Di chapter ini sudah mulai terungkap ya!
Happy reading😍
***Alyssa langsung membungkam mulutnya. Ternyata Niko bukan ayah kandung Alyssa. Ingin rasanya Alyssa menangis mendengar kenyataan itu. Padahal selama ini Alyssa mengira Niko adalah ayah kandungnya karena ia begitu mencintai dan perhatian kepada Alyssa. Sekarang Alyssa mengerti mengapa Kenan selalu bersikap dingin jika berkaitan dengan Niko. Ternyata keluarganya menutupi kenyataan ini dari Alyssa selama bertahun-tahun. Alyssa menahan diri. Ia ingin mendengar kenyataan yang mungkin belum ia ketahui.
Plakk
Tamparan melesat di pipi Kenan. Tangan Nasywa bergemetar saat menampar anak sulungnya itu. Sungguh itu baru pertama kalinya Nasywa menampar Kenan. Selama hidupnya, ia tak pernah bermain tangan dengan kedua anaknya. Bahkan ketika ia sangat marah.
Kenan memegang pipinya yang terasa nyeri. Apalagi tamparan itu dilukis oleh Bundanya sendiri.
"Ohh jadi Bunda lebih belain dia, daripada anak Bunda sendiri?"
"Bukan begitu nak, Bunda gak sengaja. Maafin Bunda."
"Lagipula Bun, Kenan curiga jika kasus pembunuhan itu dilakukan oleh dia bukan ayah. Ayah gak salah Bun. Ayah bukan pembunuh. Pasti semua itu rencana dia. Dia telah memfitnah ayah. Kenan juga tahu Bun. Kalo dia pernah sahabatan sama ayah dan secara bersamaan mereka berdua jatuh cinta ke Bunda. Tapi Bunda lebih milih ayah. Pasti dia cemburu dan berniat mencelakai ayah. Dan kematian ayah pun masih difitnah karena telah membunuh ayah Reinald. Padahal dalang dari semua ini adalah dia," kata Kenan seraya menunjuk ke arah Niko.
Flashback on:
Malam itu Arka-Ayah Reinald ingin mengadakan pertemuan dengan temannya Alan-Ayah Alyssa yang sudah sangat akrab sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Sebelumnya Arka sudah menelpon Alan untuk datang ke rumahnya hanya sekedar menikmati kopi. Kesehariannya yang sibuk membuat mereka berdua jarang bertemu. Padahal rumah mereka tidak terlalu jauh. Namun keduanya sangat jarang pulang ke rumah.
Alan yang awalnya juga memiliki janji untuk bertemu dengan sahabatnya Niko akhirnya berinisiatif meminta Niko agar juga datang ke rumah Alan. Akhirnya Niko pun menyetujuinya.
Arka menunggu kedatangan kedua rekannya di depan pintu rumah. Rasanya ia tak sabar untuk bertemu dengan mereka. Sebuah mobil masuk ke pekarangannya membuat mata Arka berbinar.
"Mereka sudah datang," ucap Arka seraya beranjak dari duduknya. Namun yang ia dapatkan bukan Alan dan Niko, melainkan sekretarisnya Radit yang datang bersama beberapa orang berbadan kekar.
"Kamu ngapain malam-malam kesini?" tanya Arka.
"Saya memiliki urusan penting Pak tentang perusahaan. Lebih baik kita bicara di dalam," balas Radit dengan tersenyum licik.
"Ngapain bawa-bawa orang? Emangnya sepenting apa sih?"
"Penting sekali Pak. Ini terkait dengan perusahaan, kalo tidak segera ditindaklanjuti keadaannya semakin rumit."
"Yaudah silahkan masuk." Arka pun mengajak sekretarisnya itu masuk ke rumahnya bersama orang-orang yang dibawa Radit. Arka dan Radit duduk, sementara orang-orang berbadan kekar itu berdiri melingkari mereka.
"Emang ada apa dengan perusahaan?" tanya Arka to the point. Tapi tiba-tiba salah satu dari orang-orang suruhan Radit menutup pintunya.
"Kenapa pintunya ditutup?" tanya Arka yang merasa risih dengan perlakuan sekretarisnya yang sok berkuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik Berlabuh (COMPLETED)
Novela Juvenil"Apa pantas sebagai sahabat tapi saling mencintai?" Alyssa menautkan kedua alisnya bingung. Kenapa bertanya semendadak ini? "Aku mencintaimu, Alyssa." [FOLLOW DULU YA! PLAGIAT HUKUMNYA HARAM] _o0o_ Reinald Albyan, seorang lelaki yang mati rasa terha...