Aku baru saja mendarat di bandara Heathrow. Aku baru kembali dari Jerman untuk melanjutkan kuliah S2 ku di salah satu Universitas negeri disana.
Aku langsung keluar dan segera berdiri ditempat orang-orang menunggu jemputannya saat tiba-tiba aku menangkap wajah seorang pria yang terlihat familiar sedang berdiri tak jauh dariku sambil memegang ponsel.
"Hey," sapaku, lalu kedua mata berwarna biru laut itu menatap langsung ke mataku yang berwarna hitam. "Kau Lambert, bukan?"
"Louis." Ia mengoreksi, lalu kembali menatap ponselnya.
"Oh, ya, Louis Tomlinson, eh? Apa kabar?"
Ia langsung berhenti bermain dengan ponselnya. "Aku baik, kau sendiri?"
"Baik,"
"Kau sedang apa disana?"
"Aku sedang menunggu tunanganku untuk menjemput." ucapku lalu menunjukkannya tangan kiriku yang sekarang terdapat sebuah cincin indah berbentuk hati yang mempunyai pasangannya di jari manisku.
"Oh ya? Wow, aku turut senang denganmu. Aku juga sudah tunangan," jawabnya lalu mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkan cincin yang ada di jari manisnya. "Oh, lihat! Aku tidak tau kalau cincin kita ternyata kembar."
Aku pun tersenyum lalu berjalan mendekat kearahnya. "I miss you, Linson."
Iapun membalas pelukanku. "Aku hampir saja menyusulimu ke Jerman karna sudah tidak tahan ingin bertemu."
Aku melepas pelukannya, lalu menjinjit untuk bisa meraih bibirnya yang sudah lama tidak ku kecup.
"Get a room, you two!" Ucap suara serak yang berhasil mengganggu momenku. "Akan ku angkat barang-barangmu ke bagasi, Tal. Sana masuk." lanjutnya.
Aku pun menurut. Oh, ya, aku dan Louis sudah bertunangan dan akan segera melakukan pernikahan lima hari lagi. Dan sekarang aku sudah berada di mobil Liam, sedangkan Harry dan Louis menaikkan barang-barangku kedalam bagasi.
"Gak nyangka ya, ternyata berkat ide gue yang cemerlang ini, lo sama Louis akhirnya punya happy ending."
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Liam. "Apa kabar denganmu dan Danielle?"
"Perfect." ucapnya, aku bisa melihat matanya yang tersenyum lewat kaca spion tengah mobilnya.
Oh, lagi-lagi aku lupa. Liam sudah kembali lagi bersama Danielle disaat aku pergi ke Jerman. Penyebab putusnya dia dan Sophia, tidak ada yang tau. Dan Harry, entahlah. Ia masih senang berkelana mencari 'the one'-nya. Meskipun aku tau, akhir-akhir ini ia sedang dekat dengan seorang jurnalis cantik bernama Charly.
Louis dan Harry pun sudah masuk kembali kedalam mobil. "Yok jalan!"
Dan Liam pun langsung melajukan mobilnya.
"Eh, eh, kita kan udah lama nih gak ngumpul, dan pasti bakal lebih susah kedepannya buat ngumpul lagi. Gimana kalo kita main sekarang?" ucap Harry memecah keheningan.
"Yok, main apa?" balasku semangat. Sudah lama sekali rasanya aku berkumpul bersama mereka seperti ini.
"Gimana kalo Truth or Dare?" usul Liam yang langsung melirikku lewat spion tengahnya lalu tersenyum miring.
"Okay, gue yang mulai ya," tukas Louis, sambil melirikku dan tersenyum. Oh! Aku tau apa yang sedang ia dan Liam pikirkan.
Akupun tersenyum mengangguk, lalu akhirnya Louis melanjutkan pertanyaannya.
"Harry, Truth or Dare?"
"Hm, aku pilih Truth!"
Lalu aku bisa merasakan mata Liam tersenyum lebar menatapku dan Louis yang juga tersenyum puas.
--*The End*--
Update lg karna geregetan pgn nuntasin gt:") hehehe.
7 DAYS IS OFFICIALLY OVAAAAAAAAAAAAAAA
Oh, ya, FYI epilog ini terinspirasi dari ending di film "What If" starring Daniel Radcliffe & Zoe Kazan [sumpah endingnya lucu lebih lucu dari yang gue buat dan ceritanya juga bagus:")]
THANK YOU READERS Q YANG SETIA BACA SHORT FANFIC INI. KALIAN LUAR BIASA!:")
Maaf kalo selama di cerita banyak typo, sesungguhnya nulis cerita ini cuma dlm waktu sehari (26des) tapi nge-postnya ampe berhari-hari :))
Makasih jugaa buat yang udah vomment(s) [!!!]
Sekali lagi makasih byk yaa! Sampai jumpa di fanfic (atau mungkin teenfic) selanjutnya :)))
-al x
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days // l.t
Fanfiction❝H-1❞ ❝Apa?❞ ❝Semuanya berakhir.❞ © 2014 by PotterTube All rights reserved.