Chapter 6

77 21 24
                                    

Biasakan follow dulu sebelum membaca!

--------------------------------------
Jika kenyataan tak sesuai dengan harapan, lebih baik mundur perlahan-lahan, karena suatu hal yang terlalu dipaksakan jatuhnya malah menyakitkan.

~Fitnrlat~
--------------------------------------

Terik matahari yang menyoroti bumi membuat suasana pagi ini terasa panas sekali. Seorang gadis berkucir kuda telah selesai berganti pakaian menggunakan kaos olahraga warna abu-abu miliknya.

Hari ini adalah jadwal kelasnya berolahraga, entah kebetulan dari mana kelas Echa kebagian jadwal olahraga yang bersamaan dengan kelas Alvaro. Echa berjingkrak senang membuat ketiga temannya memutar bola matanya jengah.

Prittt....

Bunyi peluit dari Pak Yadi membuat mereka segera membentuk barisan yang rapi. Pak Yadi adalah guru olahraga kelas X. Pak Yadi mulai menjelaskan materi hari ini yaitu tentang bola voli.

Mereka melakukan pemanasan mengelilingi lapangan terlebih dahulu sebelum melanjutkan materi agar tidak ada yang cidera.

Murid laki-laki mengitari lapangan sebanyak lima kali putaran, sedangkan murid perempuan sebanyak tiga kali putaran.

Mereka mulai menjalankan apa yang Pak Yadi perintahkan. Terik matahari yang begitu panas hari ini, membuat perut Echa keroncongan dikarenakan ia belum sarapan.

Tetapi ia malah bersikeras tetap ingin berolahraga, padahal teman-temannya itu sudah mengingatkan, namun tak ia hiraukan.

"Cha, lo mending ke kelas aja deh." Ujar Karin perhatian.

"Iya Cha, muka lo pucet banget." Timpal Dania menatap raut wajah Echa.

"Gue baik-baik aja." Ujar Echa tersenyum menenangkan.

"Ck, dasar keras kepala." Ketus Tasya menatap jengkel Echa, membuat Echa tersenyum terpaksa.

Setelah pemanasan selesai mereka segera melakukan apa yang telah dicontohkan oleh pak Yadi. Echa melakukan semuanya dengan lamban membuat para siswa keheranan. Namun nyatanya ia tetap berhasil melambungkan bola ke daerah lawan.

Saat ini mereka tengah duduk selonjoran di tepi lapangan memperhatikan kelas Alvaro yang sedang bermain basket setelah melakukan serangkaian kegiatan olahraga tadi.

"Cha, lo mau kemana?" Ujar Dania menginterupsi Echa yang telah berdiri.

"Mau samperin Kak Alvaro, mau kasih ini nih." Jawab Echa sembari menunjukkan sebotol air mineral dan segera meninggalkan ketiga temannya yang menggeleng-gelengkan kepalanya akibat tingkahnya.

Tiba-tiba rasa pusing menyerang kepala Echa membuat Echa sedikit terhuyung ke belakang namun ia bisa menjaga keseimbangan.

"KAK ALVAROOO." Panggil Echa membuat Alvaro menoleh.

"ECHAAA."

Teriak para siswa bersamaan dengan hantaman keras yang mengenai kepala Echa, tiba-tiba bayangan hitam merenggut kesadaran Echa, semuanya gelap. Echa pingsan.

"Sial." Umpat Alvaro mengacak rambutnya asal karena teriakan Echa sehingga membuatnya tak fokus sehingga membuat bola basket melayang mengenai kepala Echa.

CHAVARO [Hiatus Dulu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang