𝟬𝟯

40 4 0
                                    

|| 𝐀𝐢𝐝𝐞𝐧, 𝟏𝟕 𝐉𝐮𝐧𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟎 ||

•••

[resyanafredella]: aiden (@aidenwvandhya) has requested to follow you.

Adalah satu notifikasi yang masuk ke sosial media Ana. Ia tidak langsung menerima permintaan follow itu, ia terlebih dahulu men-stalk akun instagram Aiden dan syukur nya akun instagram Aiden tidak di private.

Hanya ada dua postingan disana, satu adalah foto ber slide dimana di slide pertama adalah foto nya sendiri tanpa senyum dan yang kedua adalah foto ia dengan anak-anak Electrify Band lainnya. Foto kedua adalah foto dirinya sendiri juga, yang juga tanpa senyuman. Ana fikir semua foto di feeds instagram Aiden akan berisi pose memamerkan senyum nya.

Setelah men-stalk nya ia pun menerima permintaan mengikuti itu dan mengikuti kembali akun instagram Aiden.

•••

Hari ini Ana merasa sangat lelah, ia harus menghadiri rapat osis yang kedua kalinya. Kali ini tanpa Fani, karna sepulang sekolah Fani ada acara keluarga. Ana berdiri dekat gerbang sambil menelfon mama nya dengan anak osis lainnya yang belum pulang juga.

Ia berjalan ke arah kursi dekat lapangan dengan terus menelfon mamanya, karena jujur ia sangat lelah. Ada anak ekstrakurikuler basket yang sedang latihan juga, dan dari ekor matanya ia melihat ada seseorang yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Belom pulang?" tanya kakak kelasnya yang ternyata itu Aiden yang berdiri sambil menenteng tas ransel dengan keringat dimana-mana.

"Belom ka" pertanyaan macam apa itu, kalau sudah pulang dapat dipastikan ia tidak lagi berada disini.

"Rumah lu dimana?" tanya Aiden lagi sebelum menenggak air mineral dinginnya.

"Di jalan angkasa ka" jawab Ana sambil terus mengirimi pesan pada mama nya yang entah mengapa tidak aktif.

""Bareng ama gua aja ayo udah sore juga, sekalian mau minjem buku ke Doni" ajak Aiden sambil menatap Ana lekat.

"Engga deh ka makasih, gaenak juga diliat nya, banyak anak-anak" Ana mengatakan itu bukan tanpa alasan, ia duduk dengan Aiden saja sudah banyak yang memperhatikan mereka. Apalagi mereka melihat ia pulang dengan Aiden.
Aiden pun memperhatikan sekitar dan kembali berbicara pada Ana.

"Gua tunggu di gang sebelah" setelah mengatakan itu Aiden jalan ke arah parkiran sambil memainkan kunci motornya.

Lima menit kemudian, Ana yang merasa tidak enak jika membuat kakak kelasnya menunggu itupun berjalan ke arah gang yang dimaksud Aiden tadi. Ia berjalan sambil mengirim pesan pada mama nya bahwa ia tidak jadi minta jemput.

"Duluan ya semua" ia mengatakan itu ketika melewati anak-anak osis yang belum pulang juga.

"Iya hati-hati" balas sebagian dari mereka.

"Maaf ya ka lama" ia langsung mendekati Aiden yang sedang memainkan ponselnya diatas motor.

"Gapapa, santai aja" balas Aiden yang langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Ga ngerepotin kan ka" ucap Ana lagi yang memang benar-benar merasa merepotkan.

"Gapapa udah ayo naik" Aiden berbicara itu sambil menyalakan mesin motornya.

Ana harus sedikit mengangkat rok nya untuk naik ke motor Aiden yang lebar ini. Untung nya jarak sekolah ke rumah Ana tidak lah terlalu jauh.

"Lu anak osis?" tanya Aiden yang sesekali melirik Ana dari kaca spion.

"Iya ka" balas Ana dengan cepat. Kemudian mereka kembali diam dengan Aiden yang fokus pada jalanan, dan Ana fokus dengan fikiran nya sendiri.

"Ini udah masuk jalan angkasa, belok atau gimana" Ana yang sedang sedikit melamun benar-benar tidak memperhatikan sekelilingnya, hingga ia tidak tau kalau ini sudah berada di jalan angkasa. Untung saja Aiden bertanya

"Tinggal lurus aja ka dikit lagi" jelas Ana yang fikiran nya sudah kembali, entah memikirkan apa dia tadi.

"Itu sebelah kanan rumah gua ka" tunjuk Ana pada rumah minimalis berwarna cream itu.
Ana pun turun dari motor Aiden lalu tidak lupa untuk berterima kasih.

"Gua bagi id lu dong" ucap Aiden sambil mengeluarkan ponsel dari dalam celananya pada Ana yang sedang berjalan menuju pagar rumahnya. Ia memberikan ponsel itu pada Ana yang langsung diterima Ana untuk membuka salah satu aplikasi chatting lalu mencari id nya sendiri dan menambahkan nya.

"Udah nih ka" Ana mengembalikan ponsel itu kembali pada Aiden

"Oke, gua balik ya mau ngambil buku ke rumah Doni" pamit Aiden dengan senyuman nya.

"Hati-hati ka" ucap Ana pada Aiden pada akhirnya, sebelum masuk ke dalam rumahnya.

AIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang