Haknyeon terengah-engah, kedua tangannya bertumpu pada lutut dengan peluh sebesar biji jagung memenuhi kening yang tak tertutup poni. Sedangkan Sunwoo di sampingnya bertumpu pada pedangnya. Keduanya sama-sama nyaris kehabisan nafas begitu beberapa orang berpakaian hitam menyerbu istana Haknyeon.
Merasa jaraknya dari kerajaan sudah cukup jauh, Haknyeon menghentikan laju larinya. Ia bersimpuh di tanah, kedua matanya terpejam erat. Sementara Sunwoo melirik sekelilingnya dengan tatapan waspada.
"Hyung, sepertinya disini belum aman," ujar Sunwoo memecah keheningan.
Haknyeon menengadah, menatap rembulan dengan pandangan sarat akan keresahan. "Tapi, jika aku pergi bagaimana nasib istana, Sunwoo? Aku ini raja!"
Sunwoo mengerjap, cukup terkejut saat tiba-tiba Haknyeon membentaknya. "Ma–maaf, hyung. Ini juga demi keselamatanmu sendiri," gumamnya sembari menundukkan kepala.
Kepala Haknyeon tertoleh pada Sunwoo. "Mereka tadi itu siapa? Kenapa tiba-tiba bisa ada penyerangan? Kemana semua penjaga?" tanyanya bertubi-tubi.
Sunwoo menggeleng. "Aku tidak tahu, hyung."
Bukan. Bukan jawaban itu yang Haknyeon inginkan keluar dari bibir tebal pemuda bersurai merah di sampingnya ini. Hei, Haknyeon ingin kejelasan!
"Lebih baik aku kembali dan berjuang untuk mempertahankan istanaku," ujar Haknyeon tiba-tiba, sembari beranjak dan mulai berbalik arah.
Tapi Sunwoo dengan cepat mencekal pergelangan tangannya. Menahan langkah Haknyeon, kemudian secara perlahan ia peluk tubuh sang raja dari arah belakang. Sementara Haknyeon terkejut akan perlakuan Sunwoo yang terlalu tiba-tiba ini.
"Sunwoo...?" lirih Haknyeon begitu yang lebih muda melonggarkan dekapannya.
Sunwoo menggenggam erat pedangnya, menghindari tatapan Haknyeon. "Ma–maaf, hyung. Aku benar-benar tidak bermaksud bertindak tidak sopan kepadamu," gumamnya terdengar menyesal.
Haknyeon diam. Bingung ingin membalas apa, sedangkan pikirannya tiba-tiba menjadi kosong bak orang dungu. Ia seorang raja, tapi kabur begitu istananya diserang dan berkemungkinan dikuasai pihak lain. Jadi, masih pantaskah saat ini ia disebut sebagai raja?
👑
Haknyeon pada akhirnya memutuskan untuk mengikuti Sunwoo, menjauhi daerah kerajaan dan menempati sebuah penginapan di ujung desa pada kawasan kerajaan milik Hyunjae. Keduanya saling menjaga satu sama lain karena hanya diri mereka serta beberapa keping emas yang tersisa saat ini.
"Hyung," panggil Sunwoo, membawa sebuah kudapan yang terbungkus dedaunan.
Haknyeon tengah meratapi nasib dengan melihat pemandangan di luar melewati jendela kecil yang ada di kamar tersebut. "Ya?" balasnya, menoleh pada Sunwoo.
"Aku mendapatkan kudapan kecil, sekaligus kabar buruk dari kerajaan," ujarnya sembari menaruh kudapan itu di nakas.
Sunwoo duduk di tepi kasur, begitupun Haknyeon yang menyusul setelahnya. "Bisa ceritakan kabar buruknya?" Haknyeon bertanya, dengan tatapan terarah pada pemuda bersurai merah itu.
Sunwoo mengangguk sekilas. "Tadi di pusat kota aku mendengar sayembara mengenai siapapun yang bisa menemukan keberadaanmu, maka orang itu akan mendapatkan hadiah berupa gelar bangsawan serta lima gerobak keping emas."
Haknyeon bungkam. Cukup terkejut mengenai fakta itu.
"Dan ada yang lebih buruk lagi, hyung."
Kening Haknyeon mengerut. "Apa itu?"
"Raja yang memimpin di kerajaanmu saat ini adalah Changmin hyung, tunangan dari Younghoon hyung."
👑
Sunwoo terlihat tengah mengasah pedangnya begitu Haknyeon terbangun dari tidur lelapnya. Di sudut ruangan, pemuda bersurai merah itu fokus pada senjata satu-satunya yang mereka miliki. Tak ingin mengganggu, Haknyeon beranjak dan merapihkan kasur secara diam-diam.
Ia melirik langit yang kini sudah menunjukkan eksistensi sang surya, kemudian langkahnya memberat begitu mengingat ucapan Sunwoo tadi malam. Haknyeon kembali jatuh ke dalam lamunannya hingga tanpa menyadari Sunwoo yang sudah selesai dengan urusannya kini menghampiri dirinya.
"Haknyeon hyung?"
Tangan Sunwoo menepuk bahunya, menciptakan sensasi terkejut yang membuat tubuhnya refleks berjengit. "Ah—ya, kenapa?"
"Hyung tidak apa-apa 'kan?"
Haknyeon hanya menggeleng, kemudian dengan cepat ia masuk ke kamar mandi untuk memebersihkan dirinya. Sementara Sunwoo masih memperhatikan punggung Haknyeon dengan tatapan tak terbaca.
👑
Sudah dua minggu Haknyeon bersama Sunwoo melarikan diri dari istana. Dan sudah dua kali keduanya berpindah penginapan karena para pengawal dari kerajaannya selalu nyaris menemukan keberadaan mereka.
"Sunwoo," Haknyeon memanggil lembut. "Mau sampai kapan kita terus bermain petak umpat dengan mereka?"
Sunwoo yang memimpin jalan pun menoleh. "Sampai kita memiliki celah? Aku sendiri tidak yakin, hyung."
"Saat ini memang kita aman, tapi esok hari? Kita 'kan tidak tahu takdir seseorang," kata Haknyeon sembari menyingkirkan ranting yang menghalangi jalannya.
Sementara Sunwoo tidak merespon. Haknyeon hanya bisa menghela nafas panjangnya, ia cukup lelah harus terus-menerus kabur dari para pengawal yang mencarinya itu. Sekaligus, ia penasaran tentang apa yang sudah menyebabkan mereka memberontak dan menguasai kedudukannya kini.
"Bagaimana kalau kita ke kerajaan Juyeon?" usul Haknyeon begitu menatap langit yang sudah berhanti warna menjadi oranye.
Sunwoo dengan cepat menggeleng. "Aku tidak menyarankan itu," sanggahnya.
Haknyeon memiringkan kepalanya, menatap sisi samping wajah Sunwoo. "Kenapa? Bukankah Juyeon termasuk orang yang bisa kita percaya?"
Sunwoo melirik sekilas rajanya. "Dalam keadaan seperti ini, tidak ada yang bisa kita percayai, hyung. Semuanya bisa saja merupakan seorang pengkhianat, mau itu Juyeon hyung sekalipun," ujarnya terdengar tegas.
"Berarti kau termasuk?"
—
20 Juni, 2020kalau aneh alurnya tuh maafin ya, aku soalnya bener-bener neken supaya ini jadi short story.
KAMU SEDANG MEMBACA
true throne | sunhak. ✓
Cerita PendekPada akhirnya, mahkota itu tahu siapa pemilik sejatinya. short story, bxb, semi-baku, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020