Chapter 3

207 45 62
                                    

Vote and comment nya jangan lupa ya...
Awas typo bertebaran!
Bacanya sambil dengerin lagu di mulmed ya biar feel-nya dapet😂

Happy reading😁

--------------------------------------

"Sikapmu yang acuh, membuatku ingin membuatmu luluh."

~Echa Caroline~

--------------------------------------

Hari ini adalah hari terakhir MOS. Echa dan para sahabatnya sedang beristirahat dan duduk selonjoran dipinggir lapangan basket setelah melakukan kegiatan MOS yang cukup menguras tenaga tadi.

"Eh, kantin kuy! Haus nih." Celetuk Dania tiba-tiba membuat para sahabatnya menoleh padanya.

"Ga, ah. Mager gue." Tolak Echa karena ia sangat malas ke kantin, disana sangat ramai, panas, riuh, ricuh belum lagi harus berdesak-desakan, uh sungguh menyebalkan.

"Ah, ga asik." Rajuknya sambil mengerucutkan bibirnya sebal,

"Ayo Rin ke kantin." Lanjut Dania menarik Karin sambil mengeluarkan puppy eyes nya.

"Yaudah ayo, gue juga laper. Kalian mau nitip gak?" Tawar Karin sambil menatap Echa dan Tasya bergantian.

"Gue jus jambu sama siomay mang Udin, tapi jangan lupa dikasih sambel yang banyak."
Jawab Echa yang sebenarnya sangat lapar tapi ia sangat malas untuk ke kantin.

"Gue es teh sama siomay." Ujar Tasya singkat.

"Siap, laksanakan komandan." Tegas Karin seraya hormat kepada Echa dan Tasya sebelum melenggang pergi menuju kantin bersama Dania, meninggalkan Echa dan Tata yang terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tas, lo udah dapet tanda tangan berapa?" Tanya Echa memecah keheningan.

Karena memang di penghujung MOS ini, seluruh siswa-siswi baru harus mendapatkan tanda tangan seluruh anggota OSIS tanpa terkecuali.

Jika ada yang tercecer atau kurang satu orang pun, maka dianggap tidak lulus dan harus mengulangi MOS tahun depan.

"Gue udah semuanya." Jawab Tasya tanpa menatap Echa, masih setia menunduk sambil memandang tanah dibawahnya.

Jikalau tanah dapat berkata mungkin ia akan menayakan, mengapa semua orang selalu menatapnya dengan berbagai tatapan? Apakah dirinya adalah tempat pelampiasan? Uh, sungguh menyebalkan.

"Anjir, kok lo udah semuanya? Gue kurang 3 astagaa. Jangan-jangan Dania sama Karin juga udah?" Tebak Echa tepat sasaran yang dibalas dengan anggukan seadanya dari Tasya yang sudah mendongak menatap Echa.

"Kok kalian ga ngajak gue sih? Terus gue sama siapa donk minta tanda tangannya? Nanti kalo gue diapa-apain gimana?" Cerocos Echa panjang lebar sambil mengerucutkan bibirnya sebal.

"Lo tadi ke kamar mandi." Jawab Tasya acuh sambil menatap lurus ke depan.

"Ya udahlah gue mau minta tanda tangan dulu..." Ujar Echa lesu dan segera beranjak dari duduknya sambil menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor karena memang mereka duduk tanpa alas.

"Lhah terus makanan lo?" Tanya Tasya sambil menatap Echa yang masih menggerutu sebal.

"Nanti lo bawain punya gue dulu ya..." Jawab Echa melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Tasya yang sedang mendengus sebal 'kebiasaan' batinnya.

Echa sedang berjalan menyusuri koridor sambil celingukan mencari para anggota OSIS. Saat ia berpapasan dengan salah satu siswi berkacamata dengan rambut dikucir kuda. Echa pun menghampirinya dan segera mencekal lengan gadis tersebut.

CHAVARO [Hiatus Dulu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang