2. Egois?

94 43 148
                                    

Update, 7 Jul 2020

Now playing | Tiara Andini - Maafkan Aku

Dengan lo ngejar gue kaya gini, itu buat gue yakin kalo lo masih butuh orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan lo ngejar gue kaya gini, itu buat gue yakin kalo lo masih butuh orang lain.

***

"mau ambil ini?" Pemuda itu menunjukkan buku yang Sreya coba ambil tadi.

"Iya."

"Nih, jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan orang lain," pemuda itu memberikan buku yang ada ditangannya kepada Sreya.

Ucapan pemuda itu tidak ada yang salah. Sreya yang selalu menganggap dirinya bisa melakukan apapun sendirian, itu adalah kesalahan. Tentu itu bukan termasuk sikap mandiri, tapi gengsi dan egois. Sreya terlalu gengsi untuk mengucap kata 'tolong'.

"Makasih..."

"Sama-sama."

Tidak ada perbincangan lagi setelah itu. Sreya segera berjalan menuju kasir. Sedikit terpikir tentang perkataan pemuda tadi. Aneh, padahal biasanya Sreya tidak menerima kritikan soal sifatnya.

"Totalnya 96.000 mbak..."

Sreya membuka tas berwarna pink yang sejak tadi bertengger di bahunya, dia mencari dompetnya, tapi tidak ketemu. Sreya menaruh tasnya di meja kasir dan membongkar isi didalam tasnya. Tapi dompetnya benar-benar tidak ketemu. Sial!

Sreya kembali memasukkan barang-barangnya kedalam tas. Tangannya meraba kantung jacket rajut yang ia kenakan. Dompetnya benar-benar tidak ketemu.

Tiba-tiba seorang pemuda dibelakang Sreya menyerobot dan menaruh buku yang dia beli ke meja kasir. "Sama buku itu mbak," ucapnya sembari menunjuk buku milik Sreya. "tagihannya jadikan satu aja mbak," imbuhnya.

Sreya mencoba melihat pemuda didepannya itu. Dia. Dua kali pemuda itu membantunya, bukan, lebih tepatnya memberi Sreya pengertian tentang gunanya kata 'tolong'.

"Baik mas, jadinya pas dua ratus ribu mas."

Pemuda itu mengeluarkan empat lembar uang berwarna biru dan memberikannya kepada petugas kasir.

"Ini mas, Terimakasih," ucap petugas kasir dengan senyum ramah, berbeda dengan Sreya yang mendapat lirikan tidak enak dari petugas itu.

Setelah petugas kasir menyerahkan paper bag pada pemuda itu. Pemuda yang tidak diketahui namanya itu pergi meninggalkan Sreya yang masih bingung. Sreya kira pemuda itu akan memberikan buku miliknya. Ternyata pemuda itu tidak sebaik yang ia kira.

Sreya memutuskan mengejar pemuda itu. Biar bagaimanapun itu bukunya kan?

"Tunggu!"

Pemuda itu berhenti. Dengan perlahan dia berbalik menghadap Sreya yang memegang dadanya yang seperti kehabisan oksigen karena habis berlari.

SreyArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang