16. Aussie.

177 56 12
                                    

Happy 1k readerss and 500+ vote🎉 Sayang bangett sama kaliannn yang udah mampir dan ninggalin jejak💚


Happy Reading💚
.
.
.
.

"Cih" felix mendecih karna tidak terima.

Jaemin langsung menarik tanganku dan membawaku pergi menjauh dari felix yang masih terdiam disana. Sampai akhirnya aku menghempaskan tangannya di parkiran.

"Kamu ngapain sih!!" Pekikku.

"Kamu yang ngapain! Pegangan sama dia!!" Pekik jaemin tak mau kalah.

"Kamu tuh salah paham! Aku cuman kenalan sama dia"

"Cuman kenalan? Kenalan tapi harus pegangan tangan kaya tadi itu hah!!?"

"Jaemin! Kenapa kamu kaya gini sih?!"

Jaemin tidak menjawabku, dia lebih memilih untuk mengambil helm dan memakaikannya di kepalaku. Lanjut dia memakai helmnya sendiri. Aku masih mematung berdiri di samping motornya, sedangkan jaemin sudah menaiki motornya.

"Naik"

Aku masih diam, aku masih marah dengan jaemin.

"Yejii naik"

Tekan jaemin menyuruhku untuk naik ke motornya. Aku masih tidak berkutik, menatap kosong ke bawah dan takut untuk menatap wajah jaemin. Dalam hati aku masih sebal dengan jaemin dan aku gengsi untuk menaiki motornya.

"Iya iya aku salah" pengakuan jaemin selanjutnya.

"Iya maafin tadi aku ga suka aja liat kamu pegangan sama dia, wajar kan aku cemburu" kata jaemin yang akhirnya membuat hatiku nyesss.

Cemburu katanya.

Perlahan aku menatap jaemin. Tatapan dengan penuh arti. Masih dengan komuk sebal. Tapi aku masih mempunyai hati untuk memaafkan jaemin, lagi pula ini hanya masalah sepele.

"Iya aku maafin, tadi itu juga cuman kenalan doang nggak lebih" akhirnya suaraku muncul setelah memberanikan diri.

"Yaudah jangan dibahas lagi. Ayo naik, kalo gak naik aku cium nih"

Blushh. Wajahku memanas seketika mendengar kata 'cium' itu. Pasalnya tadi jaemin menyosorku waktu di rooftop. Dan kejadian itu kembali memutar di kepalaku.

"Apaan si!" Kesalku pada jaemin dan memukul lengannya pelan. Jaemin hanya nyengir nyengir tidak jelas.

Aku akhirnya naik ke motor jaemin. "Pegangan nanti jatoh" kata jaemin, aku menurutinya. Dan melingkarkan tanganku di pinggangnya. Lalu jaemin menancap gasnya perlahan. Meninggalkan pelataran parkiran sekolah itu.

-

"Mah yeji pulang!" Teriakku saat hendak membuka pintu rumah, bersama jaemin mengikuti dibelakangku yang baru saja selesai memarkirkan motornya di garasi rumahku. Cukup luas untuk memuat 1 mobil dan 2 motor.

Betapa terkejutnya aku saat melihat beberapa koper di ruang tengah yang berderet, kurasa ada 3 koper. Entah siapa yang akan bepergian hingga membawa koper sebanyak itu.

"Mahh!... Pah..." panggilku diruang tengah, mama tidak menyahutinya mungkin dia sedang di kamar dan tidak mendengar aku memanggilnya. Aku bergegas ke kamar mamah dan papa untuk mencari kedua orang tuaku itu.

"Kamu duduk disana dulu" suruhku pada jaemin untuk duduk di sofa ruang tengah saja. Jaemin mengangguk dan menurutiku lalu beranjak duduk di sofa.

"Mah.. pah..." panggilku memasuki kamar orang tuaku. Ternyata benar mereka terlihat sedang mengemasi baju dan mungkin akan ditaruh di koper. Mereka mau kemana?

Trouble In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang