Pulang Sekolah

29 9 1
                                    

Di tempat parkiran Aku menemukan ban mobilku kempes. Hari ini Aku merasa sangat sial, Aku memutuskan memesan ojek online dari ponselku, Aku mengambil ponselku yang berada ditas dan mulai memesan ojek. namun tiba-tiba dari arah belakang seseorang menarik ponselku, Aku berbalik tepat dihadapanku Reynal berdiri dan tersenyum. Mengapa Reynal selalu tersenyum kepadaku?senyum yang membuatku kesal.

"Kempes?biar gua yang antarin lo pulang." Reynal tersenyum.

"Ck, ini semua pasti kerjaan lo."

"Tepat skali, kamu sangat pintar sayang."

Mendengar ucapannya rasanya aku ingin menendangnya.

"Mukanya biasa aja, ini semua bukan kerjaan gua sih, lebih tepatnya kerjaan Alfa dan Rian." Reynal menjelaskan.

"YANG DIPERINTAH LO."Sambungku penuh penekanan. Aku dapat melihat Reynal tertawa.

"Ayo, gua antar lo pulang."Ucap Reynal menarik tanganku kearah motornya.

Aku memberontak tapi semuanya sia sia tenaga Reynal jauh lebih kuat dibanding Aku. Tepat didepan motornya Reynal melepaskan tanganku, Reynal naik kemotornya dan menyuruh Aku untuk naik tapi Aku hanya diam.

"Ra, naikk."

"Gua bisa pulang sendiri."

"Naik Ra."

"Ga."

"Naik."

"Ga."

"Naik."

"Gua bilang ga yah ga, gua bisa pulang sendiri Reynall!!" Reynal tersenyum.

"Ponsel lo ada di gua. Lo naik sekarang."

"REYNAL SIALAN." Ucapku dan mulai naik keatas motornya, Reynal hanya terkekeh.

****
Diperjalanan obrolan kami hanya sebatas Aku menunjukkan jalan kerumahku, selain itu hanya ada suara kendaraan. Selang beberapa menit motor Reynal sampai tepat di depan rumahku. Aku turun dari motor Reynal tanpa mengatakan sepatah katapun, baru saja melangkahkan tiba tiba tangan Reynal menahanku, Aku menatap Reynal kesal sedangkan Reynal hanya tersenyum.

"Kenapa lagi?"

"Apayahh? Kalau habiss dibantu orang ngomong apayahh??"Ucap Reynal seakan akan berpikir.

Aku memutar bola mataku malas.

"Makasih."Reynal tersenyum.

"Apa lagi Rey?"Reynal menaikkan satu alisnya.

"Apannya?"

"Tangan gua lepasin."Rey melepaskan tanganku dan tersenyum.

"Maaf"

Aku memutuskan berbalik dan berjalan masuk kerumahku, sebelum menutup pagar Aku mendengar suara motor Reynal yang mulai menjauh dari rumahku, artinya Reynal sudah pergi akhirnya Aku dapat bernafas legah.

Baru saja Aku membuka pintu suara pecahan menyambut kehadiranku, dan sudah kupastikan pasti terjadi pertengkaran dari kedua orangtuaku.

Prank

Aku berjalan masuk dan mengabaikan mereka yang sedang bertengkar. Aku menaiki tangga dan memutuskan untuk kamarku. Aku berusaha menutup telinga untuk tidak mendengarkan setiap pertengkaran mereka, dan berbagai suara pecahan. Rasanya ingin seperti mereka, Aku ingin setiap pulang Aku disambut oleh senyum mama, dan menyiapkan sarapan untukku. Aku ingin menceritakan hari-hari yang kualami disekolah, dan Aku ingin melakukan banyak hal dengan mereka.

Tapi semua kenyataan menamparku, semuanya hanya sebuah harapan, harapan yang tak mungkin terkabulkan? tapi Aku berharap suatu saat nanti harapan itu menjadi nyata, bukan hanya sebuah harapan, tapi benar benar tercipta. Terciptanya keharmonisan dari keluarga yang selama ini hilang.

#Bismillah.....
#TYPO BILANG!!!
#MOOH MAAF ATAS SEGALAH KEKURAGAN....

F A R A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang