Reinald menyetujui tantangan dari Alyssa.
Ia tak mungkin menolaknya. Lantaran tampak dari wajah Alyssa yang sangat antusias untuk mengalahkan Reinald. Perempuan itu masih sama seperti dulu, yang tak mau kalah darinya."Sampek sini paham?" tanya Reinald sambil menyudahi acara menulisnya, lantas pandangannya beralih menatap Alyssa yang ternyata sudah lelap dari tidurnya. Reinald mengecek ponsel, ternyata sudah hampir jam 11. Reinald juga dilanda kantuk sekarang.
Reinald melihat intens Alyssa. Sangat pulas dan menggemaskan. Sesekali Alyssa merubah posisi kepalanya yang mungkin terasa kaku karena disandarkan di atas meja dengan tangan sebagai bantalannya. Rasanya Reinald tak ingin cepat-cepat pulang. Ia masih ingin memandang wajah Alyssa yang teramat menenangkan. Tangan Reinald ragu untuk mengambil anak rambut yang menghalangi wajah Alyssa. Namun dengan penuh keberanian, Reinald pun segera meraih anak rambut itu dan menyelipkannya di belakang daun telinga.
Semilir angin lagi dan lagi menerpa mereka berdua. Namun Reinald tak tega untuk membangunkan Alyssa. Reinald mengambil jaketnya, lantas menyelimuti badan Alyssa agar tak kedinginan. Reinald juga ikut menidurkan kepalanya di meja, sehingga wajah mereka saling berhadapan.
Hingga tanpa sadar Reinald pun terhanyut dalam mimpinya. Kantuk benar-benar tak bisa di tahan. Mereka berdua tidur di bawah langit yang dihiasi bulan tampak terang.
Nasywa yang sejak tadi mengawasi Reinald dan Alyssa, tersenyum samar di balik pintu. Ia segera menyelimuti Alyssa dan juga Reinald. Entah mengapa Nasywa jadi teringat masa lalu. Ia merindukan masa-masa itu.
Seperti biasa Nasywa memilih menonton TV jika ia tak bisa tidur. Akhir-akhir ini memang Nasywa jarang tidur. Kenan pun sudah tidur setelah bermain di rumah temannya.
Di sisi lain, Reinald yang baru sadar jika dirinya ketiduran, langsung terjaga dan kembali melihat ponselnya. Reinald mengucek matanya yang masih terlihat buram. Ternyata sudah jam 1 dini hari. Reinald merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Ia melihat selimut yang menutupi badannya.
Reinald bertanya-tanya siapa yang memberinya selimut? Padahal Alyssa masih tidur dengan posisi yang sama. Reinald pun tak peduli dengan itu. Ia bergegas membopong Alyssa dan membawanya ke kamar. Reinald tak tega jika semalaman Alyssa tidur di luar.
Reinald membenarkan posisi tidur Alyssa. Sesekali Alyssa meracau lantaran Reinald mengusik tidurnya. Reinald menarik selimut hingga leher Alyssa. Reinald mengambil jaketnya dan segera keluar. Reinald sadar bahwa dirinya sudah remaja. Tak baik pula lama-lama berada disana.
Reinald menuruni anak tangga dan mendapati Nasywa yang tengah menonton TV. Nasywa segera menoleh setelah mendengar suara derap kaki.
"Mau pulang?" tanya Nasywa.
"Iya Te. Maaf Reinald tadi ketiduran."
"Gak mau nginep aja? Ini udah jam 1 loh. Tidur di kamar Tante gih. Lagian tante gak tidur kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik Berlabuh (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Apa pantas sebagai sahabat tapi saling mencintai?" Alyssa menautkan kedua alisnya bingung. Kenapa bertanya semendadak ini? "Aku mencintaimu, Alyssa." [FOLLOW DULU YA! PLAGIAT HUKUMNYA HARAM] _o0o_ Reinald Albyan, seorang lelaki yang mati rasa terha...