1 • [Nakal?]

33 4 0
                                    

Enjoy

🎀

Satya menghela nafasnya saat menuruni mobil, cowok itu menatap tidak suka ke arah gedung sekolahnya.

"Pa, Satya gak bisa sekolah khusus cowok aja? Satya mau fokus belajar"

Ayahnya menatap aneh anaknya itu, seketika terlintas pertanyaan, apakah anaknya tidak normal?

"Satya normal, tapi gak mau pacaran dulu" seakan tau maksud dari tatapan ayahnya, Satya langsung melanjutkan ucapannya.

Satya Harry Jauzan, cowok yang selalu populer dinkalangan cewek di manapun dia bersekolah. Tampan, cerdas, dan cool adalah daya tarik tersendiri untuknya. Namun sikapnya yang tidak suka bergaul membuat poin negatif untuknya, banyak orang yang ragu untuk mendekatinya. Satya benar-benar kutu buku, namun tidak culun seperti di novel-novel.

"Satya, kamu harus belajar berteman dong. Kamu udah gede, suatu saat kamu pasti butuh pertolongan orang lain" ayahnya memegang pundak Satya, berusaha menjelaskan pada anaknya itu.

Ekspresi Satya tetap datar setelah mendengar ucapan ayahnya, dia sungguh tidak peduli dengan pertemanan.

Sikapnya ini bukan terbentuk akibat masa lalu kelam seperti di film-film, semua itu terbentuk dari kecil. Bagaimana sikap Satya yang sangat menyukai buku hingga tidak mempedulikan pertemanan, semua itu memang tanpa alasan, hanya Satya saja yang nyaman dengan hidupnya itu.

"Satya, dengerin papa ya. Kamu gak naik kelas tahun ini aja gak papa kok. Gimana kamu ikut audisi--"

"Satya pamit, assalamualaikum" Satya langsung memotong ucapan ayahnya, mencium tangan ayahnya itu lalu segera pergi. Satya sudah sangat bosan mendengar ucapan ayahnya, audisi itu sungguh tidak membawa hal baik untuknya.

Ayahnya itu hanya bisa menatap punggung anaknya yang semakin menjauh, dia pun tidak mengerti mengapa anaknya begitu kukuh pada pelajarannya, padahal kedua orang tuanya tidak begitu pintar dan rajin belajar. Ayahnya menghela nafas, mungkin memang itu yang terbaik untuk Satya.

🎀🎀🎀

Kepala Sekolah SMA Angkasa itu mendongak saat mendengar pintunya terbuka, menampilkan cowok tampan yang dibalut seragam rapinya. Cowok itu tersenyum, kembali menutup pintu lalu berjalan mendekati orang yang sudah berusia 40 tahun itu.

"Kamu Satya ya? Siswa baru itu, kan?"

Satya mengangguk canggung, namun dia dihadiahkan senyum manis dari kepala sekolah itu.

"Nama saya Widodo, saya kepala sekolah di sini"

Satya membungkukkan tubuhnya, memberi hormat pada orang tua itu.

"Kamu akan masuk kelas 11 IPA 2, karena di kelas itu baru saja kekurangan satu murid"

Satya hanya mengangguk, menyimak dengan baik.

"Selamat bergabung, Satya"

🎀🎀🎀

"Yeyyy kita sebangku" Embun dengan semangatnya memeluk Fany yang duduk di sebelahnya.

Clarissa Embun Kalila, gadis imut dengan sikap cerianya yang mampu membuat orang ikut ceria melihatnya. Lebih akrab dipanggil Embun, semua temannya menganggap nama itu sangat cocok dengan sikapnya. Pipinya yang tembam selalu mengalihkan perhatian orang lain saat dia tersenyum, tak lupa dengan lesungnya di pipi kanannya.

"Iya iya Bun, lepasin dah" Fany berusaha melepaskan diri dari pelukan mematikan Embun.

Fany Humeerah Ayuninda, gadis pendiam yang hanya banyak bicara ketika bersama ketiga sahabatnya. Tidak memiliki banyak teman karena dia cukup tertutup. Mata indah milik Fany menambah kesan plus untuknya, namun dia terlalu malu untuk menunjukkannya pada orang lain dan hanya sahabatnya saja yang tau.

Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang