• pars quintus •

6 2 1
                                    


Diarea lampu merah di jam-jam semua orang pulang dari kesibukan mereka masing-masing, Alyra sedang mengendarai mobilnya sambil menyetel lagu kesukaannya. Alyra pun melihat keluar seraya menurunkan kaca mobilnya, mumpung lampu merah ia ingin menikmati langit sore yang indah.

Ia tak sengaja melihat ke mobil di sebrang sana, disebelah kiri mobilnya,ada sepasang suami istri? sedang berada dimobil yang sama. Ia seperti familiar dengan sang wanita paruh baya tersebut,dan benar saja itu adalah Tika,Mama nya Alyra. Tapi, siapa pria yang ia kira sebagai suami wanita tersebut? Bahkan wanita tersebut tak kelihatan seperti mamanya.. Apa benar selama ini apa yang ia fikirkan? Ah tak mungkin kalau Mamanya berselingkuh. Pasti hanya kebetulan teman kerja Mama nya.

Alyra pun menutup kaca jendelanya dan menancapkan gas sekuat-kuatnya agar bisa sampai duluan kerumah.

Setelah sampai dirumah,Alyra meneriaki nama adiknya yaitu Anya.

" Kakak pulang.. Aaanya! Aaanya! Anya kamu dimana? " suara Alyra menggema di rumahnya yang terasa sepi.

Tak lama kemudian,terlihat Sinta baby sitter adiknya yang masih tergolong sangat muda yaitu 25 tahun. Sinta memberitahukan bahwa Anya sedang bermain dengan Anton di kamar. Mendengar itu Alyra hanya ber - oh ria sambil melenggang pergi ke kamarnya.

Sesampainya dikamar,Alyra masih memikirkan kejadian saat di lampu merah tadi. Apakah benar dugaannya ataukah tidak. Tapi,saat asik berlabuh dalam fikirannya,Alyra mendengar suara mobil di depan rumahnya. Dengan segera Alyra mengintip lewat jendela kamarnya.

Dari luar,Alyra melihat Tika keluar dari mobil dengan melambaikan tangan kearah orang yang berada dalam mobil tersebut. Dan tak lama,mobil itu pergi menghilang dari rumahnya.

" Arghhh! Kenapa aku harus memikirkan masalah seberat ini " teriak Alyra tertahan menahan emosi dalam dirinya

Kriuk kriukkk...

Cacing di perut Alyra sangat kelaparan saat ini, bukan hal yang tak wajar sih karena sekarang memang hampir mendekati larut malam.

Alyra membuka pintu kamarnya dengan lesu,saat pintu kebuka,ia begitu terkejut ketika melihat papanya yang barpapasan dengannya. Alyra diam sejenak sambil berpandangan dengan papanya,baru saja Anton ingin angkat bicara,Alyra langsung acuh pergi ke bawah dan meninggalkan Anton yang mematung di tempatnya.

Suasana dapur sangat sepi,tapi indra penglihatan Alyra langsung menangkap kehadiran 2 orang yang sedang duduk disana, mama nya dan Anya. Anton yang barusan datang terlihat sangat canggung dengan situasi saat ini. Alyra yang merasa bigitu angkat bicara dan mengajak bi Sinta untuk makan bersama. Mendengar itu bi Sinta hanya menolak dengan halus.

" Bi Sinta,ayo makan malem bareng "

" Nggak usah non, bibi sudah makan tadi,izin undur diri aja "

Saat giliran Anton yang angkat bicara malah membuat suasana tambah nggak nyaman.

" Biarin aja Alyra, bibi nggak cocok juga sama kita " ujar Anton yang hanya dibalas dengan tatapan tak suka dari Alyra. Ingin melawan tapi ia masih menghormati orang tuanya. Anton menatap ke arah bi Sinta yang sedang menunduk sambil memainkan jarinya,ia gugup.

" Apa sih kamu. Biarin juga bibi makan disini. Asalkan kamu tau, Alyra nyuruh bibi ikut makan satu meja dengan kita juga karena dia gamau canggung karena ada kamu disini " ujar Tika menatap tak suka juga kepada suaminya

Merasa kan ada tanda-tanda keributan,Alyra malah tak jadi makan dan memundurkan kursinya sambil terus berusaha menulikan telinganya dari keributan yang ada di belakangnya sekarang. Mereka saling menyalahkan satu sama lain,siapa yang menjadi faktor pendorong Alyra tak jadi makan dan kesalahan yang lain. Sungguh menghilangkan selera makan Alyra saat ini. Yang sedari tadi pagi memang tak menyantap apa pun,perutnya benar-benar kosong sekarang.

" Kamu tuh kenapa sih?! Lihat tuh Alyra nggak jadi makan. Seharusnya kamu jangan memperkeruh suasana! " marah Tika terhadap ulah suaminya

" Kamu yang kenapa?! Toh ini kan rumah aku! Suka-suka aku dong! " Anton tidak mau kalah dan kembali berteriak

Melihat itu bi Sinta menarik nona mudanya menjauh dari keributan di meja makan. Ia menarik Anya untuk makan di dapur saja.

Alyra kembali ke kamar dengan emosi yang meluap-luap,ia membanting pintu kamarnya,lalu duduk disudut kasur sambil menekuk kedua kakinya keatas dan melipat kedua tangannya diatas kaki, menenggelamkan kepalanya diantara kaki. Lalu menangis tersedu-sedu untuk kesekian kalinya.

Pagi-pagi sekali Alyra sudah siap untuk berangkat ke sekolahnya. Karena apa? Karena Alyra tak mau melihat kedua orang tuanya itu untuk sementara waktu sebelum mereka benar-benar tidak membuat masalah lagi.

Syutt..

Syutt..

Alyra memanggil bi Sinta dengan posisi dibalik dinding tangga menuju dapur. Mendengar ada suara dibelakangnya membuat bi Sinta menoleh dan akan membuka suara untuk memanggil nama Alyra. Sebelum itu terjadi,Alyra menaruh jari telunjuk ke arah bibirnya dan menyuruh bi Sinta untuk mendekat.

" Ada apa non? Kok sembunyi-sembunyi gini " ujar bi Sinta bingung seraya berbisik

" Hehe.. jadi gini bik,nanti aku bakal pulang telat. Jadi bibi tolong jagain Anya ya. Jangan ajak main sama mama atau papa. Pokoknya kalau mereka nanya bilang aku yang nyuruh oke? "

Mendengar itu bi Sinta langsung mengangguk paham. Dan bertos'ria dengan Alyra layaknya teman dekat.










.
Old storyteller never die, they disappear into their own stories.
.
Next? Janlup VotMent-nya:))
Author bakal up 1 Minggu 3 Kali siapp?? Wait for my story.
.
.
.
.
.
With Love, RA 💀💋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Alyra & SyraWhere stories live. Discover now