Kelanjutan,
"Kamu"ucapku
Dan gadis dan teman nya pun sama kaget nya.
"Loh bapk kok ada di sini"ucap teman gadis yang bernama nadira
"Ekhemm,,jadi kalian udah kenal?"tanya ayah
Akupun hanya menganggukkan kepalaku ajah dan langsung duduk disebelah ayah ku.
"Ohk ya kenalkan dia anak pertama kami namanya Muhammad Hafiz Pratama"ucap bunda
"Ohk,iyah tan dia juga dosen kami "ucap temen nya
"Ohk,,bisa pas gitu yah"ucap bunda
"Emm,,,kalian para cewek-cewek mau gak bantu bunda di dapur kan sebentar lagi mau makan siang nih kita masak2 gituh"ucap bunda
"Ayok bun"ucap gadis bercadar itu
"Emm,,bun tapi icha belum pandai masak gimna kalau malah gerecokin bunda"ucap gadis yang bernama icha
"Ya gak papa dong sayang kita belajar sama2 iya gak nak dira"ucap bunda
"Iyah bun,dira juga belum terlalu pandai dira baru belajar bun"ucap nyah
"Gak papa ayok ikut bunda"ucap bunda sambil bangkit dan berjalan ke arah dapur sebelum pergi nadira pamitan dulu
"Emm,,o-m maksudnya yah,pak saya permisi ke dapur "ucap nadira sopan
"Iyah nak,silahkan"ucap ayah
Dan mereka pun ke dapur tapi tidak dengan adek ku ini dia masih setia dengan telivisi dan cemilannya bukanya ikut bunda.
"Dek kok masih disini?"tanyaku
Dan ayah pun ikut nengok ke hifzah"Lah kok iyah,kirain kamu ikut bunda mask"ucap ayah
"Hehe,,hifzah lagi mager yah bang"ucapnya sambil menampilkan deretan giginya
"Dasar,bukanya belajar masak sana biar suami nanti betah dirumah"ucapku
"Yaelah abang,tenang insyaallah adek bisa kok,lagian kan udah banyak yang bantuin bunda ada kakak cantik apalagi yang pakai niqob adek suka bang boleh yah adek pengen punya kakak ipar seperti kak nadira"ucap adek ku panjang lebar sambil menampilkan puppy Eyes nyah.
"Lah kok jadi abang sasarannyah sih"ucapku bingung
"Ya terus masa hifzah minta sama ayah kan gak mungkin"ucap hifzah gawur
"Eh,kok ayah jadi di bawa2 ayah gak ikut2 yah ayah mau ke kamar dulu"ucap ayah dan langsung pergi ke kamar
"Yah bang yah,,,nanti hifzah bantuin deh"ucapnya
"Terserah kamu ajah dek,abng mau ambil minum,jangan gikutin diem disini"ucapku akaupun langsung ke dapur
"Bilang ajah mau modus bang,ingat belum muhrim jaga pandangan ya abangku"ucap hifzah akupun tidak memperdulikan nya
Dan pas sampai di dapur aku langsung gambil gelas dan aku langsung ke menuangkan air yang baru ku ambil dari kulkas.
"Masyaalah,sungguh indah ciptaan mu dia memang idaman banget aku jadi pengen tahu lebih jauh tentang nadira az-zahra yang selama ini sudah mengganggu pikiranku"ucapku dalam hati
Dan tiba-tiba ada suara yang mengangetkan ku."Astagfirullah,bang kamu sadar gak sih itu air nyah udah kemana-mana"ucap bunda sambil nepuk tangan sebelah ku
"Eh,astagfirullah aku gak sengaja hehe ,bunda sejak kapan ada disebalh aku bun?"tanyaku
"Sejak kamu nuang air sampai tumpeh2 "ucap bunda gemez
"Ohk"ucapku
"Bang,kamu gak ada keperluan lagi kan disini mending kamu pergi deh daripada kamu zina mata"ucap bunda
"Bunda tahu kok kamu suka sama siapa tenang itu bisa bunda bantu"lanjut bunda pelan pas di telinga ku sambil dia mau ambil lap pel
"Apasih bunda,emm yaudah emm untuk kalian masak yang enak yah"ucapku
"Iyah,masih ajah dingin tadi b ajah sekarang balik lagi"ucap nadira pelan
"Saya masih bisa dengar yah,saya belum budeg"ucapku sambil pergi
"Duh maaf pin anak bunda yah,dia itu emang gitu kalau sama orang yang belum dia terlalu kenal pasti akan nunjuki sifat dingin,datar lagi sama seperti ayah nya tpi dulu"ucap bunda
"Eh,gak papa bun malahan dira yng minta maaf udah bicara gitu"ucap nadira gak enak
"Udah biasa kok tan,di kampus juga gitu"ucap icha "em,tan eh bun icha permisi mau angkat telepon dulu"lanjut icha
"Ohk iyah nak"ucap bunda
"Aduh emang susah,kalau sama keluarganya dia pasti akan muncul sifat manjanya"ucap bunda
Dan gak lama kemudian icha balik lagi
"Emm,bun,dir maaf icha gak bisa sampe selesai icha barusan di telpon kalau nenek icha yang di subang sakit jadi icha harus pulang maaf yah dira icha duluan"ucap icha
"Innalilahi,yaudh nak gak papa nitip slam yah semoga nenek kamu cepet sembuh"ucap bunda sambil ngelus pundk icha
"Emm,,gak papa kok cha maaf dira juga gak bisa nemenin icha sampaikan salam dira semoga nenek cepet sehat lgi"ucap nadira
"Tapi dira kan kesini nya sama icha terus nanti pulangnya"ucap icha gak enak
"Tenang kn deket,bisa jalan kaki atau naik oje-"ucap nadira terhenti
"Tenang soal nadira serahkan saja sama bunda"ucap bunda memotong kata2 nadira
"Em,yaudah bun icha pamit salam buat semuanya,assalamualaikum"ucap icha setelah mencium tangan bunda amel icha pergi
"Waalaikumsalam,hati-hati"ucapku yang bebarengan dengan bunda
"Bun,ini pindng ayamnya udah matang deh bun"ucap nadira dan bunda pun melihat nya
"Eh iyah yaudah biar bunda pindahin"ucap bunda
"Biar dira ajah bun"ucap nadira
"Yaudah,kalau gitu bunda mau nata ini di meja makan nanti langsung bawa ke meja makan ajah yah"ucap bunda
"Iyah bun"ucap nadira
Dan gak lama kemudian nadira udah selesai dan udah disimpen di meja makan dan gak lama kemudian terdengar suara adzan dhuhur.
Allahu akbar.....allahu akbar...
"Alhamdulillah gimana kalau kita sholat dhuhur berjamaah dulu baru kita makan"usul bunda dan nadira pun ikut ajah
"Hifzah,,,nak panggilin abang kamu kita sholat berjamaah di mushola rumah "teriak bunda
"Okeh bun"
"Nak,bunda panggil ayah dulu yah"ucap bunda tapi belum nadira jawab yang mau di panggil udah ada dan udah rapih
"Gak perlu bun,ayah udah siap kok tadi denger suara bunda yang membahana"ucap ayah wildan
"Ah ayah bisa ajah yaudah kita ke mushola ajah yuk nak"ucap bunda sambil menuntun ku ke mushola rumahnya.
-----------------------------------------------------
Alhamdulillah,selesai maaf yah kalau cerita nya semakin absurd author minta maaf mohon saran dan kritikan nya dan juga vote nya agar author tambah semangat.😊
Dan ikutin terus kelanjutan nya see you next part yah😊.
Jangan lupa vote yah.Maaf yah kalau up nya telat semoga kalian selalu nunggu kelanjutan nya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah Istriku~{squel Hasil Dari Sebuah Keiklasan}
Ficción GeneralSeorang pemuda yang lulusan dari UIN Bogor dan pesantren terkenal di Bogor dan dia juga terlahir dari keluarga yang mencukupi,tapi mereka semua selalu sederhana dan mereka selalu rukun. Pemuda ini sudah mempunyai usaha kecil2an yang dia rintis sendi...