Jisoo menutup pintu dorm cukup keras, ia menaruh barang belanjaan dan berjalan menuju kamar. Lisa serta Jennie yang baru saja keluar kamar, menatap bingung sang kakak yang terlihat badmood.
Lisa menarik kursi samping Rose. Ia membuka barang belanjaan yang Rosè serta Jisoo peroleh. Diambilnya sebuah bungkus makanan ringan.
Lisa menatap pintu kamar Jisoo, sedetik kemudian beralih menatap Rosè di depan. "Eonnie kenapa?" tanyanya pada Rosè. Tangannya sibuk memasukkan satu persatu makanan ringan ke mulut.
Rosè mengangkat bahunya, sedetik kemudian gadis itu menatap pintu kamar Jisoo dan Lisa bergantian. Ia terlihat berpikir, mengingat-ingat kejadian di supermarket.
"Hei, ada apa?" gertak Jennie pada Rosè. Tangannya sibuk mengambil makanan ringan di tangan Lisa, membuat sang adik menggerutu.
Rosè menggeleng ragu, menatap Jennie serta Lisa bergantian. Lagi-lagi ia terlihat berpikir, tangannya bersidekap di dada. Jennie serta Lisa hanya saling tatap, bahu mereka sama-sama terangkat.
"Tadi, kalian ngapain saja waktu pergi?" Lisa bertanya pelan pada Rosè. Membantu gadis itu untuk mengingat-ingat semua kejadian yang membuat Jisoo murung.
Rosè mengerutkan kening, ia berujar, "Apa karena itu, ya?"
Lisa memutar mata malas, ia ingin sekali berteriak. Belum juga becerita, temannya sudah bertanya. Argh menyebalkan.
Jennie yang melihat gelagat Lisa, terkekeh pelan. Ia jelas tahu, pasti Lisa sangat geram pada Rosè. Jennie juga kesal, tapi menurutnya Rosè malah jadi lucu.
"Ceritain dulu tadi ada apa," ujar Lisa. Tangannya kembali membuka makanan ringan.
Rosè kembali berpikir. "Tadi si, kita lihat seperti Jimin sunbaenim sedang berbincang dengan wanita, pakai hitam-hitam terus masker juga kaya kita. Tapi masa—"
Jennie serta Lisa mengerutkan kening, mencoba mendengar kembali cerita Rosè yang menurut mereka benar-benar tidak jelas. Kebiasaan Rosè kalau berbicara setengah-setengah, membuat orang lain jadi penasaran.
"Kenapa Rosè, kenapa?" tanya Lisa, geram.
"Sabar, dong," protes Rosè, "tadi ada satu orang lagi, laki-laki. Lebih tinggi dari Jimin sunbae. Pakaiannya sangat tertutup, jadi tidak bisa lihat." Jennie serta Lisa saling pandang. Mencoba mencari tau lewat tebakan, siapa gerangan orang yang bersama Jimin.
Lisa serta Jennie membulatkan mata sempurna, saat menemukan satu kemungkinan. Rosè yang sedari tadi melihat kedua orang itu hanya menatap tak mengerti.
"Apa, jangan-jangan—"
Klekk
Pintu kamar milik Jisoo terbuka, ia keluar dari kamar dengan wajah yang ... ehmm begitu memelas. Ketiga orang yang tengah ngobrol, lantas menengok pada Jisoo yang menghampiri mereka.
Jisoo menatap ketiganya aneh, ia berujar, "Lagi pada ngomongin apa?" Ia membuka kantong belanjaan yang tadi ia taruh.
Jisoo menatap bingung ketiga adiknya, mereka saling tatap satu sama lain.
"Tid—"
"Eonnie tadi lihat Taehyung Oppa, ya?"
Jennie memejamkan mata saat mendengar pertanyaan Lisa. Bisa-bisanya gadis itu bertanya hal langsung pada Jisoo. Jelas kakaknya itu tak akan menjawab dengan jujur.
"KIM TAEHYUNG, BODOH!"Semua orang di ruang tengah menoleh pada Jungkook, ia tengah menatap ponsel. Taehyung yang merasa namanya dipanggil dan dikatai oleh sang adikpun menatap tak terima pada lelaki bergigi kelinci itu.
"Ada, apa?" Taehyung menatap Jungkook yang kini juga tengah menatapnya dengan ehm mengerikan. Member bangtan lain hanya diam tak berniat ikut menanggapi keduanya.
"Kau habis darimana dengan Jimin?" tanya Jungkook.
Jimin yang merasa namanya ikut disebut menjadi penasaran akan arah pembicaraan kedua adiknya. Ia beralih duduk mendekati Jungkook.
"Memangnya kenapa?" Bukan itu bukan suara Taehyung atau Jimin. Itu pertanyaan dari Hoseok yang kini juga tertarik pembicaraan adiknya.
"Hei, jawab aku!"
Taehyung mendelik ke arah Jungkook. Tak terima di bentak oleh Jungkook tanpa alasan yang jelas. Ia menatap sinis adiknya tanpa berniat menjawab pertanyaan Jungkook, terlanjur kesal.
"Jangan bertengkar. Aku dan Taehyung tadi ke supermarket, beli pesanan hyung." Jimin menatap Jungkook serta Hoseok yang tengah menunggu jawaban. Taehyung hanya menatap sinis Jungkook, ia benar-benar kesal akan kelakuan sang adik.
"Beli pesanan atau bertemu wanita?" Semua mata tertuju pada Jungkook. Taehyung serta Jimin mendelik tajam menatap Jungkook, para hyung menatap ketiganya bergantian.
"Hei, jangan asal bicara!" teriak Taehyung. Jimin menahan temannya agar tidak menyerang sang adik. Suasana di ruang itu mendadak tegang. Para hyung yang bingung menyaksikan perdebatan maknae line.
"Hei jangan bertengkar." Namjoon menengahi, memegang pundak Jungkook yang akan berdiri menyerang Taehyung. "Bicarakan baik-baik," bujuk Namjoon.
"Aku bicara fakta. Kalian tadi ngobrol dengan wanita pakai baju hitam-hitam dan masker kan?" Jungkook kembali menyerang Jimin serta Taehyung dengan fakta-fakta yang ia peroleh.
Taehyung mendengus kesal. "Kutanya, kau tau semua itu darimana," ujar Taehyung, "jangan asal nuduh begitu."
Jungkook terdiam bingung, ia tidak mungkin mengatakan tahu semua ini dari Lisa. Bisa-bisa hubungannya selama ini ketahuan para hyung.
"Kau dapat info itu dari mana?" Kini Seokjin mulai ikut menanyai si bungsu. Ia tidak mau adik-adiknya bertengkar karena hal sepele. Pria berbahu lebar itu menatap Jungkook yang kini tengah kebingungan.
"Hei, jawab," paksa Taehyung, "kenapa malah diam?"
Jungkook menatap sinis Taehyung. Wajahnya memerah, siap meledakkan semua emosi.
"Jisoo Noona melihatmu di supermarket, tadi."
Suasana ruangan mendadak hening. Suga yang semula tak peduli akan keributan adiknya, kini ikut menatap ketiganya penasaran.
"Jisoo?" Seokjin mengerutkan kening, menatap bergantian ketiga adiknya. Jimin, Taehyung serta Jungkook menunduk tak berani melihat hyung.
"Hei, ada apa sebenarnya?" Jimin, Taehyung serta Jungkook makin menunduk saat mendengar pertanyaan Yoongi. Habis sudah mereka bertiga!
"Apa yang kalian sembunyikan?" Pertanyaan Hoseok terdengar dingin. Wajahnya datar, mungkin ia kesal dengan adik-adiknya.
"Jungkook!"
Jungkook makin menunduk, tak menjawab panggilan Namjoon.
Sang leader beralih menatap Taehyung. "Kim Taehyung!" Sama seperti Jungkook, ia pun makin menunduk.
Namjoon menghela nafas, beralih menatap Jimin yang mungkin bisa menjelaskan keadaan yang terjadi. "Park, Jimin ...."
Jimin mendongak, menatap keempat hyung dengan takut-takut. "Ehm ... se-sebenarnya—"
Tbc