"Mau nonton bioskop? " tanya Mark pada Jaemin.
Jaemin menggeleng.
Saat ini mereka tengah berada di Mall, tadi Mark menjemput Jaemin dan mengajaknya ke sini.
"Makan?" Tanya Mark lagi
"Ngg—"
"—Ayok, kalo buat yang satu ini kamu nggak boleh nolak." Mark menarik Jaemin menuju salah satu tempat makan.
Mark menaruh nampan yang berisi burger, kentang goreng dan es krim.
Mereka duduk berhadap-hadapan sekarang. Mark membukakan bungkus burger untuk Jaemin. Jaemin langsung menerimanya saat Mark menyodorkan burger yang tadi dia buka.
"Turnamen basketnya beneran di sekolah aku?" Tanya Jaemin sambil mengunyah burgernya.
"Hmm, kenapa?"
"Ng-nggak aku cuma nanya aja. Berapa lama?"
Mark menatap Jaemin, "kayaknya seminggu sampai babak final."
"Kok lama?" Jaemin menerima minuman yang disodorkan oleh Mark.
"sekolah yang ikut turnamen 'kan banyak, bukan cuma satu atau dua sekolah doang," jelas Mark.
Jaemin hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Jaemin menelan burgernya terlebih dahulu sebelum kembali berbicara. "Terus kamu ikut main?"
"Iya, tapi babak penyisihan aku nggak ikut, mungkin aku baru main kalau sekolah aku masuk semifinal."
"Kenapa?"
"Kasih kesempatan buat junior. Karena sebentar lagi anak kelas 12 mau Ujian Negara, biar mereka nggak selalu ngandelin Senior."
"Iya, mendingan kamu nggak usah ikut. Waktunya dipake buat belajar tambahan aja dari pada ikut turnamen basket kan nggak bisa bikin kamu lulus ujian," kata Jaemin yang membuat Mark berhenti mengunyah dan menatapnya.
Jaemin yang merasa ditatap menjadi salah tingkah. Sepertinya dia sudah salah berbicara.
"Eh— salah ngomong ya, aku? Bu-bukan maksud aku ngelarang kok— cuman 'kan kamu bentar lagi Ujian Negara, kenapa nggak fokus buat belajar aja. Gitu—iya gitu maksud aku." Jaemin menampilkan senyuman canggung.
Mark terkekeh, "Ini turnamen terakhir aku, kamu tenang aja sehabis turnamen ini aku bakal fokus belajar." Mark mengacak-acak rambut Jaemin dengan gemas.
"Makanya nanti waktu aku main kamu harus dukung aku paling depan," lanjut Mark lagi, Jaemin membalasnya dengan anggukan.
∆∆∆∆∆
Jaemin turun dari motor Mark saat mereka sudah tiba di depan pagar rumah Jaemin.
Jaemin menyerahkan helm pada Mark.
"Yaudah sana masuk, nanti kalo udah sampek rumah langsung aku telfon," ucap Mark. Tangannya merapikan rambut Jaemin yang sedikit berantakan.
Jaemin mengangguk. "Yaudah, kamu hati-hati jangan kebut-kebutan bawa motornya."
Mark tersenyum walaupun helm yang dia pakek full face tapi Jaemin tahu kalau Mark tersenyum padanya.
Jaemin melambaikan tangan nya saat motor Mark meninggalkan rumah Jaemin.
Lalu Jaemin membalikkan badan nya untuk masuk ke dalam rumah.
Mau ikut pulang bareng siapa neng?
Mark apa Jeno?
Yang bilang mau dua-duanya tolong belajar sedekah dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [NOMINMARK]✓
Fanfic⁞➴ 「FINISH」 ❝Tentang Jeno yang otoriter, setiap keinginannya tidak pernah terbantahkan. Hingga Jaemin yang sudah memiliki kekasih pun harus menerima nasibnya saat lelaki itu menyatakan cinta ...