maaf ya kalau banyak typo😁😁
Jangan lupa tinggalin jejak ya kk berupa like+komen+vote
Jangan perna bosen ya kk baca cerita aku 😉

Taste Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang