🌻Eighteen🌻

2.3K 129 11
                                    

Happy Reading

—————

Pria - pria yang sedari tadi telah menggoda Luna bergidik ngeri melihat tatapan Nicholas, mereka pun menjauhinya.

"Maaf Mr. Peterson kami tidak bermaksud mengganggunya," Nicholas tak menghiraukan dengan permintaan maaf pria yang menggoda Luna tadi.

Kemudian wartawan pun menjadi riuh dan ramai. Mereka akan mendapat headline besar dari acara malam ini. Para wartawan pun mulai mengerumuni Nicholas dan Luna.

"Mr. Peterson sejak kapan anda menjalin hubungan dengan kekasih anda?"

"Siapa nama kekasih anda Mr. Peterson? Ia tidak terlihat familiar dikehidupan anda selama ini?"

"Nona apakah anda dari keluarga pejabat?"

"Anda berasal dari kalangan mana Nona?"

Para wartawan terus saja mencecar pertanyaan kepada "sepasang kekasih" ini. Luna meremas lengan jas Nicholas dan menutupi wajahnya dibelakang Nicholas. Perasaan antara takut dan malu. Sungguh sangatlah tidak nyaman berada disini yang dipikiran Luna saat ini adalah bagaimana caranya pergi dari keramaian yang membuatnya pusing.

Merasakan kerisauan Luna, langsung saja Nicholas menggenggam erat tangan gadisnya dan berjalan menjauh dari keramaian diballroom.

🌻🌻🌻

"Maafkan aku, entah kenapa aku melakukan hal itu." Semilir angin pantai menerpa wajah keduanya. Mereka tetap melangkahkan kakinya menyisiri trotoar dipinggir pantai. Luna mengeratkan jas Nicholas yang tersampir dipundaknya.

"Tidak apa - apa aku yakin kau hanya tidak fokus saja, lagipula mana ada seorang CEO tampan sepertimu mau menjadikanku yang wanita biasa ini sebagai kekasihmu," Luna tersenyum kecut. Walau jujur didalam lubuk hatinya sebenarnya ia juga menginginkan Nicholas.

"Luna...," Nicholas menghentikan langkahnya, ia meraih tangan Luna dan menggenggamnya. Luna memandang Nicholas bingung. "Iya Nick?"

"Kurasa karena pria - pria tadi aku benar - benar cemburu dan sadar. Aku tidak suka saat kau bersama pria lain, aku tidak suka melihatmu ketakutan seakan aku gagal melindungimu, dan aku merasakan hatiku tersayat saat melihatmu menangis." Nicholas menarik napas dan menghembuskannya pelan.

"Kurasa aku benar - benar jatuh cinta kepadamu. Apa kau mau menjadi kekasihku?" Nicholas menatap Luna dalam. Luna merasakan seperti ribuan kupu - kupu didalam perutnya yang sedang berterbangan. Dia sangat senang orang yang ia sukai juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Aku....,"

"Maaf Nona aku tidak menerima penolakan jadi kuanggap itu iya," belum sempat Luna menjawab Nicholas langsung memotongnya pembicaraannya begitu saja.

"Hei itu tidak adil aku saja belum berbicara!" Ujar Luna cemberut.

"Kau sudah dengar kan aku tidak menerima penolakan," Sebenarnya ini alibi Nicholas agar tidak ditolak oleh Luna. Ia berjalan kedepan menjauhi Luna.

"Apa - apaan itu padahal aku ingin menjawab iya sudah didahului terlebih dahulu, dasar merusak momen." Gerutu Luna. Mendengar itu Nicholas tersenyum lebar. Artinya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Ayo sayang kita kembali ke hotel hari semakin dingin," Nicholas menggandeng Luna, gadis itu pasrah menuruti yang notabenenya kekasih barunya.

Pretty Sunflower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang