Author selalu mengusahakan untuk membuat cerita Islami agar pembaca semua bisa mengambil hikmah agar menjadi pahala dan ladang dakwah untuk author. adapun di part ini memang menceritakan Glen sebelum hijrah, jadi mohon untuk dimaklum ya.
Author gatau gaya pacaran (semenjak hijrah author udah gak berurusan lagi dengan ikhwan), jadi mohon maaf kalau terkesan kaku dan kurang dapat feelnya (atau bahkan bikin ilfeel karena lebay)
Salam sayang Author
Iyang
000
Aku, Glenia Windi kusmaya Candrakirana. Mahasiswa semester 5 disalah satu universitas negeri di Depok, orang memanggilku Glen. Sejak SD aku memutuskan untuk meninggalkan gelar bangsawanku karena satu hal. Hingga duduk dibangku kuliah aku masih bertahan dengan nama Glenia Windi kusmaya tanpa orang tahu.
Sejak kecil aku sudah biasa mendapatkan pelajaran budi luhur dari nenek plus ikut latihan disalah satu sanggar tari tak jauh dari rumah nenek, setiap sabtu sore aku dan masku memang terbiasa menginap dirumah nenek. Selain menemani nenek dan kakek kami juga dididik agar berprilaku layaknya anak-anak priyai pada umumnya.
Meski pada kenyataannya aku lebih sering membolos ke Malioboro bersama salah satu teman les tariku untuk sekedar menikmati wedang ronde dan nasi kucing yang mulai ramai menjelang malam hari. Singkat cerita kami memang sama-sama tidak berminat untuk menekuni bidang seni jawa. Termasuk musik dan tarian jawa yang bagiku terdengar kuno, aku lebih suka lagu-lagu barat yang kekinian. Modern dance, Kpop, dan Zumba. Maka tak heran sejak kecil aku sudah mendapat julukan sigadis bengal oleh nenek, tak tanggung tangguk sewaktu SMA aku sempat diantar jemput sopir pribadi nenek yang berperan ganda menjadi mata-mata. Semuanya bermula saat aku ketahuan pacaran dengan Barend, seorang bule blasteran Belanda yang saat itu menjadi guru les Bahasa Inggrisnya Nira, teman satu bangkuku yang mendapat C disemester ganjil.
Bagi nenek haram hukumnya berhubungan dengan salah satu negara yang dulu menjajah Indonesia selama 3,5 abad lamanya. Maklum nenek memiliki kenangan pahit tentang masa penjajahan Belanda. Buyutku, atau ayah dari pihak nenek dibunuh dengan keji dihadapan keluarganya, termasuk nenek yang pada saat itu masih kecil. Namun dapat merekam semua kenangan pahit itu hingga kini.
Sempat putus nyambung selama tiga tahun, kami akhirnya bertemu kembali dibangku kuliah. Dia menjadi salah satu dosen di Fakultas sastra. Sementara aku mengambil kuliah di fakultas ekonomi dan bisnis, meski tak pernah bertemu dikelas, nyatanya kami masih bisa bertemu diam-diam selepas kuliah berakhir.
Ada pepatah yang mengatakan, yang pertama itu terlalu sweet buat dilupakan. Itulah yang aku rasakan, mau kemanapun aku pergi jauh pada akhirnya aku pasti akan kembali pada si bule tengil ini.
Barend melihat sekeliling parkiran kampus yang tidak terlalu ramai, disaat hari minggu hanya ada beberapa mahasiswa yang datang ke kampus untuk melakukan beberapa kegiatan atau rapat organisasi. Sebagian besar mahasiswa lebih memilih berdiam diri didalam kamar kostnya untuk menikmati hari libur kuliah, tidak termasuk anak organisasi yang mengorbankan waktu libur singkat mereka untuk rapat mingguan atau sibuk mengelola event besar dengan menyebar proposal kesetiap perusahaan besar.
Hari ini Glen dan Barend berencana pergi ke gramadia untuk mencari buku yang diperintahkan dosen Glen, pak Mukhtar dosen ekonomi makro yang terkenal killer satu fakultas ekonomi. Tak heran Barend sampai turun tangan mencari buku tersebut dari seminggu yang lalu. Maklum itu adalah salah satu buku keluaran 90-an berjudul Secret Economics karya Henry Gabriel yang cukup langka. Di Indonesia sendiri belum ada terjemahannya. Mencari di online shop sudah pasti tidak akan ditemukan. Biasanya hanya orang beruntung yang berhasil menemukan buku kuno tersebut diperpustakaan atau toko buku bekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Jodoh Impian
Romance(SEKUEL PELABUHAN TERAKHIR) Sejak kecil, Glen hanya membenci satu orang dan bersumpah... "Apapun yang terjadi, aku harus berubah menjadi cantik, dan membuat dia menyesal telah mempermalukan ku " Belasan tahun berlalu Allah mempertemukannya kembali...