Setelah mandi pagi, aku dan noona-noona dibawa kedua orang tuaku ke sebuah tempat yang besaar sekali. Banyak suara bising disini. Banyak orang berlalu lalang juga disini. Tempat yang sangat aneh (menurutku).
Aku merasa bingung sekali, jadi sepanjang jalan aku selalu menempel ke eomma. Eomma pun sesekali menggendongku.
Barang-barang kami dimasukkan ke mesin yang berjalan. Karena penasaran, aku bertanya ke eomma,
"Eomma, mesin berjalan itu untuk apa ya?"
"Oh, itu untuk memindahkan barang-barang kita ke bagasi."
Aku hanya manggut-manggut.
Tak lama kemudian, kami masuk ke sebuah ruangan dingin dan memuat banyak kursi yang terdiri atas dua banjar di sisi kanan dan kiri. Saat pertama kali kulihat, tempat ini futuristik sekali. Aku duduk di sisi kanan bersama dengan eomma. Saat kulihat ke jendela yang tepat di sebelah tempat dudukku, aku melihat beberapa petugas sibuk mempersiapkan penerbangan yang tinggal sebentar lagi.
5 menit, 10 menit, 15 menit kemudian, aku merasa seperti melayang. Bagi anak seusiaku, mungkin ini adalah pengalaman yang fantastic. Namun aku merasa ini pengalaman yang cukup 'mengerikan'. Tiba-tiba, kepalaku pusing sekali. Telingaku mendengar suara denging yang keras sekali. Aku yang mulai tidak nyaman langsung menangis keras. Eomma bingung dan menyodorkanku sebotol susu untuk menenangkanku.
Kupikir ini akan berlangsung cepat, ternyata tidak. Butuh waktu berjam-jam untuk merasakan bencana ini. Owh, rasanya capek sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Korea Reomit: Fate in Malang
FanfictionAku Jang Hansol. Kalian pasti mengenalku sebagai "orang Korea yang medok". Namun, ada perjalanan panjang yang mencetakku untuk menjadi medok. Bagaimana ceritaku? Baca saja di Korea Reomit: Fate in Malang, novel yang terinspirasi dari kisah hidupku...