Chapteria 15

237 53 34
                                    

Author Pov.

Pagi hari yang indah,damai,tentram di Sekolah Pancaroba. Setelah kebanjiran 2 hari yang lalu.

Sekarang Sekolah sudah bersih dan terbebas dari kuman dan lumpur. Dan pembelajaran kembali berjalan seperti biasa.

MX 12 kembali seperti keadaan mereka yang biasanya. Iya biasa dan normal versi merekakan berbeda dari kebanyakan pemikiran orang lain.

Dan kali ini bukan Cana yang nyangkut di Jendela. Tapi Mala lah yang kini nyangkut di sana.

Ini semua karena hasutan Cana yang mengatakan jika pemandangan jika dilihat dari jendela jauh lebih bagus.

Padahal sama aja loh yang di lihat
(ㄒoㄒ). Dan dengan polosnya Mala nurut dan ngeluarin kepalanya dan setengah badannya ke jendela.

Yaudab deh habistu gabisa di masuki lagi,terpaksa manggil Buk Ali buat minjam gergaji mesinnya.

Oiya ada kantin baru loh,iya sebelah sama kantin Buk Ali. Nama pemilik kantinnya dalah Buk Tifa,dan itu sasaran baru Bya dan Mala untuk di hutangi.

Setelah Bel masuk berbunyi,mereka semua duduk dengan tenang di kursi masing-masing. Arnest tengah menghitung pendapatannya dalam memalak hari ini.

Kan mayan uangnya untuk perpisahan nantinya.

"Kok Buk Shiina lama ya.."Gumam Maya.

Selaku Ketua Kelas yang baik dan benar,Maya ingin memanggil Buk Shiina agar masuk ke kelas mereka. Tapi ya belum sempat dia keluar eh Buk Shiina uda datang bersama 2 orang cewek kembar.

"Selamat Pagi semua"Sapa Buk Shiina.

"Pagi Buuuuuk" Jawab mereka.

"Kalian kedatangan teman baru loh"Ucap Buk Shiina.

"Uda tau buk"Sahut Nana.

Buk Shiina mengabaikan perkataan Nana dan melanjutkan apa yang ingin dikatakannya lagi. "Kalian kan ujian kelulusan masih 8 bulan lagi,masih lama yakan,jadi ada murid pindahan dari Sekolah Guntur"

"Nah silahkan kalian perkenalkan diri"

Cewek yang memakai pita berwarna putih maju "Halo semua Namaku Shafira Queenia,Kakaknya dia"Ucap Cewek itu.

"Queenia? Kurnia? Kek sirup"Sahut Lala.

"Iya juga.."Sambung Barli.

Dan kemudian cewek yang memakai pita merah maju "Halo semua Namaku Shavira Naqeeia,adiknya dia"Ucapnya datar.

Mereka memandang ke arah Ryn bersamaan "Apa?"Tanya Ryn bingung.

"Dia mirip kamu Ryn,ngomongnya datar"Ucap Mala.

"Heh-_-"Ucap Ryn.

"Mereka kayak bawang merah bawang putih gak sih"Ucap Arnest.

"Iya,kayaknya tapi jangan asal tebak ah,gabaik"Ucap Zhila.

Dan kemudian dua kembar itu dipersilahkan untuk duduk di kursi depan Ryn karena itu yg kosong.

Dan pelajaranpun dimulai.

.
.
.
Jam ke 3 Pelajaran adalah Jam nya Buk Septya.

Dan Tugas gila kembali menanti mereka semua "Nah karena banyak pesan positif dari semuanya tentang akting kalian. Ibuk memutuskan untuk kembali membuat tugas ulangan kalian dengan Drama"

Ucapan itu bagai sambaran petir,apalagi untuk Dryan yang sudah memucat di tempat duduknya. Dia takut kalau harus di suruh menjadi perempuan lagi.

"Ceritanya tentang apa Buk?"Tanya Mala.

"Tentang Snow White,pasti taukan"Ucap Buk Septya semangat.

Mereka rasanya ingin sembunyi di gorong-gorong kalau begini...

"Perannnya? Tentuin hari ini Buk?"Tanya Dhia.

"Iya dong hari ini,sistem vote ya sama seperti 2 minggu yang lalu"

Mereka semua melemaskan bahu masing-masing. Capek tau kalau harus main drama lagi. Mana takutnya ada drama lagi antara Ryn dan Raizen.

Au ah..

"Oke yang bersedia menjadi Ibu ratu jahat siapa?"Tanya Buk Septya.

Mereka semua memandang ke seluruh kelas "Buk itu si Vira pakai vi cocok jadi ibu ratu jahat"Ucap Cana polos karena melihat aura aura gelap di sekitar Vira.

Mereka memandang Vira yang juga memandang mereka "Iya buk cocok,dia aja yg jadi Ibu Ratu jahat"Ucap Mereka bersahutan.

Dan dengan berat hati si murid baru itu harus rela menjadi ibu Ratu jahat,teman sekelasnya ini kenapa menunjuk tanpa meminta pendapat.

Dryan aja di paksa jadi Rapunzel:).

"Baik Vira jadi ibu Ratu jahat,terus yang jadi cermin ajaib?"

"Nana aja buk,biar dia gabisa gerak. Biar dia diam aja"Ucap Ryn dan langsung di setujui semua teman sekelasnya.

"Yah...padahal kan Gw mau jadi Pangerannya"Gerutu Nana sebal.

"Terus yang jadi 7 kurcacinya siapa aja?"Tanya Buk Septya lagi.

"Cana,Lala,Mala,Maya,Dey,Dryan,Zhila"Ucap Arnest yang sedari tadi sudah menyiapkan peran-peran untuk teman-temannya.

"Iya gapapa,Aku jadi kurcaci gapapa kok"Ucap Dryan senang.

"Cana kok asik jadi bocah mulu sih"Gerutu Cana.

"Kamu cocok Can,kan biji kuaci"Ucap Lala santai.

"Oke itu untuk para Kurcaci,terus untuk peran nenek sihir siapa?"Tanya Buk Septya.

"Bya aja buk,dia cocok jadi nenek sihir"Ucap Maya polos.

Bya menatap tajam Maya,kenapa harus selalu dia yang dapet peran Nenek sihir. "Oke baiklah,untuk peran Pangeran sudah ada yang ambil ya dan bukan dari kelas kalian. Dia request sendiri mau jadi pangerannya dan minta requestan buat siapa juga yang harus jadi Putrinya"Ucap Buk Septya panjang.

"Oh,siapa yang jadi Putrinya buk?"Tanya Arnest.

"Ara Aurynia,mantan Ibu ratu kita Hahaha"Ucap Buk Septya membuat Ryn pucat.

Padahal Ryn berharap menjadi narator SAJA!! TAPI KENAPA HARUA DAPET PERAN PUTRI!!.

"Buk..saya gamau jadi Putri buk"Ucap Ryn.

"Oh tidak bisa,Raizen sendiri yang minta kamu jadi Putrinya dan dia Pangerannya"Ucap Buk Septya.

Ryan makin lemas di kursinya,dia menjatuhkan kepalanya dengan keras ke meja sampai menimbulkan bunyi bedebum yang lumayan kuat.

Mereka hanya bisa menatap prihatin Ryn.

"Untuk Narator tetap barli,untuk tim Properti akan ada Zidan,Ziandra,Bobby,Azeril,Fira,Ai Susan,Dhia"Ucap Buk Septya.

Jadi mereka akan dibantu kelas sebelah,dan yang namanya Zidan adalah cowok melambai yang suka cari masalah sama Nana.

Apakah ruang Teater itu akan aman jika keduanya dipertemukan?.
.
.
Setelah Buk Septya keluar dari dalam kelas mereka,bel istirahat pun berbunyi. Mereka duduk lemas di kursi masing-masing.

Ini semua karena banyak yang menyukai akting mereka dan juga memuji ide gila mereka tentang crossdresing untuk Eugene dan Rapunzel. Makannya Buk Septya buat drama lagi.

Capek tau,mana nanti bakalan rusug banget. Ada si Cowok melambai,ada Azeril plus Raizen aduh udalah gatau lagi.
















Tbc...

Bobrok? its Oke[Sudah Terbit]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang