Minggu terakhir bulan Juli
Tim Leader EO : ‘Selamat pagi semua, alhamdulillah kami ucapkan bahwa mbak Dilla sudah kembali pulih dan sehat. Maka dari itu semua korrdinasikan kembali melalui Dilla sebagai oenyambung komunikasi intens anata vendor, partner , denagn pihak EO WO. Terimkasih atas perhatiannya.
Ridho membaca pesan tersebut saat ia istirahat sejenak mengerjakan designnya di caffe hidden placenya, terdapat rasa kecewa dalam hatinya dan berpikir bahwa tidak akan ada lagi kesempatan untuk menghubungi Anggra. Lalu ia menggeser ke bar status whatssapp dan menemukan Anggra update, ia melihat status wanita tersebut sedang membereskan tas ranselnya yang terlihat lumayan besar. Ridho tidak dapt menahan untuk mebalas status tersebut
“Packing gra? Mau kemana?” tanya Ridho
“Iya mas, mau berangkat Yogya nanti malam memastikan semua clear sekalian rapat vendor” jawab Anggra sekalinya menjelaskan
“Loh ada rapat all vendor dan partner gra? Kok aku enggak tau?” jawab Ridho heran
“Loh mas Ridho kok enggak tau, kan udah di umumin di grup, coba di baca lagi sudah lima hari kemarin diumuminnya mas” jawab Anggra
Mendapat balasan seperti itu membuat Ridho bingung sekaligus senang bukan main, ia berpikir akan segera bertemu dan bertatap muka kembali dengan Anggra yang menurutnya misterius. Benar ternyata sudah ada pengumuman lima hari lalu, bahwa ada rapat yang akan diadakan untuk memastikan semuanya dan akan diadakan di ruang rapat yang disediakan oleh hotel dimana Dio memberi tempat menginap mereka, saat Ridho mengingat kembali, ternyata pada saat itu ia hanya membuka grup lalu menutup kembali karna ia serius melihat film.
“Hehehe iya gra ternyata udah di umumkan, aku saja yang tidak membacanya”
Ridho membalas lagi untuk basa basi lebih lanjut
“Berangkat semuanya gra tim EO nya?”
“Enggak mas, cuman 5 orang yang berangkat” jawab Anggra
“Take care Anggra and tim”
“Thanks mas” jawab Anggra pendek
Ridho segera membereskan barang-barangnya lalu bergegas pulang. Langit Yogya sedikit mendung hari itu, hanya ada beberapa kali matahari mengintip sedikit dari balik awan hitam. Ia segera melajukan montornya untuk pulang dan memgganti kendaraannya denga mobil. Ridho bergegas mengikuti kata hatinya yang sedikit gila menurut otaknya, ia membeli beberapa bahan makanan dan buah, ia ingin memasakan makanan untuk Anggra dan memberikannya saat mereka bertemu.
Entah apa yang Ridho pikirkan, ia merasa bahagia sekali saat ini. Ridho baru memasuki rumah ketika hujan mulai turun, jam di ruang tengah menunjukan pukul 15:00, tidak terasa begitu lama ia menghabiskan waktunya di supermarket hanya untuk menyiapkan hidangan yang akan diberikan kepada Anggra. Ia istirahat sejenak setelah memasukkan semua bahan makanan ke dalam kulkas. Setelah istirahat Ridho segera mandi lalu menjalankan sholat ashar, tanpa berganti baju dan masih memakai sarung, ia memasuki ruang kerjanya. Ridho seperti disuntik semangat menggebu gebu, ia berinisiatif untuk menyelesaikan seperempat pekerjaannya sehingga besok ia hanya dapat terfokus pada rapat All vendor yang telah disepakati oleh semua pihak dan pastinya melihat Anggra.
Ketika matahari sudah tidak terlihat, Ridho beristirahat dan membuka gawainya. Ia membuka Instagram dan melihat akun Tim leader EO meng update status, terlihat ada lima orang yang terdiri dari tiga cowok dan dua cewek, terlihat Anggra disana yang sedang tersenyum, dia memakai topi kupluk, sweter, jeans longgar dan sepatu convers merah. Terdapat tulisan harapan disana, Ridho mengamini, lalu ia keluar daei status Tim Leader tersebut, ia melihat akun Anggra meng update juga ternyata ia meng update hal sama namun dengan tulisan berbeda ‘here we go’ tulisnya. Ridho dengan segera berdoa dalam hatinya agar mereka selamat sampai tujuan, terkhususkan untuk Anggra, bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our projek. Part Of Ridho
Non-FictionRidho anak pertama dari tiga bersaudara, seorang Arsitek yang bertemu dengan seorang wanita yang tidak pernah dia kira. Dipertemukan oleh sebuah projek dan akan menjadi projek Ridho untuk mendekatinya.