-kamu adalah mahkluk Tuhan yang nyebelin, tapi juara bikin aku untuk kepo sama kamu-Dia menatapku dengan muka bingungnya sambil berkata " iya ada apa?" aku menjawab " maaf masnya ga inget sama saya? Bukannya kemarin yang ngasih aku es krim di mejakan?" lalu di menjawab " maaf siapa? Mungkin salah orang" "masa iya? Saya ga mungkin salah, masnya kemarin juga pakai jaket ini warnaa.." belum selesai aku berbicara tanpa ucapan selamat tinggal dia meninggalkanku, menaiki mobilnya dan pergi begitu aja. Aku cuman bisa bengong dan kesal juga tentunya, kenapa bisa ada orang seperti dia, dan lebih parahnya lagi aku belum mengetahui namanya siapa.
Sesampainya aku di rumah, aku mendengar suara pecahan gelas dan tangisan ibuku.Saat aku memasuki rumah aku sudah melihat kakakku merangkul ibuku dan berusaha menenangkannya. Aku yang melihat itu langsung bergegas mengambil sapu dan membersihkan beling beling itu. Aku tidak bisa berbuat apa, apa dan siapa yang harus aku bela pada pertengkaran antara ayah dan ibuku. Saat aku membereskannya ibuku, mengambil satu beling yang telah kusapu, dan mengancam akan mengakhiri hidupnya. Jujur di situ aku sangat terkejut, seakan aku sudah tidak mengenal siapa wanita yang di depanku ini. Aku dan kakak keduaku berusaha untuk menjauhkan beling itu dan menenangkan hati ibu.
Aku merasa keluargaku benar benar hancur. Tidak ada kehangatan di sini. Seperti biasa di setiap kekacauanku, aku slalu kabur ke sebuah café itu, karena cuman tempat itu yang terdekat dari rumahku. Aku berharap juga saat aku di sana tidak bertemu dengan pria itu, iya pria songong yang siang tadi aku sapa. Sesampainya aku di sana, seperti sebelumnya aku menaruh kepalaku di atas meja dengan headset di telingaku. Karena aku Lelah, aku tertidur di café itu, dan tidak berasa jam telah menunjukkan pukul 8 malam. Namun ada yang aneh, terdapat bungkusan makanan yang berisikan roti abon. Aku tidak merasa memesannya, lalu ku hampiri sang kasir dan mengembalikan makanan tersbut. "maaf mas, saya gak merasa memasan ini, mungkin tadi masnya salah kasih meja." Kataku. "maaf kak ini tadi titipan dari kakak kemarin yang baju hitam itu, yang kakak temui tadi siang." Aku cukup terkejut, cowok songong itu lagi yang memberiku ini, dalam hati ku berbicara. "maaf mas kalau boleh tahu siapa nama pria yang memberiku ini?" tanyaku, "mas siapa ya aduh lupa.. mass.. mas Dika Namanya kak" jawabnya. "oh gitu ya mas makasih ya mas"
Sesampaiku di rumah aku hanya memikirkan, seperti apa sih dika ini, apa yang dia mau, kenapa dia begitu angkuh dan cuek seperti tadi siang. Aku membatinnya sambal memakan roti pemberiannya, karena aku lapar dan tidak ada makanan lagi. Demi apapun nama dika ini telah merasuki mimpiku malam ini.
Mau next ga nih? Like dulu dan komennya. Makasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Dika
Romanceapa yang lebih menyakitkan dari pertemuan kita? Iya perpisahan, kamu meninggalkan aku begitu saja di saat aku yakin kamu adalah salah satu ciptaan Tuhan yang dikirimkan untuk aku. Aku tak pernah menyesalinya, namun mengapa Tuhan menakdirkan kita ber...