.find out

428 51 1
                                    

"e-eh.. v-vernon? k-kau sudah kembali?"

seungkwan menatap takut-takut ke arah vernon yang menatapnya balik dengan ekspresi dingin penuh intimidasi. sepasang iris kecoklatan seungkwan terfokus begitu melihat bibir vernon yang sedikit terangkat seolah ingin mengatakan sesuatu namun tak kunjung bersuara.

atmosfer di antara keduanya kian memberat dan membuat seungkwan menyeret kakinya mundur. aura yang vernon keluarkan sangat menyesakkan dada dan seungkwan rasa vernon seolah tengah menekannya hingga ia bisa bertekuk lutut di bawah kakinya kapan saja.

"apa yang kau lakukan di kamarku, hyung?"

seungkwan menjerit di dalam hati. alarm berbahaya berbunyi nyaring di otaknya. vernon marah besar. ia marah besar dengannya karena lelaki yang lebih muda sebulan darinya ini sudah memanggil seungkwan dengan sebutan hyung.

suara yang dikeluarkan itu terdengar serak dan menggelitik telinga. seungkwan mendadak lupa bernafas dan semakin memundurkan tubuhnya karena merasa terintimidasi.

tetapi, sayang sekali langkahnya terhenti ketika tumitnya tidak sengaja menyentuh nakas yang ada di balik tubuhya dan membatasi pergerakan 'ayo lari dari vernon' yang saat ini sedang dilakukannya.

"aku tidak suka mengulang pertanyaanku" seungkwan semakin menciut mendengar ucapan yang barusan ditujukan ke arahnya.

meskipun samar, seungkwan dapat melihat perubahan warna pada iris milik vernon. biner hazel itu berubah menjadi semerah darah dalam kedipan mata dan membuat seungkwan merasa ia harus memeriksakan kedua matanya ke optik.

tolong katakan kalau matanya sudah rusak saat ini.

bagaimana tidak rusak? tidak mungkin kan gigi taring seorang manusia bisa memanjang dalam waktu sekejap dan merubah warna matanya begitu saja?

dan itu terjadi secara langsung ketika vernon berbicara dengannya. seungkwan merekam kejadian itu dengan kuat di dalam ingatannya.

bagaimana kedua netra hazel bandmatenya berubah menjadi merah darah dengan sepasang taring yang memanjang dengan tiba-tiba didalam mulutnya.

"kau sudah melihatnya?"

seungkwan tergugu, ia menunduk dan menggumamkan kata-kata yang tidak berarti. tubuhnya bergetar begitu melihat seringai mencurigakan yang terbit di wajah vernon hingga menampilkan sepasang taring putih panjang miliknya.

"kupastikan kau sudah melihatnya hm? jadi, aku ketahuan sekarang? jeonghan-hyung pasti akan marah padaku"

sepasang biner kecoklatan seungkwan membelalak dalam keterdiamannya. terlebih sekujur tubuhnya mendadak terserang tremor tatkala vernon menghimpit tubuhnya.

kepala lelaki si pemuda blasteran itu berhenti di sisi wajah seungkwan dan berbisik penuh racun.

"kau harum sekali, hyung"

hidung bangirnya berusaha mengendus perpotongan leher seungkwan sementara kuku tajam jemari tangannya terangkat menyentuh perpotongan leher yang menggoda.

"v-vernonie..."

seungkwan mencicit dan mencoba memberanikan diri untuk menatap sepasang netra hazel yang sudah bertransformasi menjadi semerah darah.

"apa yang harus kulakukan untuk membuatmu tutup mulut, hyung?"

vernon menggoreskan kuku panjangnya di leher jenjang seungkwan. melakukannya dengan perlahan dan menciptakan suara erangan sakit yang sangat memilukan.

"aku sudah menahan diriku sejak lama untuk tidak mencicipi tubuhmu secara langsung, hyung"

seungkwan berusaha menormalkan suaranya. meskipun ia takut setengah mati tapi ia tidak mau menunjukkannya. "k-kau.. a-apakah ini lelucon? sebenarnya kau ini .... apa?"

seungkwan sendiri berpikir jika kata 'siapa' bukanlah kata yang tepat untuk mendeskripsikan seorang chwe vernon yang kini berada di hadapannya.

sementara itu vernon nampak tersenyum tipis, mungkin lebih tepat disebut menyeringai.

tbc

blood lust [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang