3 • [Merokok?]

8 5 0
                                    

Enjoy

🎀

Satya terus memainkan bolpoinnya. Pemuda itu tidak sedang belajar, ia hanya melamun sedari tadi, membiarkan buku-bukunya terbuka tanpa dibaca.

"Satya"

Panggilan lembut dari arah pintu kamarnya membuat Satya segera menoleh. Hanya pada wanita cantik itu Satya bisa menunjukkan senyum tulusnya.

"Iya, Ma? Udah waktunya makan malam ya?"

Soraya-ibu Satya-mengangguk, "ayo turun, Papa udah nunggu kamu di bawah"

Satya tersenyum kemudian mengangguk, "Iya Ma, Satya nanti nyusul"

Soraya balas tersenyum, kemudian ia pergi lebih dulu. Satya menutup bukunya, menyusul keluarganya yang sudah menunggu di meja makan.

🎀🎀🎀

"Oh jadi office boy nya udah ganti, Pa?"

Sandy-ayah Satya-mengangguk, "Iya Ma, terpaksa"

Satya hanya diam, ia memakan makanannya dengan perlahan. Tak menyimak pembicaraan orang tuanya, lebih tepatnya melamun di tempat.

Sandy menyadari hal itu, namun ia memilih diam agar tidak mengganggu anaknya.

"Satya"

Lamunan Satya buyar kala sang ibu memanggilnya dengan lembut.

"Kamu kenapa? Sakit?" Soraya menatap sendu anaknya, khawatir pada Satya yang hanya diam sedari tadi.

"Oh gak kok Ma" Satya tersenyum manis, membuat ibunya ikut tersenyum karena merasa lega.

"Nanti tidur cepat aja ya, belajarnya sebentar aja"

Satya mengangguk, "Iya Ma"

🎀🎀🎀

Tok tok tok

Satya yang baru saja hendak memejamkan matanya kembali menoleh ke arah pintu. Pintunya sedikit terbuka, menampilkan wajah ayahnya yang hanya terlihat setengah. Sandy tersenyum pada anaknya.

"Boleh Papa masuk?"

Satya mendudukkan dirinya lalu mengangguk. Melihat jawaban dari Satya, Sandy segera memasuki kamar Satya lalu duduk di sisi ranjang.

"Kamu kok belum tidur?"

"Gimana mau tidur kalau Papa datang?"

Sandy terkekeh, anaknya itu tetap ketus padanya.

"Apa kau punya masalah di sekolah?" Sandy mengabaikan pertanyaan Satya, memilih untuk bertanya balik.

"Gak ada"

Sandy menghela, "Mau bohongin Papa?"

"Ck" Satya berdecak kesal. "Memang gak bisa bohongin Papa"

Sandy lagi-lagi terkekeh, sepertinya sudah menjadi hobinya mengganggu anaknya itu.

"Coba cerita ke Papa"

Satya menoleh pada ayahnya, menatap Sandy yang tengah menunggu ceritanya. Sepertinya bukan ide buruk menceritakan pada ayahnya.

"Bukan masalah sih, tapi sekolahku aneh"

Sandy mengernyit, bingung dengan ucapan Satya.

"Ada orang-orang aneh di sekolah. Ada cewek yang nyuruh temannya ngasih sapu tangan, ada juga yang tiba-tiba kelahi. Gak paham lagi deh" Satya mengusap wajahnya kasar, merasa cukup kesal karena ia tak henti-hentinya memikirkan itu. Padahal itu bukanlah urusannya, namun rasa penasarannya terlalu tinggi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang