4. Groceries

480 35 0
                                    

Sebelum masa pandemi yang mengurung Biyan dan Stefy di apartemen, mereka biasanya akan belanja bulanan dengan antusias. Biyan yang antusias ingin tahu Stefy mau memasak apa saja. Ia juga senang membantu Stefy, walau pasti sangat lama. Stefy pasti akan memilih mana harga yang sesuai.

Biyan akan mendorong troli dan mengikuti kemana arah kaki Stefy pergi. "Mau masak apa sih yang?"

"Masih belum tahu Bi. Kamu maunya makan apa?"

Biyan jadi ikut berpikir ditanya begitu. Kepalanya langsung penuh dengan menu makanan apa saja yang ingin ia coba. Lama tidak menjawab Stefy meninggalkan Biyan.

"Tunggu yaaaang." Ujar Biyan.

Stefy masih lirik sana lirik sini memikirkan enaknya masak apa. Sedangkan Biyan mengikuti sambil mendorong troli. Namun tidak bertahan lama karena Biyan sudah berakhir di tempat jajanan yang ada di supermarket itu.

Ia memilih makanan ini dan itu. Membuat mbak-mbaknya kaget dengan porsi makan Biyan. Setelah memilih ia membayar makanannya dan duduk dengan sabar seperti anak kecil yang menunggu makanannya selesai digoreng.

"Biyan!" Seru Stefy.

Biyan menoleh dan tersenyum senang. Makanan datang kekasih datang. Kombo favorit Biyan.

"Malah di sini! Aku nyariin mau naruh ini." Gerutu Stefy menunjukkan bahan makanan yang ia ambil tadi.

Biyan hanya haha hehe dan menarik Stefy untuk duduk di sampingnya untuk ikut makan. Awalnya Stefy menggerutu namun berakhir ikut makan dan mencoba ini itu yang Biyan pesan. Memang menenangkan Stefy yang marah adalah dengan memberinya makanan.

"Euuum ini enak Bi."

"Benerkan? Belanjanya nanrti aja. Makan dulu."

Akhirnya troli mereka terbengkalai di samping Stefy. Mereka berdua sibuk mengunyah ini dan itu.

Puas makan Stefy berdiri, "Ayo Bi. Jadi lama kan gara-gara makan." Keluh Stefy.

"Tapi kan kamu juga makan. Yuk dah." Biyan ikut berdiri.

Stefy kembali memilih beberapa bahan makanan dan makanan instan, tidak lupa minuman botolan seperti soda juga. Ia juga memilih beberapa camilan yang akan menemaninya lembur kerja atau sekedar nonton film bersama Biyan di kamar.

Tidak terasa troli mereka sudah hampir penuh. Merasa cukup mereka memutuskan untuk bayar.

"Wih banyak juga belanjaan kita ya." Ucap Biyan takjub.

Biyan memang selalu takjub dengan belanja bulanan mereka. Padahal sudah biasa. Biyan seperti tidak sadar kalau mereka ini memang hobi makan makanya sebanyak ini belanjaannya.

"Kan buat berdua ya banyaklah. Makan kamu aja banyak." Belanjaan mereka sampai dua kardus ditambah satu kantong belanja milik Stefy.

Biyan melajukan mobilnya membelah Jakarta yang padat di akhir pekan itu. Mereka tidak punya pilihan lain selain belanja akhir pekan karena kesibukan masing-masing. Ini juga masih untung Biyan ataupun Stefy tidak ada jadwal dadakan.

"Fokus nyetir Bi." Tegur Stefy karena tangan Biyan sibuk menggenggam tangannya.

Stefy sendiri fokus pada ponselnya. Melihat-lihat sosial media mencari berita teranyar atau hanya sekedar melihat update-an teman-temannya.

"Masih macet juga si." Biyan menyengir lalu menciumi tangan kecil Stefy.

Stefy menoleh lalu tertawa kecil. Senang dengan Biyan yang bermanja-manja begini. Kalau Biyan sudah sibuk manggung pasti ia akan merindukannya.

"Mau malam mingguan ke mana nih sayang? Minggu kemaren kan udah skip karena aku ada acara." Tawar Biyan.

"Hm... ke mana ya?" Stefy berpikir sembari melihat kemacetan Jakarta, tangannya masih ia biarkan ada di genggaman Biyan.

"Di apartemen aja kali ya? Macet banget bikin males yang ada waktunya abis di mobil. Gak maulah! Kecuali kamu mau ajakin aku ke puncak." Jawab Stefy dengan mata berbinar.

Biyan melihat binaran mata Stefy itu, "Sayang kan aku besok ada manggung sore. Kalau kita ke puncak aku mungkin baru tidur pagi dan gak akan bangun-bangun sorenya. Mampus dimarahin Sadharma nanti. Maaf ya." Jawab Biyan menyesal.

"Ya udah kita di apartemen aja ya? Lagian biar bisa kelonan." Lanjut Biyan.

"Hilih kinthil. Tadi nawarin." Cibir Stefy.

"Ih ngomongnya gitu." Biyan tertawa mendengar jawaban Stefy.

Selain antusias berbelanja, Biyan juga antusias membongkar belanjaan di rumah. Padahal sudah tahu membeli apa saja tapi tetap saja ia antusias. Sambil sesekali mencomot makanan yang bisa masuk ke dalam perutnya.

"Bi, jangan dimakanan mulu dong. Nanti keburu abis gara-gara kamu." Stefy langsung merebut tempe yang ada di tangan Biyan.

Biyan memang harus dipisahkan dari makanan apapun kalau tidak mau makanan itu habis. Stefy pernah saat awal-awal pacaran membiarkan Biyan membawa semua stok makanan ringan miliknya sambil ia mengerjakan tugas. Selesai mengerjakan ia syok melihat Biyan dalam posisi tider dengan makanan yang sudah ludes. Padahal Biyan ada di depannya. Saking ia fokusnya.

"Kamu makanin keripik aja tuh. Aku beli dua, ambil satu aja. Awas kalau ngambil yang lain!" Ancam Stefy.

"Dih pelit gak mau berbagi."

"Gak mau berbagi gak mau berbagi. Yang ada kamu habisin kalau aku kasih semua. Terus nanti ngerengek gak ada stok makanan." Cibir Stefy.

Biyan haha hihi saja dan mengambil makanannya dan sudah duduk santai di sofa. Stefy segera bergabung setelah selesai menyusun belanjaan tadi. Ikut masuk ke dalam pelukan Biyan sambil menonton film yang entah kapan sudah diputar Biyan di teve. Sampai akhirnya tertidur di sofa dengan teve yang masih menyala.

+++

Pillowtalk [Slow Update] | On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang