Juni 2021,28
‘ting ting ting ting” irama nada dering gawai Ridho terus berdering, sedangkan pemiliknya masih terlelap pagi itu karena dia semalam menonton film hingga larut malam bahkan menuju pagi, setelah sholat subuh dia baru tidur.
Sudah menunjukan pukul 09.00 dijam digital meja sebelah tempat tidurnya, gawainya berdering kembali, dengan nyawa yang belum terkumpul Ridho mengangkatnya dengan malas
‘Halo..” jawab Ridho dengan nada malas
“Halo, selamat pagi mas Ridho maaf mengganggu waktunya, saya Anggra dari EO” jawab orang diseberang
Ridho kaget mendengar suara itu dan melihat layar gawainya, DIA yang selama ini Ridho tunggu untuk menghubunginya untuk mengkoordinasikan suatu hal. Ridho segera bangkit dari posisi tidurnya beralih ke posisi duduk.
“Halo mas Ridho? Halo?” panggil suara di seberang memastikan lawan bicaranya masih ada
“Oh ya halo Anggra, ada yang bisa saya bantu?” Jawab Ridho dengan tenang berusaha menyembunyikan senyumnya, hal bodoh yang Ridho tau bahwa Anggra tidak bisa melihatnya tapi Ridho tetap lakukan
“Iya mas Ridho, jadi begini ada acara tambahan pas di hari H atau pas di hari H-2 acara, acara kejutan untuk ulangtahun mas Dio, saya juga baru dikonfirmasi oleh adeknya dan dia mengusulkan acara tersebut. Apakah mas Ridho bisa membantu?” jawab Anggra seranya menjelaskan
Ridho terdiam cukup lama karena tenggelam mendengarkan suara Anggra yang tenang namun pasti, dia tersenyum senyum mendengarkan Anggra berbicara.
“Okee Anggra aku bisa, nanti aku bantu buat ngobrolin ini ke groomate” jawab Ridho
“Terimakasih mas Ridho atas kerjasamanya, selamat pagi” jawab Anggra
“Iya, selamat pagi” jawab Ridho
Setelah Ridho menjawab salamnya, Anggra langsung menutup sambungan telepon tersebut. Ridho memandang gawainya cukup lama, sebenarnya masih ingin berbicara dengan Anggra, namun dia masih belum berani memulainya. Namun Ridho cukup senang karena dia telah mendengar suara Anggra. Dari suaranya saja Ridho sedikit mengidentifikasi bahwa wanita ini tegas dan insecure disaat yang bersamaan ‘she know what she can do, but she overthinking and need some support’ pikir Ridho.
Juli 2021
Pernikahan Dio semakin dekat, beberapa minggu lagi menuju bulan Agustus, persiapan semakin dimatangkan, grup all vendor semakin ramai, tim EO semakin gencar untuk mempersiapkan dan mematangkan semuanya, Ridho mengheningkan grup tersebut agar tidak mengganggu mengerjakan projek barunya yang baru ia terima akhir bulan kemarin.
Ridho merasa senang ada yang dikerjakan lagi setelah hampir sebulan tidak ada kerjaan dan tidak ada hal yang ia lakukan untuk bekerja dan meneta hatinya. Ia senang dapat mengerjakan dan berpikir tenang dan semakin mantap menata hatinya untuk penghuni baru.
Ridho membuka gawainya ketika sudah larut malam dan membaca semua obrolan di grup all vendor dan grup chat yang lain yang chatnya telah menumpuk. Ia tersenyum setiap melihat chat Anggra di grup tersebut, entah saat Anggra membalas pertanyaan vendor atau talent, atau saat Anggra menjelaskan beberapa hal. Saat itu jam telah menunjukkan pukul 22:00, Ridho membuka instagram dan melihat akun Anggra sedang meng update sesuatu, ia langsung meng klik dan melihat bahwa terdapat foto Anggra bersama beberapa orang, salah satu dari mereka terlihat lebih tua mungkin itu ibunya, salah satu dari mereka terlihat lebih tua sedikit dan terlihat sedikit mirip Anggra, dia menggendong bayi dan ada anak kecil disampinya mungkin itu kakaknya, dan satu laki-laki yang dia rangkul akrab dan terlihat lebih muda dari Anggra mungkin itu adeknya, setelah berpikir dan Ridho menganalisis secara tiba-tiba, Ridho tersadar bahwa tidak ada sosok laki-laki tua yang mungkin akan terlihat lengkap difoto itu sosok ayah. Ridho berpikir positif, mungkin ayahnya yang memfotokan, tapi pikiran Ridho tertepis saat ada tulisan dibawah foto tersebut yang sebelumnya tidak terlihat ‘I’ll protec them what ever world say’. Ridho mulai berpikir yang aneh-aneh, namun pikiran itu ditepis saat Ridho mengingat senyum dan tawa Anggra saat mereka awal bertemu.
Ridho menutup Instagram lalu membuka whatssap, ia kembali melihat grup chat all vendor dan membaca kembali beberapa hal yang penting. Tanpa sengaja ia memencet chat Anggra dan menuju ke panggilan telepon, Ridho kaget dan langsung mematikan panggilan tersebut. Namun tanpa ia ketahui, panggilan tersebut telah sampai ke gawai Anggra, beberapa saat kemudia muncul notifikasi chat dari Anggra
‘Selamat malam mas Ridho, ada apa mas? Ada yang mau ditanyakan?’ isi chat tersebut
Ridho langsung membuka chat tersebut dan membalasnya
‘Selamat malam Anggra maaf mengganggu tadi hanya kepencet tidak sengaja’ jawab Ridho
‘Oke mas Ridho, selamat malam’ jawab Anggra
Ridho ingin melanjutkan chat tersebut, ia berpikir hal apa yang bisa di bicarakan. Ia menggeser ke kiri ke bagian status whatssap, ternyata Anggra baru saja membuat status sedang menonton film di laptopnya. ‘Semesta berpihak padaku lagi, alhamdulillah’ batin Ridho., ia segera membalas status tersebut
‘Maaf Anggra tadi mengganggu kamu menonton film’
‘iya mas, tidak apa-apa, saya kira mas Ridho ada yang mau ditanyakan tentang yang dijelaskan di grup tadi’
‘Enggak Anggra, eh jangan pakai bahasa baku aneh hahahahaha’
‘Baik mas, eh oke mas, kebiasaan kalo chat sama partner auto sopan baku’
‘oke deh, kalo aku ngechat tentang persiapan pernikahan kamu boleh pake bahasa baku sopan, tapi saat aku enggak nanya tentang itu kamu pakai bahasa santai ya gra, oke?’
‘oke mas Ridho’
Cukup segitu balasan dari Anggra, Ridho berusaha menmbuat topik untuk dibicarakan
‘Kamu nonton film apa gra?’
‘Green book mas’
‘oo itu, kamu baru pertama nonton apa sudah keberapa nonton?’
‘udah ke tiga mas’
‘oke ya isunya yang diangkat’ balas Ridho secepat mungkin, ia memang sudah pernah menonton film itu beberapa kali
Cukup lama Anggra tidak membalas, jam sudah menunjikan pukul 22:50 rasa kantuk yang seperti sudah teratur membuat Ridho terlelap. Ridho terlelap saat gawai masih berada di genggamannya, ia tidur begitu tenang terilahat seperti tanpa memikirkan beban apapun.
Pukul 3:00 gawai yang ada di genggamannya terjatuh dan membuat Ridho terbangun, setelah melihat jam dia ingin melanjutkan tidur tapi tidak bisa. Ia berinisiatif untuk melakukan sholat malam, setelah sholat malam ia mengecek kembali gawainya, tidak ada balasan, batinya. Lalu ia melanjutkan tidur.
Setelah melakukan sholat subuh, Ridho berkeinginan untuk berolahraga, ia mempersiapkan diri untuk berlari pagi. Ternyata banyak yang melakukan lagi pagi hari itu, Ia mulai menyadari bahwa hanya beberapa tetangga saja yang ia kenal, sehingga ketika disapa ia hanya dapat menganggukan kepala dan tersenyum, sesekali bertemu dengan tetangga bapak bapak yang ia kenal
“Monggo pak edi” sapa Ridho dengan ramah
“Loh mas Ridho, tumben mas lari pagi biasanya bapak liat mas baru keluar rumah siang-siang” jawab pak edi tetang depan rumah Ridho
“Enggeh pak, lagi bagus suasananya pak jadi pengen lari pagi hahaha” jawab Ridho dengan bercanda
“Hoalah mas Ridho ini ada ada saja, sudah berapa putaran mas? Sini mampir, sarapan sekalian bersama-sama” ajak pak Edi dengan ramah
“Sudah tiga putaran pak, mboten usah pak matursuwun” jawab Ridho dengan halus menolak ajakan pak Edi
“Mpun to mas mriki sekali-kali kumpul tetangga” rayu pak Edi agar Ridho mau berkumpul dengan tetangga
“Enggeh pun pak hahahah” jawab Ridho dengan tertawa bahagia, ternyata ia sapa dengan baik oleh para tetangganya.
Ridho ikut berkumpul dengan para tetangganya dan sarapan bubur ayam bersama di rumah pak Yudi tetangga rumahnya yang berjarak tiga rumah yang berjualan bubur ayam. Ridho merasa senang dapat berkumpul dengan warga di lingkungan rumahnya untuk pertama kali setelah tiga tahun ia tinggal dirumahnya. Mereka menceritakan berbagai hal dan beberapa kali menertawakan masalah yang sedang diceritakan, terlihat bahagia sekali Ridho melihat tetangganya yang berkumpul bersama dan membicaran masalah masing-masing lalu menertawakannya, mungkin cara mereka untuk membuat masalah tersebut sedikit terasa ringan dengan menertawakannya.
“Ya begini ini mas, kalau sudah berkumpul masalah saja ditertawakan agar tidak setres mas hahahhaa” kata pak Edi
“Enggeh pak hahahaha” jawab Ridho
Matahari sudah berada agak tinggi dan satu persatu mereka bepamitan untuk meninggalkan warung pak Yudi, ada yang mau mengurus anak, ada yang mau berangkat ke sawah juragannya, ada yang mau membuka tokonya. Ridho pun ikut berpamitan pulang, sebelum pulang ia memesan satu porsi lagi bubur ayam untuk ia makan lagi setelah mandi.
Setelah memasuki rumah Ridho segera membersihkan tubuhnya, setelah mandi, Ridho membersihkan rumahnya ditemani dengan musik yang sudah bergaung di speker bluetoothnya. Jam ruang tengah menunjukkan pukul 9:00, ia sudah selesai membersihkan rumahnya, ia teringat dengan bubur ayam yang telah ia beli tadi. Ridho segera memanaskan bubur ayam tersebut di microwave selama satu menit, setelah dipanaskan, Ridho memilih untuk memakan bubur ayam tersebut di taman depan rumahnya, Ia memilih duduk di bean bag dan memilih posisi nyaman untuknya.
Ridho mulai memakannya dan membuka gawainya, ternyata ada balasan dari Anggra, ia tidak tau hal tersebut karna ia mematikan semua notifikasi pada hari itu. Karena hari itu Ridho hanya ingin berdiam diri dirumah dan melakukan berbagai hal di rumah. Ridho segera membuka pesan tersebut
“Iya mas, isunya tentang rasisme musisi kulit hitam yang yernyata juga gay di tahun itu” jawab Anggra
Ridho melihat kembali pesan tersebut, ia tidak menyangka Anggra akan membalas secara jelas dan singkat tentang film tersebut. Ridho mulai membalas
“Kamu suka nonton film ya gra?”
Ia melihat bar nama Anggra, tidak ada pemberitahuan terakhir ia online. Namun beberapa saat kemudia ia melihat bar tersebut online, Ridho menunggu balasan Anggra, ia memunggu bar tersebut dari online ke mengetik, namun Ridho tidak melihat hal tersebut, ia hanya tetap melihat bar online. Ridho memutuskan untuk mengambil dulu air minum di dalam rumah, setelah ia kembali, ia melihat Anggra membalas pesannya
“Iya mas”
Ridho masih melihat bar tersebut online dan segera membalas pesan tersebut
“Suka film genre apa gra?”
“Hampir semua genre mas, tapi seneng banget sama fiksi kayak Harry Potter”
“Wahh suka semua genre, kapan-kapan aku ajak kamu nonton boleh enggak?” balas Ridho, entah mengapa ia merasa harus bergerak cerpat dengan wanita ini
“Ha?” jawab Anggra
Ridho tau mungkin Anggra kaget dengan ajakan mendadak tersebut, Ridho berusaha mengalihkan pembicaraan
“Sering di ulang-ulang nonton harry potternya gra?” tanya Ridho mengalihkan pembicaraan
“Iya mas” jawab Anggra singkat
“Bagaimana skripsimu gra? Kamu sedang skripsikan?”
“Lagi macet mas hehehe, nyari sumber tambahan, sama nunggu revisi dari dosen”
“Semangat ya gra, kamu senang sekali keliatannya mengerjakan skripsi sambil bekerja di EO”
“Iya mas terimakasih”
Anggra hanya membalas pendek pesan Ridho, tidak membalas pernyataannya atau memceritakannya. Ridho semakin merasa tertantang dengan manusia ini, dia tidak seperti wanita-wanita lain yang sebelum sebelumnya dekat dengan Ridho. Mulai hari itu Ridho selalu mengambil kesempatan untuk mengirim pesan kepada Anggra, meskipun hanya di balas Anggra dengan ucapan terimakasih, namun itu cukup membuat Ridho mengetahui bahwa ia dianggap oleh Anggra. Anggra akan membalas pesan Ridho panjang hanya ketika ia menanyakan atau konfirmasi tentang persiapan pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our projek. Part Of Ridho
Non-FictionRidho anak pertama dari tiga bersaudara, seorang Arsitek yang bertemu dengan seorang wanita yang tidak pernah dia kira. Dipertemukan oleh sebuah projek dan akan menjadi projek Ridho untuk mendekatinya.