CST) Angga

8 0 0
                                    

Hari itu aku dapat kabar dari Papah-Citra, jika Citra pergi meninggalkan rumah, aku yang terus mondar-mandir di depan kelas Citra, harus pasrah saaat guru memintaku untuk masuk kekelas.

Saat pulang sekolah aku langsung pergi kerumah Citra, bunda-Citra menatapku penuh tidak suka, Aku, Bunda, dan Papah terus mencari Citra, hingga malam pun tiba.

Bunda sudah memarahiku begitu murka, bahkan aku harus mendatangi surat perjanjian, yang mengisi kan, aku harus jauhi Citra jika tidak, aku tau Citra akan dipindahkan keluar negeri, yang mungkin tidak akan lagi, aku atau Citra, akan bertemu.

Aku pasrah, hanya itu yang bisa aku lakukan, mendatangi surat itu, dan semuanya seperti biasa, seperti tidak pernah kenal dengan bunda atau Citra.

Sampai akhirnya satu minggu berlalu. Aku mendapat kabar dari Dewi jika Citra terus mencariku kekelas, ya hari itu aku bodoh, aku membentaknya demi Citra menjauhiku, aku tidak mau berpisah dengan nya, aku tidak mau kehilangan Citra, cukup mamahku yang pergi meninggalkan aku.

Suasana kantin begitu panas, banyak yang membicarakan Citra dan aku.

Satu minggu yang lalu, setelah aku pulang dari rumah Citra, aku mencoba menghubungi Erik, namun tidak ada jawaban, akhirnya aku pergi ke apartemennya, betapa terkejutnya aku melihat Citra keluar dari dalam sana.

Aku tahu mereka tidak akan melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan, hanya saja situasi itu aku manfaatkan untuk Citra menjauhiku.

Dan benar setelah kejadian dikantin, aku tidak lagi bertemu Citra, aku selalu menghindari Citra, dimanapun dan kapanpun.

Namun aku menghindar bukan berati aku bodoh, aku selalu mengikutinya dari kejauhan, aku selalu mengawasi apapun yang Citra lakukan, bahkan aku melihat Citra dengan laki-laki asing.

"Hey.." sapaku ke laki-laki asing di sebelahku

"Kau menyapaku anak muda?" Tanya nya

"Tentu saja, aku mau bertanya, hubungan mu dengan citra apa?" Laki-laki itu mentapaku bingung, lalu tertawa, itu membuatku mersa bodoh sendiri

"Kau ingin tahu?"

"Tentu!"

"Aku dengan gadis itu hanya teman, bahkan kami baru kenal satu minggu yang lalu, hanya saja kami jarang bertemu, siapa namamu?" Aku terdiam mendengar penjelasan laki-laki itu

Bahkan aku lupa untuk bertanya siapa namanya, dan memperkenalkan namaku

"Angga, kau?" Ucap ku singkat

"Panggil saja Fatur"

*****

Tiga bulan berlalu, Citra tidak lagi mencari aku atau ada yang membicarakan aku lagi, sekarang semua gadis menghindari aku, aku seperti preman yang ingin meminta uang.

Wajah aku selalu terpampang galak, dan dingin. Itu cara aku untuk menyendiri, dan dijauhkan dari semua gadis-gadis sekolah.

Sampai akhirnya saat itu, Dewi hampir membokar semua yang telah aku pendam, bahkan jika ini berhasil terlontar dari mulut Dewi aku yakin setelah itu, semuanya akan berbeda lagi endingnya.

Aku memperhatikan Citra dari kejauhan saat pulang sekolah, namun, dua orang pria dewasa menghadang aku.

"Hey!! Kau Angga bukan?" Tanya salah satu pria itu

"Iya itu saya, kenapa?"

Tanpa banyak bicara dua pria itu menyeret aku kesebuah gang sempit, aku hanya bisa meronta dan meronta, bahkan bela diri aku saja tidak berguna (sia-sia begitu saja)

Aku mentap kebelakang, Citra melihat aku, aku hanya memberikan sebuah kode untuk tidak mendekat, namun nyatanya itu tidak di hiraukan.

"Kau sebaiknya jauhi Citra! Apa bos kami kurang memperingati itu!" Bentak pria itu dengan satu pukulan, dan aku terlempar begitu saja.

Aku menatap Citra dari kejauhan, dia begitu panik, bahkan dia hampir tertabrak mobil, dia bodoh, ingin menolongku, namun tidak lihat dulu jika nyawanya ikutan terancam demi menolongku.

"Sebaiknya kau jauhi nona Citra! Atau kau akan ku habisi Sekarang juga!"

"Tidak! Saya tidak akan pergi meninggalkan Citra begitu saja, saya akan terus mengawasinya!"

Dua pukulan kembali mendarat di pipiku, bahkan aku merasakan wajah aku mulai perih, aku rasa wajahku sekarang sudah seperti seorang gembel yang baru saja terjatuh dari atap.

"Jauhi nona atau kau akan ku bunuh sekarang juga!" Ancam pria itu dengan pisau yang mengarah leher ku, namun itu tidak jadi saat mereka tahu jika ada yang melihat aksi mereka, dan itu Citra.

Aku terduduk lemah, bahkan memori aku dengan nya kembali berputar di kepala aku, semua itu begi manis dan indah.

Hingga sebuah teriakan yang aku rindukan dapat aku dengar kembali, walau, hanya sebentar.

Dia menangis begitu penuh rasa khawatir, tangan nya bergetar hebat, bahkan aku merasakan hembusan nafasnya tidak beraturan.

"Kak Angga aku mohon sadar, kak aku disini, sabar kak aku akan minta bantuan" ucap Citra penuh khawatir, dengan ingin beranjak pergi meminta pertolongan

Namun sebelum itu aku menggenggam tangannya, aku takut ini adalah terakhir kalinya aku melihat dia, melihat dia penuh rasa khawatir.

****

Aku terbangun dengan wajah dipenuhi perban, bau alkohol dan obat membuat aku kesel, kenapa harus rumah sakit, kenapa harus ketempat yang aku benci selama bertahun-tahun.

Aku kira aku akan melihat Citra sebagai orang pertama yang aku lihat, namun nyatanya tidak, Citra tidak ada di sampingku.

Aku melepas infusan yang tertempel dipunggung tangan aku, sakit? Lumayan hanya ngilu sedikit. Aku berjalan keluar sambil menatap sekeliling rumah sakit

"Angga!" Suara itu membuat aku terhenti dan menoleh, akhh dia Fatur, tunggu Fatur menggunakan pakaian dokter, apa dia disini sedang bertugas?

Aku tidak menjawab, aku langsung berlari meninggalkan Fatur, Fatur mengejar aku.

Hari semakin gelap, aku masih memakai baju rumah sakit, bahkan Semua orang melihatku dengan tatapan aneh.

Sampai akhirnya aku terhenti disebuah rumah, suara teriakan itu membuatku ingin menolongnya, namun aku tidak bisa.

Apa setelah ini aku dan Citra akan berpisah? Apa itu akan beneran terjadi?

Maaf seharusnya aku menurut dengan ucapannya, aku tidak mendekati kamu, dan pergi jauh, tapi aku ingin terus di dekatmu, walau, dari jarak jauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Segi TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang