9. Belanja Bulanan

63 40 21
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ya readerskuh yang budiman

Happy Reading!

"Hahhhh" Suara helaan nafas dari seorang laki-laki bernama Ares. Ia sedang dihadapkan dengan Ibundanya, Venus Laguel yang menyuruhnya untuk belanja bulanan.

"Gak usah hahhh, huhh, heehhh. Yang makan juga kan kamu nantinya." Omel sang Ibunda Venus.

"Ara mana?" Ucap Ares ingin berkilah dari suruhan Venus.

Venus menatap putra keduanya dengan sinis. "Udah digondol sama Rendra pagi-pagi tadi. Katanya mau diajak maen layangan."

Ares bergumam mengatai Rendra dengan suara yang sangat minim dan wajah datar yang selalu terpasang. Meskipun begitu Venus tetap mendengarnya.

"Enggak usah ngetoxic-in orang. Yang bunda suruh itu kamu, Attharezka Rezvan Rasendriya Putra kedua Keluarga Rasendriya!" Tegas Venus tak terbantahkan.

Ares yang memang keturunan keras kepala seperti Ayahnya, Ya pastilah ia tetap membantah meskipun Bundanya sudah mengeluarkan tanduk evil.

"Kenapa gak bunda aja? Kan biasanya juga bunda." Kilah Ares.

Sabar, inget dia anak kamu. Gumam  dalam hati. Venus memaksakan untuk tersenyum.

"Belanja? Atau Bunda bakar Si Cantik heumm?" Ancam Venus dengan senyum manis.

"Belanja Bun, Ares pergi. Assalamualaikum." Ares dengan cepat menyalami tangan Venus, lalu berbalik badan keluar dari pintu. Ares tidak akan macam-macam jika sudah berhubungan dengan Si Cantik, Motor ninja merah darah kesayangannya.

"Huhhh! Punya anak gitu amat, gak pekaan. Orangtuanya mau pacaran aja susah." Ucap Venus lalu pergi ke ruang tamu untuk nonton berdua bersama sang Suami.

●●●

Di lain tempat, lebih tepatnya di kediaman Syasya. Syasya sudah terlihat rapi dan cantik dengan pakaian casual. T-shirt berlengan panjang dengan motif garis horizontal hitam-putih dipadukan dengan celana kain hitam metalic dan sepatu converse hitam.

Syasya juga menggunakan kupluk abu-abu sebagai pelengkap OOTD yang ia gunakan. Namun ia tak membawa tas dengan alasan lagi mager and gak mau ribet. Jadi ia hanya membawa satu buah black card dan ponselnya.

Syasya berniat untuk check up rutin seperti biasanya. Ia sudah tinggal memesan ojol dan cusss... pergi menuju rumah sakit. Syasya mengeluarkan ponsel berlogo merek negeri asalnya dari dalam saku celananya.

Tapi tiba-tiba Aquila datang mengejutkannya. "Sya!"

Syasya terlonjak kaget karena ulah kakak satu-satunya itu. Ia mengelus dadanya dan berucap istigfar untuk menetralkan irama jantungnya.

"Lu ngapain sih, Unn?"

"Hehehe, kaget yah Mian. Tante Anne tadi bilang, lo perginya nanti siangan aja jam 2 atau jam 3-an."

Syasya melongo mendengar ucapan kakaknya itu. "Kok lo baru bilang sekarang sehhh?! Gue udah cakep, cantik begini. Ahhh! Lo mah Unn, tau gitu gue mandiin Ganteng tadi. HUHHH!"

"Mianheee Deongsaeng-ie. (Maaf ya Adikku)" Aquila menampilkan senyum pepsodent.

"BODOAMAT!" Syasya balik badan masuk kembali ke dalam rumah dengan menghentak-hentakan kaki, kesal.

Serendipity [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang