lucu deh liat komentar komentar kalian xixi ><
"ngebekas nih yang," Jaemin mengerucutkan bibirnya sebal sembari melihat pinggangnya yang ungu.
"kamu nakal sih," ucap Jennie acuh sembari menata pakaian di lemari.
Jaemin lagi lagi mengerucutkan bibirnya kala melihat istrinya sibuk sendiri dan mengacuhkannya.
"udah ih yang," rengek Jaemin yang sama sekali tidak di gubris oleh Jennie.
"yang,"
"apasih? kamu kalo ngantuk tidur aja dulu, nanti aku nyusul," ucap Jennie yang merasa terganggu dengan rengekan Jaemin.
Jaemin yang kesal pun menghampiri Jennie dan menggendongnya lalu meletakannya di ranjang.
"jangan cuekin aku," ucapnya sembari memeluk Jennie posesif.
"iya engga. udah ih aku mau nata baju dulu, masih berantakan itu," ucap Jennie yang dibalas gelengan oleh Jaemin.
"gaboleh, disini aja,"
"Jaem," Jennie mencoba melepaskan pelukan Jaemin namun pelukan Jaemin sangat erat, yang membuat Jennie pasrah.
"yang," panggil Jaemin.
"ap--mmhhhh, Jjaemh?" baru saja Jennie akan membalas panggilan Jaemin, namun bibirnya sudah dikecup oleh Jaemin.
kecupan itu dilanjutkan dengan lumatan, Jennie hanya menerima apa yang dilakukan oleh Jaemin.
"mau.." ucap Jaemin yang kini mulai menurunkan ciumannya.
"Jaemh," desah Jennie ketika tangan Jaemin mulai nakal.
dan terjadilah pergelutan hebat malam itu.
p a s u t r i
📍 10:00
Jennie mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari mengenai kelopak matanya.
"ya ampun udah jam 10:00," Jennie berusaha bangun, namun itu terlalu sakit. bahkan sekujur badannya sakit luar biasa.
maklum, 27 ronde untuk semalam, dan baru saja selesai jam tujuh tadi. Jaemin benar benar ganas.
Jaemin yang sadar ada pergerakan itu terbangun, "morning sayang," ucapnya sembari mengecup bibir Jennie dan tersenyum.
posisi mereka masih naked dan Jaemin memeluk Jennie. hanya selimut yang menutupi tubuh mereka.
"pagi mbahmu, ini udah jam sepuluh bego!" omel Jennie.
"ga boleh gitu dong sama suaminya, masa kasar sih. mau lagi?" ucap Jaemin sembari mencium bibir Jennie.
"aku capek Jaem,"
Jaemin bangun dan menuju kamar mandi. namun langkahnya terhenti ketika Jennie meneriakinya.
"Jaem! mau kemana?" tanya Jennie.
Jaemin berbalik, "mau ke kamar mandi. mau mandi, lengket semua nih,"
"ikuttt,"
Jaemin tersenyum nakal, lalu menggendong Jennie ala bridal menuju kamar mandi.
"tapi ga ada yang namanya lanjut ronde loh ya, udah cukup badan ku penuh sama biru keunguan, udah cukup aku encok banget,"
namun, Jaemin tidak menggubris dan tetap akan melanjutkan aksinya walau Jennie melarang.
p a s u t r i
mereka kini sedang sarapan, maksudnya sarapan sekaligus makan siang.
Jennie hari ini tidak memasak, ia memesan makanan. oh ayolah badannya masih belum bisa beraktivitas. salahkan Jaemin pokoknya.
"udah atuh yang ngambeknya," ucap Jaemin sembari mencubit pipi istrinya.
"gara gara kamu nih! aku gabisa ngapa ngapain kan," ucapnya sembari mengerucutkan bibirnya.
"tapi enak kan?" Jaemin tersenyum nakal.
"mau aku lempar sendok kamu hah?!" sarkas Jennie, Jaemin hanya menyengir tidak berdosa.
"pokoknya nanti kamu yang nyuci baju loh ya, aku gamau tau,"
"iya, apasih yang engga buat kamu mah,"
p a s u t r i
Jennie hanya menggonta ganti channel tv secara acak. ia bosan sekarang, Jaemin sedang mencuci baju di kamar mandi dan Jennie tidak boleh ikut dengan alasan "licin, nanti kamu kepleset, aku nangis,"
ting
namun tiba tiba bel berbunyi membuat Jennie menghentikan aktivitas menggonta ganti channel nya.
Jennie berjalan dengan susah payah untuk membuka kan pintu.
setelah pintu terbuka, nampaklah tukang antar paket yang tersenyum ke arah Jennie.
"hai Jen," tukang antar paket itu melepas kacamata dan maskernya.
oh tidak, katakan bahwa ini semua mimpi, bagaimana bisa Jaebum tahu keberadaannya?
sekedar informasi, Jaebum adalah mantan Jennie.
"Jae?" Jaebum mengangguk lalu memeluk Jennie erat.
Jennie yang panik pun langsung saja meneriaki nama Jaemin, "JAEMIN!! JAEM!!! TOLONG HIKS!!"
Jaemin yang sedang asik mencuci itu langsung lari dimana Jennie berada.
dan langsung memukul Jaebum kala melihat istrinya di peluk olehnya.
"bajingan lo anjing!!" tangan Jaemin yang masih basah oleh sabun cuci itu memukul wajah Jaebum hingga ia tersungkur dan jungkir balik.
"pergi ga lo nyedh?!" ucap Jaemin sembari masih saja menendang Jaebum yang sudah babak belur itu.
"Jaemin udah hiks," Jennie menahan Jaemin dengan memeluknya, Jaemin yang masih marah itu pun hanya bisa meneriaki Jaebum untuk pergi.
"cih, awas lo!!" ucap Jaebum sebelum pergi dari hadapan Jennie dan Jaemin.
Jaemin menatap Jaebum yang pergi dengan mata nya yang menunjukan amarah besar.
setelah batang bokongnya Jaebum sudah tidak terlihat, ia menoleh ke Jennie dengan tatapan khawatir.
"kamu gapapa?" tanya Jaemin sembari memegang pipi Jennie, dan dijawab gelengan serta tangisan Jennie.
"hiks, aku takut..." Jaemin mengeratkan pelukannya ketika istrinya mulai menangis.
"sshh, udah udah. ayo masuk, hama nya udah pergi," ucap Jaemin lalu menggendong Jennie masuk ke dalam rumah.
namun, Jennie sempat melihat ada satu perempuan yang menatapnya tajam penuh akan kebencian.
membuat ia lebih mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan kepalanya di dada Jaemin.
to be continue
author note ; aku tidak menyangka otak kalian sudah tida polos lagi ☺
dan aku merasa part ini kurang greget untuk disebut sebuah konflik ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
p a s u t r i ; JaemNie
RomantizmIni cerita tentang kehidupan Jaemin dan Jennie setelah menikah. -JaemNie area- story by RynFaleeeeeee