Bab 4

32 3 1
                                    

13 tahun lalu, SDN 01 Bandung selatan (Mei 2007)

Kutatap pantulan diriku di depan kaca jendela kelas yang menghadap lapangan, nampak sesosok gadis berseragam merah putih yang cemberut karena ulah teman satu kelasnya. Si buntelan hitut, sebuah panggilan yang melekat pada diriku sejak awal masuk ke sekolah ini untuk pertama kali.

Berat tubuhku mencapai 45 kg untuk gadis usia 10 tahun. Kulitku putih, karena gen langsung dari mama dan papa, hanya saja karena beratku yang terlalu besar untuk ukuran anak-anak, membuat kulitku nampak kusam dan kemerahan jika terkena sinar matahari atau berlari setelah pelajaran olahraga di kelas, sehingga mereka juga sering menyebutku si kepiting rebus.

Tapi aku tak peduli jika mereka memanggilku dengan sebutan buruk, selagi aku masih bisa melihat anak lelaki kelas 6 itu main bola di depan kelasku yang menghadap lapangan. Lelaki bermata sipit yang kutahu bernama Aldwin Tjang. Dia paling benci kalau disebut China oleh teman-temannya, namun justru ketika melihat raut kesalnya dia makin terlihat lucu dan tampan.

"Windi, kalau kamu suka sama cowok harus bilang ke orangnya, jangan diliatin aja...

Nanti dia diambil cewek lain"

Aku menoleh kearah suara, tepat pada saat itu Nira, teman satu bangkuku tengah mengikuti arah pandanganku barusan. Memandang Aldwin tengah main bola di lapangan depan.

"tapi aku takut dia gak suka sama aku"

"cowok baik pasti sukanya sama cewek baik, kata mama aku gitu wind"

Sekali lagi aku memandang Nira dengan ragu, benarkah cowok baik sukanya dengan cewek baik?

"tapi aku gendut, kalau dia benci aku gimana?"

Nira menggandeng tanganku menuju tempat duduk kami dibangku ke 3, dia mengambil sesuatu didalam tas ransel warna merah muda yang bergambar anime miliknya. Ternyata Nira mengeluarkan sebuah buku bacaan tebal.

"jangan bilang siapa-siapa ya.....

Aku ngambil bukunya mbak Laras dimeja belajarnya, kata temennya mbak Laras buku ini bisa jadi panduan buat jadian sama cowok yang kita suka"

Aku memandang buku yang dimaksud Nira, sebuah buku bersampul biru muda berjudul cara cepat jadian dengan kakak kelas karya Aliana SW.

"aku nguping pas mbak laras ngobrol sama temen-temennya dirumah kemarin, katanya 99% kalau kita ngikutin petunjuk dalam buku ini, maka kita akan berhasil jadian dengan cowok yang kita suka"

"aku keinget kamu wind, makannya diam-diam aku bawa bukunya mbak Laras buat kamu pake"

Aku speechless sesaat ketika mendengar penuturan Nira barusan, memang dia sahabat terbaikku selama ini.

"hmm.. yaudah deh aku mau tapi kamu harus bantu aku ya"

Nira mengacungkan jempolnya dengan semangat

"siap"

000

"misi pertama, berikan barang atau makanan kesukaannya"

Nira memandang kearahku dengan intenst.

"aku udah memata-matai kak Aldwin kemarin, ternyata dia suka beli bakpau rasa coklat di abang-abang depan gerbang"

Aku dan Nira saling pandang dan tersenyum, seakan sudah tahu apa yang akan kami lakukan saat itu juga. Maka dengan cepat aku dan Nira langsung pergi ke depan gerbang untk mengantri membeli bakpau rasa coklat untuk kak Aldwin.

"kebetulan banget bakpau rasa coklatnya udah abis, cuman kamu doang yang dapat Wind...

Udah kasih sana ke kak Aldwin, pasti laper abis main bola"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Jodoh ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang